NBA akan memasuki jeda kompetisi musim 2020-2021. Semua tim akan beristirahat mulai 4 hingga 10 Maret mendatang. Tapi ada beberapa pemain yang harus tampil di acara All-Star, di Atlanta. Namun, jeda kompetisi justru membuat NBA bekerja lebih keras dari biasanya. Mereka harus memastikan lebih dari 450 pemainnya tidak terinveksi virus korona.
Jelas ini menyulitkan NBA. Karena para pemain dikarantina sejak 1 Desember 2020 hingga sekarang. Gerak-gerik mereka diawasi, pergerakan dan pergaulan dibatasi. Kini mereka punya waktu seminggu untuk melonggarkan otot dan syaraf yang kaku. Tapi bagi NBA, mereka justru khawatir dengan kondisi tersebut.
Menurut analisa Tim Reynolds dari Associated Press, risiko penularan Covid-19 di Amerika Serikat masih tinggi. Sementara pemain ingin bepergian ke luar kota untuk berlibur. Miami bakal jadi salah satu tujuan favorit para pemain NBA. Mereka akan bersenang-senang menikmati udara panas. Karena cuaca di beberapa kota sedang tidak bagus. Ada pula yang berencana pergi ke Las Vegas, lalu naik yacht, atau pulang ke rumah untuk bertemu keluarga selama libur kompetisi.
Ternyata, para pemain tidak bisa bebas begitu saja. Kabarnya, NBA tetap memberikan kewajiban kepada para pemain untuk menyempatkan waktu melakukan tes Covid-19 setiap hari. Mereka bisa pergi ke fasilitas kesehatan yang disediakan tim-tim NBA. Namun bila mereka berada di rumah, tim NBA akan memberikan alat tes sendiri, agar mereka bisa melakukannya di rumah.
NBA tidak khawatir dengan All-Star 2021. Karena, para pemain yang akan tampil di Atlanta, diperlakukan sama seperti di gelembung Orlando, tahun lalu. Tinggal di hotel yang diisolasi, tidak diberi izin untuk mengadakan acara di luar jadwal, dan mendapatkan pengawasan ketat ketika menerima tamu.
"Kami tahu bagaimana membuat gelembung itu berfungsi dengan baik. Jadi kami tidak khawatir dengan pemain yang ada di Atlanta," kata Adam Silver selaku Komisaris NBA.
Justru masalah bisa datang dari lebih dari 450 pemain yang tidak ikut tampil di All-Star. Kemungkinan para pemain tersebut pergi ke pusat hiburan, makan di restoran yang ramai. Ini bisa jadi masalah besar bagi NBA. Karena, ketika ada pemain yang terpapar Covid-19, bukan hanya merugikan tim saja, namun juga membuat jadwal liga berantakan. Kabarnya, NBA sudah siap dengan risiko yang bakal mereka terima saat membuat jeda kompetisi.
"Tidak ada pemain yang bebas dari risiko penularan," kata Silver.
Berkaca dari aturan NBA, seorang pemain yang dinyatakan positif Covid-19 akan menjalani karantina sekitar tiga minggu. Bila dihubungkan dengan jadwal pertandingan musim ini, maka pemain tersebut bisa absen 10 pertandingan, bahkan lebih.
NBA sendiri sudah punya pengalaman dengan hal tersebut. Sebelum liga dimulai, atau saat pemain tanpa pengawasan ketat, ada 48 pemain yang positif Covid-19. Kemudian, turun seiring bergulirnya liga. Tetapi saat Natal dan Tahun Baru, jumlah pemain yang positif meningkat lagi. Jadi bisa disimpulkan bahwa setelah jeda kompetisi nanti bakal ada peningkatan jumlah pemain yang positif.
"Saya pikir dengan pengalaman yang sudah mereka lalui, para pemain seharusnya lebih waspada. Mereka harus mematuhi protokol kesehatan dengan baik, agar tidak merugikan diri sendiri dan tim," kata kepala pelatih Miami Heat, Erik Spoelstra.
NBA 2020-2021 paruh pertama akan ditutup pada Kamis malam, 4 Maret, waktu Amerika Serikat. Laga antara Portland Trail Blazers melawan Sacramento Kings jadi penutup paruh pertama. (tor)
Foto: CBS 17