"Bird Shoes. Magic Shoes. Choose Your Weapon."

Itulah slogan iklan Converse di tahun 1986. Iklan tersebut sebagai promosi Converse Weapon, varian sepatu yang dipakai oleh Larry Bird dan Magic Johnson. Kedua bintang legendaris tersebut tidak hanya bersaing untuk menjadi yang terbaik di lapangan basket saja. Mereka juga terlibat persaingan sebagai duta terbaik bagi Converse. Penguasa pasar alas kaki basket sebelum era Nike dan Michael Jordan muncul.

Converse sudah menjadi raja alas kaki basket sejak tahun 1917, atau sejak mereka membuat sepatu basket untuk Chuck Taylor. Setelah itu, perusahaan yang berbasis di Massachusetts tersebut mengembangkan berbagai produk hingga tahun 1980-an.

Larry Bird dan Magic Johnson memang bukan duta pertama bagi Converse. Sebelumnya Converse sudah punya Julius "Dr J" Erving, Kevin McHale, dan Isaiah Thomas. Kemudian pada tahun 1979, atau saat Bird dan Johnson menjadi ruki di NBA, Converse menjadikan mereka sebagai duta. Bird awalnya memakai All-Star sebagai salah satu varian Converse untuk dipakai bertanding. Kemudian pada tahun 1980-an, Bird mulai beralih ke Converse Pro Leather yang dibuat khusus untuk Julius Erving.

(Sumber: USA Today)

Persaingan Bird dan Johnson di liga menguntungkan Converse. Penjualan mereka meroket seiring ketatnya persaingan Boston Celtics dan Los Angeles Lakers. Johnson dan Lakers juara NBA tahun 1980, selanjutnya Bird dan Celtics merebut gelar juara NBA 1981. Lalu pada tahun 1982, Johnson kembali mampu membuat Lakers juara.

Pada tahun 1983, keduanya gagal merebut gelar juara. Karena di tahun tersebut duta Converse lainnya, yaitu Julius Erving bersama Philadelphia 76ers yang menjadi juara.

Bird dan Celtics kembali merebut gelar juara NBA pada tahun 1984. Sedangkan Johnson membawa Lakers juara NBA 1985. Sampai di sini, cerita persaingan kedua legenda tersebut belum berakhir. Tetapi bila dilihat dari sisi persaingan sebagai duta Converse, tahun 1985 adalah awal bagian menarik dari cerita ini.

(Sumber: Pinterest)

Converse memutuskan untuk memanfaatkan persaingan sengit Bird dan Johnson. Karena pada tahun 1986 mereka meluncurkan produk bernama Converse Weapon. Ketika Magic Johnson mendengar bahwa dirinya dan Larry Bird dibuatkan sepatu yang sama, maka Johnson menyebut Converse sebagai perusahaan "gila".

Menariknya, Johnson tidak mau melakukan pemotretan dan syuting iklan selain di Los Angeles. Sebaliknya, Bird bersikeras tidak akan muncul dalam iklan Converse bila pengambilan gambar dilakukan di Los Angeles. Akhirnya, iklan tersebut dibuat di French Lick, Indiana. Ini agar Converse bisa mengambil gambar kedua dutanya tersebut. Ketika hari syuting tiba, Bird dan Magic sama-sama ingin menyelesaikan proses pembuatannya dengan cepat. Mereka bahkan tidak berjabat tangan.

(Sumber: YouTube)

Converse saat itu berharap bahwa Bird dan Johnson bisa mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan. Tapi mereka keliru. Pembuatan iklan tersebut melunakkan hubungan Bird dan Johnson. Di saat bersamaan, Nike datang dengan Michael Jordan-nya, yang perlahan menggerus dominasi Converse.

Puncaknya, pada tahun 1992, tepatnya setelah tampil di Olimpiade bersama "The Dream Team", Magic Johnson memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan Converse setelah 12 tahun. Bernard Tagihan dari AP News berhasil menguak fakta-fakta menarik di balik keputusan Johnson. Salah satu komentar Johnson yang menarik adalah ketika dia mengatakan bahwa Converse tidak mau membuat "signature shoes".

Johnson menceritakan bahwa Converse hanya percaya bahwa duta, iklan, dan pemasaran adalah kunci penjualan sepatu. Tapi Johnson menyebut itu sebagai kesalahan besar. Johnson menemukan fakta bahwa di komunitas basket, Converse Pro Leather saat itu dikenal dengan sebutan Converse "Doc's". Dari situ, Johnson mendesak Converse untuk membuat sepatu dengan nama pemakainya. Johnson sudah menyadari tentang ide pembuatan signature shoes untuk pemain basket. Tetapi ide tersebut tidak pernah didengarkan oleh Converse.

Sampai akhirnya Nike membuktikan bahwa langkah promosi yang diambil Converse salah besar. Nike membuatkan Michael Jordan signature shoes dan sukses besar. Setelah Johnson melontarkan penyataan tersebut, selang beberapa hari, Larry Bird juga ikut pergi dari Converse.

"Mereka (Converse) bosan saya terus mengeluh, dan saya lelah karena mereka tidak pernah mendengarkan saya," ungkap Magic Johnson, seperti dikutip dari AP News.

Sejak saat itu, popularitas Converse menyusut. Pada tahun 2003, Converse dibeli oleh Nike seharga AS$309 juta. (tor)

Foto: USA Today

Populer

Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas