Blake Griffin pernah jadi ikon LA Clippers di awal kariernya. Namun kini Griffin menikmati kedewasaan bersama Detroit Pistons. Sebagai pemain, Griffin punya prestasi yang bagus. Tetapi Griffin merasa belum lengkap tanpa cincin juara NBA di jarinya. Musim depan, dia ingin mencari tim yang punya kans juara.
Blake Griffin diambil Clippers dari NBA Draft 2009. Tetapi dia baru bermain di musim reguler 2010-2011 karena cedera lutut. Cedera ini membawa berkah, karena Griffin langsung diturunkan sebagai starter di musim 2010-2011. Dia mencetak rata-rata 22,5 poin dan 12,1 rebound dalam 82 pertandingan. Griffin dinobatkan sebagai Rookie of the Year 2011.
Griffin pun melewati masa-masa indah bersama Clippers. Dia bisa membawa Clippers sampai ke semifinal konferensi pada playoff 2014 dan 2015. Sampai pada tahun 2017, Griffin menerima kontrak senilai AS$171 juta dari Clippers dengan durasi selama lima tahun. Tapi kontrak itu ibarat buaian mimpi semata. Karena enam bulan kemudian, Clippers mengirimnya ke Detroit Pistons bersama Willie Reed dan Brice Johnson. Clippers waktu itu mendapatkan imbalan Avery Bradley, Tobias Harris, Boban Marjanovic dan beberapa tiket draft. Dari sini, proses pendewasaan Griffin dimulai.
Griffin menyampaikan bahwa Pistons bukan tim yang bisa mewujudkan mimpinya. Oleh sebab itu, dia mengubah pandangan selama bermain di Pistons. Bukan soal menang dan kalah, tetapi membuat Pistons bisa bermain lebih baik di liga. Apalagi sekarang mereka sedang membangun tim baru dengan pondasi pemain muda. Keberadaan Griffin dan Derrick Rose hanya sebagai mentor bagi mereka.
Sementara dilihat dari kondisi fisik, Griffin musim ini belum bisa tampil sempurna. Musim lalu, Griffin menjalani dua kali operasi di lutut kirinya. Dia hanya bermain 18 pertandingan di musim 2019-2020. Piston butuh seorang bintang di dalam dan luar lapangan, tapi jelas bukan Griffin dan Rose.
Musim depan, Griffin memiliki opsi pemain. Itu adalah bagian dari kesepakatannya dengan Clippers di tahun 2017 lalu. Satu tahun kemudian, dia menjadi pemain "free agent". Minggu ini, pemain berusia 31 tahun itu ditanyai tentang masa depannya di Pistons.
"Ini bukan keputusan yang harus saya buat dalam waktu dekat," kata Griffin kepada Sopan Deb dari New York Times. "Banyak hal bisa berubah."
Dari sudut pandang individu, Griffin bukan pemain sembarangan. Dia pernah terpilih menjadi NBA All-Star enam kali, tiga kali All-NBA Second-Team dua kali All-NBA Third-Team. Namun, dia tetaplah pemain yang ingin merasakan gelar juara NBA.
"Penghargaan individu adalah pencapaian yang baik, tetapi saya ingin juara. Tidak hanya sampai ke final konferensi saja," imbuhnya.
Mendengar penyataan tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa Griffin akan pindah dari Pistons. Sebab klub ini bukan tim favorit juara. Dilihat dari komposisi pemain saja, Pistons belum bisa bersaing di papan atas. Bisa jadi, Griffin tidak akan memakai opsi pemain. Tapi bisa juga dia tetap di Pistons untuk menghabiskan kontraknya dan masuk ke bursa pemain "free agent" pada tahun 2022. (tor)
Foto: Yahoo!Sports