Stan Van Gundy menggantikan Alvin Gentry, yang dipecat pada bulan Agustus lalu, setelah memimpin New Orleans Pelicans selama lima musim terakhir. Di NBA 2019-2020, Pelicans mencetak rekor 30-42 dan gagal ke playoff dua musim beruntun. Kali ini Van Gundy dipercaya menangani bakat muda Pelicans lebih disiplin dan tangguh.

Van Gundy melakukan wawancara pertamanya sebagai kepala pelatih Pelicans dengan awak media secara virtual pada hari Selasa, 27 Oktober waktu setempat. Van Gundy berbicara banyak tentang rencananya membangun tim yang lebih hebat dengan modal pemain muda.

Sebelum Van Gundy berbicara tentang rencananya, David Griffin selaku wakil presiden eksekutif bola basket Pelicans mengungkapkan alasannya memilih Van Gundy jadi pelatih baru Zion Williamson dan kawan-kawan. Griffin menyatakan bahwa dari data yang dia dapat, Van Gundy mampu membuat tim asuhannya mencapai peringkat 10 besar di NBA dalam hal pertahanan (defense). Lalu, dia berpengalaman menangani tim hebat seperti Miami Heat (2003-2006), Orlando Magic (2007-2012), dan Detroit Pistons (2014-2018).

"Van Gundy punya reputasi yang baik. Dia sudah 22 tahun di kepelatihan bola basket, termasuk 12 tahun menjabat sebagai kepala pelatih. Selama kariernya, Van Gundy memenangkan hampir 66 persen gim di Orlando Magic, dan lebih dari 60 persen di Miami Heat, serta mencetak rekor 50 persen kemenangan playoff. Benar-benar prestasi yang menjanjikan," kata Griffin, dikutip dari nba.com. "Jadi kami tidak perlu bukti lain lagi. Prestasi tersebut sudah cukup meyakinkan bagi kami. Tetapi yang lebih penting bagi kami saat ini adalah pelatih yang bisa merangkap sebagai guru untuk membangun tim kami, yang mayoritas berisi pemain muda."

Van Gundy mulai mengidentifikasi aset Pelicans musim ini. Ada dua pemain yang dianggap bisa membawa Pelicans tampil lebih kompetitif musim depan. Mereka adalah Brandon Ingram dan Zion Williamson.

"Kami punya dua pemain muda paling unik di liga. Pertama, Brandon Ingram, yang merupakan Most Improved Player NBA 2019-2020. Dia pemain yang punya tinggi badan, namun bermain seperti garda utama (point guard). Ingram bisa bergerak dengan bebas dan mencetak poin dari segala arah. Kemudian ada Zion. Dia punya cara bermain yang unik. Zion belum mengeluarkan seluruh kemampuannya karena cedera. Jadi saya harus memastikan kondisinya seratus persen," kata Van Gundy.

Van Gundy juga melihat potensi besar dari seorang Lonzo Ball. Menurutnya, Lonzo adalah pemain yang tepat untuk memimpin serangan Pelicans. Tidak ada pemain muda di NBA seperti Lonzo, yang bisa memungkinkan tim melakukan serangan cepat sebelum tim lawan membentuk pertahanan sempurna. Langkah besar sudah diambil Lonzo dengan meningkatkan akurasi tembakan tripoin. Itu faktor yang membuat Van Gundy menyukainya.

"Lonzo Ball bagi saya adalah pemain yang cerdas. Butuh sedikit waktu untuk membangun kariernya lebih bagus lagi. Tapi saya pikir, Lonzo sudah tahu tentang hal itu. Seiring berjalan waktu permainannya terus meningkat. Saya akan menempatkan Lonzo sebagai pemimpin tim saat menyerang," ujar Van Gundy.

Lebih jauh, Van Gundy berbicara tentang potensi tim Pelicans musim depan. Van Gundy berpendapat bahwa persaingan Wilayah Barat semakin berat. Ada dua tim Los Angeles, Lakers dan Clippers. Lalu Denver Nuggets, Houston Rockets, Dallas Mavericks, dan Utah Jazz yang tambah berkembang. Berbicara soal data-data statistik Pelicans musim ini, Van Gundy mengatakan masalah Pelicans adalah pertahanan.

"Bagi saya, para pemain harus punya komitmen bahwa bila mereka ingin menang di Wilayah Barat, maka harus jadi tim yang bisa bertahan dengan bagus. Mereka harus meluangkan waktu dan tenaga untuk belajar bertahan lebih baik lagi. Kalau itu bisa dilakukan, maka Pelicans bisa mencetak prestasi lebih tinggi dari sekarang," jelasnya.

Faktanya, Pelicans musim lalu menempati peringkat 21 di liga dalam hal pertahanan (defense rating), peringkat 28 dalam hal poin yang dicetak lawan di area kunci (52,2 poin per gim), peringkat 28 untuk poin fast-break lawan (15,4 poin per gim). Serta peringkat ke 26 dalam hal kesempatan kedua lawan (opponent second change). Semuanya terkait dengan pertahanan yang buruk. Belum lagi, mereka kalah 13 gim beruntun saat Zion Williamson absen karena cedera lutut.

Van Gundy sadar bahwa ada tiga pemain muda di bawah usia 24 tahun yang masuk tim inti. Mereka adalah Williamson, Ingram, dan Ball. Sementara itu, ada pemain veteran J.J. Reddick dan Jrue Holiday yang ditambahkan dalam roster-nya. Menurut Van Gundy itu sudah tepat, hanya saja pemain veteran yang ada sekarang kurang punya wibawa di tim.

"Permainan di NBA sangat berbeda dengan level kampus. Para pemain muda masih jauh dari produk jadi, tidak peduli seberapa bagusnya mereka. Mereka harus diingatkan setiap hari. Sementara kami butuh pemain senior yang bisa mengingatkan mereka di lapangan. Itu perlu di tim kami," katanya.

Menarik untuk melihat apa yang akan dilakukan Van Gundy di jeda kompetisi ini. Bisa jadi Pelicans akan ikut berburu pemain veteran berkualitas di pasar bursa pemain bebas agen musim ini. (tor)

Foto: nba.com/pelicans

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo
Pemain Bintang yang Cedera di Bulan Pertama NBA 2024-2025
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Spurs Raih Dua Kemenangan Beruntun Tanpa Wembanyama 
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas