Yuta Watanabe bermain selama 24 menit pada pertandingan melawan Sacramento Kings, Jumat malam, waktu Amerika Serikat. Meski timnya kalah, Watanabe mampu mencetak 12 poin dengan rincian akurasi tembakan 4 dari 5 percobaan, termasuk 2 dari 3 tripoin. Dia juga menambahkan enam rebound, dua assist, dan dua steal. Watanabe dianggap solusi cerdas dari tim Toronto Raptors di tengah situasi pandemi dan badai cedera. Sebaliknya, Watanabe memanfaatkan panggung ini untuk menunjukkan kemampuannya.

Watanabe masuk lini kedua Raptors setelah Norman Powel dan OG Anunoby absen. Powel cedera paha depan, sedangkan Anunoby cedera betis. Tetapi dia berhasil memberikan kontribusi besar pada pertandingan tersebut. Watanabe jelas akan tersingkir dari lini kedua setelah kedua pemain sembuh. Namun setidaknya, untuk saat ini Watanabe berhasil membuat kepala pelatih Nick Nurse memberinya waktu bermain yang banyak.

Pemain asal Yokohama, Jepang tersebut sudah menjadi anggota tim Memphis Grizzlies selama dua musim (2018-2020). Dia bolak-balik antara NBA G League (Memphis Hustle) dan Grizzlies. Kemudian pada tahun 2020, Watanabe bergabung dengan Toronto Raptors dan bermain di NBA G-League dengan Raptors 905.

Raptors mengundangnya ke kamp pelatihan bulan Desember lalu. Tim ini memang sudah terbiasa melakukan rotasi pemain dari tim utama dengan tim NBA G-League miliknya. Watanabe dianggap sudah siap naik kelas. Sebab dalam 22 pertandingannya di G League musim lalu, dia mencetak rata-rata 17,2 poin, 6,0 rebound, dan 1,9 assist.

Namun Watanabe bisa beradaptasi dengan tim utama Raptors. Kepala pelatih Nick Nurse sebelumnya pernah mengatakan, dirinya akan mencari pemain yang bersedia mengangkat tangan mereka saat bertahan, ternyata Watanabe melakukan hal tersebut.

"Saya seorang pekerja keras, saya selalu siap untuk pertandingan," kata Watanabe, kepada Vivek Jacob dari Complex Canada. "Tidak peduli saya bermain atau tidak, saya selalu siap. Ketika saya duduk di bangku, saya selalu fokus, selalu tahu apa yang terjadi, dan saya telah melakukan ini sejak tahun pertama saya."

Ini merupakan kesempatan langka bagi pemain berusia 26 tahun tersebut. Karena Watanabe sudah masuk tahun ketiga untuk kontrak dua arah (NBA dan NBA G-League). Jadi ini tahun terakhir baginya untuk naik kelas di NBA, atau terkubur selamanya di G-League. Dia tahu kesempatan seperti ini tidak datang dua kali.

Karena ketidakpastian liga dengan adanya pandemi Covid-19, maka tim NBA dapat memasukkan pemain dengan kontrak dua arah hingga 50 pertandingan pada musim 2020-2021. Dalam kondisi normal, pemain kontrak dua arah hanya bisa bermain di tim utama NBA selama 45 hari saja. Maka ini jadi kesempatan emas bagi Watanabe untuk menunjukkan diri dan kontestan lain. Setidaknya bila Raptors tidak memperpanjang kontraknya musim depan, dia bisa menawarkan diri ke tim lain.

Pertanyaannya sekarang, apakah Watanabe benar-benar solusi yang cerdas bagi tim Raptors saat ini?

Meski masih terlalu dini untuk membahas hal tersebut, namun setidaknya ada data-data yang menarik seputar Watanabe. Pertama, Raptors menjadi tim yang lebih baik dalam bertahan ketika Watanabe bermain. Raptors menahan lawan dengan 103,1 poin per 100 possession bersama Watanabe, dan menyerah 110,1 poin per 100 possession tanpa Watanabe.

Raptors saat ini merupakan salah satu tim dengan defensive rebound terburuk di liga. Menurut NBA Stats, Raptors rata-rata hanya mencetak 33,1 defensive rebound per game yang menempati peringkat ke-27 di liga, dan memegang persentase defensive rebound 71,8 persen (peringkat ke-25).

Watanabe bisa menjadi jawaban atas persoalan tersebut. Dia punya persentase defensive rebound 21,8 persen, yang menempati urutan pertama dalam tim Raptors. Watanabe lebih baik dari Aron Baynes yanag mencetak persentase defensive rebound 20,9 persen.

Watanabe mampu memanfaatkan kesempatan yang diberikan padanya. Saat Raptors tertatih-tatih karena hanya menang dua kali dari 10 pertandingan pertamanya, Nick Nurse mulai memasukkan Watanabe dalam skenario rotasi pemain. Nurse menilai Watanabe bukan sekadar memiliki pengalaman, tapi dia punya pengetahuan yang bagus tentang bola basket. Dia bisa menunjukkan dasar-dasar permainan bola basket yang luar biasa, serta mampu meminimalkan kesalahan.

"Itulah Yuta. Dia selalu memberi usaha maksimal dalam setiap pertandingan. Tidak pernah berhenti berlari, dia selalu ada saat rebound," kata Nick Nurse. "Dia memang memiliki tidak banyak membuat poin. Tapi dia tahu kapan harus membuat poin. Saya suka energinya."

Bagi Watanabe, fokus dan tekad sudah membawa hingga sampai ke titik ini. Dia berharap itulah yang terus membantu mempertahankan tren positif Raptors hingga akhir musim nanti.

"Saya tahu teman dan keluarga saya sangat bahagia," kata Watanabe. "Saya merasa banyak orang di Jepang juga bahagia. Saya harus terus bermain keras dan tetap percaya pada diri sendiri. Saya berharap lebih banyak orang menonton permainan saya."

Kehadiran Watanabe tidak hanya penting bagi Raptors. Tapi juga memberi dampak pada pasar NBA di negara asalnya, Jepang. Raptors sudah pernah bermain di Tokyo, satu setengah tahun lalu. Penggemar Raptors di Jepang terus meningkat, dan kini makin besar setelah kehadiran Watanabe. Tim Raptors menyatakan kini mereka melayani banyak permintaan wawancara dari media Jepang. Selain Raptors, tim Washington Wizards juga mendapatkan permintaan yang sama. Wizards punya salah satu bintang masa depan Jepang, Rui Hachimura. (tor)

Foto: nba.com.ca

Populer

Scotty Pippen Jr. Bangkitkan Memori Sang Ayah di Chicago
Kevin Durant Absen dari NBA All-Star 2021
Bergaya dengan Sepatu Bola adidas
Surabaya Fever Juara Srikandi Cup 2017-2018 Seri 3 Jakarta
Karl-Anthony Towns Dikabarkan Tak Nyaman di Timberwolves
Marcell Bonfil, Dominasi Sinlui dan Menjadi Pemain SMA Terbaik di Indonesia
Lepas Empat Pemain, Lakers Daftarkan 15 Pemain di Pembukaan Musim
SGA Berhasil Mengembalikan Popularitas Converse di NBA
50 Poin LaMelo Ball Tidak Berarti Dihadapan Bucks
Wemby Kembali, Spurs Menggilas Warriors