Puas. Begitulah perasaan para penonton yang datang ke DBL Arena Surabaya, Jumat malam (9 Desember 2016). Betapa tidak, mereka disuguhi laga yang luar biasa. Big Match antara Pacific Caesar Surabaya dan W88 Aspac Jakarta benar-benar jadi sajian berkualitas. Selain panasnya pertandingan, penonton sangat terhibur dengan aksi-aksi slam dunk.

Ada tujuh aksi slam dunk yang terjadi, empat dari pemain Aspac dan tiga dari pemain Pacific. Kristian Liem dan Anthony Ray Hargrove masing-masing mencetak dua dunk, dan di kubu Pacific dicetak oleh Dior Lowhorn (dua dunk) dan Indra Muhammad. Namun yang paling mengejutkan adalah Pacific berhasil mengalahkan Aspac dengan skor akhir 72-64.

Aspac tampil meyakinkan di awal laga, tapi akhirnya mereka tertinggal 14-21 dari Pacific. Di kuarter kedua, Aspac tampil dominan. Mereka mencetak 29 poin dan berhasil mengambil alih keunggulan dengan skor 43-35.

Selepas turun minum, Aspac masih ada di atas angin dengan memimpin 56-48 di akhir kuarter ketiga. Petaka bagi Aspac terjadi di kuarter keempat. Kombinasi Dior Lowhorn dan Kevin Loiselle membuat Aspac kuwalahan. Mereka berdua mengemas 22 poin dari 24 poin yang dicetak Pacific di kuarter keempat. Mereka berdua benar-benar dominan di kuarter terakhir ini. Pacific pun menang dengan keunggulan delapan poin (72-64).

"Transisi dari defense ke offense kami kurang bagus hari ini, dan semakin buruk di kuarter empat. Ini yang membuat kami kalah," kata Andakara Prastawa Dhyaksa, guard Aspac pasca laga.

Kemenangan Pacific atas Aspac memang cukup mengejutkan. Pasalnya di liga maupun di beberapa turnamen yang diikuti kedua tim, Pacific memang selalu kalah dari Aspac. Bahkan di turnamen Flying Wheel Cup 2016 di Makassar, Aspac unggul tipis 57-56. Namun kali ini berbeda, Pacific tampil dengan big man yang menyabet gelar MVP di Perbasi Cup dan Fying Wheel Cup, Dior Alexandros Lowhorn. Dia dan Kevin Loiselle benar-benar mengubah wajah Pacific. Dior Lowhorn mencetak 27 poin dan 13 rebound, sedangkan Kevin menyumbang 22 poin, 14 rebound dan delapan asis. Sementara itu, Indra Muhammad juga tampil impresif di laga ini dengan 15 poin.

"Saya kira memang peran Lowhorn dan Kevin sangat besar, apalagi bila dilihat dari kualitas pemain lokal kami kalah jauh dengan Aspac," kata kepala pelatih Pacific, Bisih. "Namun yang membuat kami bisa membalik keadaan tadi adalah mengubah defense dari man-to-man ke zone di kuarter keempat. Meski kami sempat kesulitan dan Kevin terlibat ketegangan di lapangan. Saya bilang ke Kevin, sabar, kita sedang mengejar. Akhirnya anak-anak mau patuh dan kami menang."

Apapun faktor kemenangan Pacific yang jelas bahwa tim penghuni dasar klasemen itu sukses menumbangkan salah satu raksasa basket Indonesia. Pacific dan Aspac setidaknya sudah bertemu sebanyak 15 kali di liga baik NBL Indonesia dan IBL (terhitung sejak Pacific bergabung dengan NBL Indonesia musim 2011-2012). Semua pertandingan dimenangkan oleh Aspac. Bahkan di turnamen terbuka seperti Perbasi Cup dan Flying Wheel Cup, Pacific kalah. Artinya bila di total, Pacific kalah 17 kali. Namun mereka berhasil mencatatkan sejarah dengan mengalahkan Aspac di Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2016.

Foto: Dite Surendra

Komentar