Pemain Los Angeles Clippers dan Los Angeles Lakers telah memilih untuk keluar dari kompetisi musim 2019-2020. Dengan kata lain, mereka berhenti dari Playoff NBA 2020 di "gelembung" NBA. Itu adalah pilihan kedua tim setelah NBA melakukan survey terhadap sisa kontestan playoff.

Keputusan itu dibuat dalam pertemuan tiga jam, Rabu malam, 26 Agustus 2020 waktu Amerika. Pertemuan ini diikuti oleh perwaikan pemain dari 13 tim yang masih berkompetisi di babak playoff.

Masih belum jelas apakah keputusan ini sudah final atau belum. Namun pemilik klub NBA dijadwalkan bertemu pada Kamis pagi, 27 Agustus waktu setempat. Masih ada kemungkinan bagi tim-tim tersebut untuk bermain kembali, begitu juga dengan Lakers dan Clippers.

Pertemuan hari ini diawali oleh kisruh yang terjadi di Amerika Serikat. Peristiwa penembakan Jacob Blake membuat para pemain memilih boikot dari pertandingan. Milwaukee Bucks yang lebih dulu memutuskan hal ini. Karena Milwaukee punya kedekatan dengan peristiwa tersebut. Imbasnya, dua gim lain yaitu Rockets melawan Thunder, dan Lakers melawan Blazers juga ditunda.

Setelah Bucks akhirnya meninggalkan ruang ganti, sekitar tiga jam kemudian mereka membacakan pernyataan bahwa semua pemain dan pelatih mengadakan pertemuan membahas tentan lanjutan kompetisi. Kabarnya, pertemuan tim Bucks ini juga diikuti oleh anggota keluarga dari Jacob Blake.

Sementara liga juga ingin tahu alasan Bucks membuat keputusan mendadak, tanpa berkonsultasi dengan tim lain di dalam "gelembung ", termasuk Orlando Magic, yang sudah masuk lapangan dan melakukan pemanasa. Tapi justru penyerang Boston Celtics Jaylen Brown mengatakan itu tidak perlu seperti itu dan sepenuhnya mendukung keputusan Bucks, seperti yang dilaporkan Adrian Wojnarowski.

Akhirnya, tim-tim yang tersisa di "gelembung" NBA disurvey. Hasilnya, Lakers dan Clippers sama-sama memilih untuk berhenti dari kompetisi musim ini. Meski belum ada keputusan final, namun berita ini mengejutkan bagi para penggemar mereka.

Meski belum ada penyataan resmi dari liga, tetapi beberapa media sudah melansir berita bahwa tidak ada gim yang dimainkan pada hari Kamis, 27 Agustus nanti. Justru yang ada adalah pertemuan antara pemain, pemilik klub dan liga. Semuanya menunggu hasil pertemuan ini. Apakah liga dilanjutkan lagi, atau berhenti sampai di playoff putaran pertama saja. Sebab, beberapa pemain sudah frustasi dengan apa yang mereka perjuangkan.

Baca Juga: Ancaman Boikot dari Bintang-bintang NBA

Sejak NBA dan Asosiasi Pemain sepakat untuk menciptakan "gelembung" yang sekarang menampung semua orang di Walt Disney World Resort, upaya untuk mengatasi masalah kebrutalan polisi, keadilan sosial, dan ketidaksetaraan rasial dalam masyarakat Amerika Serikat telah menjadi perhatian utama.

Kalimat "Black Lives Matter" dilukis di tiga lapangan yang digunakan untuk bertanding. Lalu, para pemain mengenakan kaus pemanasan dengan tulisan "Black Lives Matter" sebelum setiap pertandingan. Sebagian besar pemain menggunakan salah satu dari serangkaian kata atau frasa yang disepakati untuk mendorong perubahan positif dalam masyarakat.

Baca Juga: NBA Menyetujui 29 Pesan Sosial Untuk Jersei Pemain

Pemilik NBA juga meluncurkan NBA Foundation, bekerjasama dengan dengan NBPA, yang akan meminta 30 pemilik menyumbangkan AS$30 juta setiap tahun selama 10 tahun untuk mendukung kesetaraan ras dan keadilan sosial.

Pelatih, pemain dan wasit berlutut selama lagu kebangsaan sebelum pertandingan dimainkan. Pelatih mengenakan pin bertuliskan "Coaches Against Racial Inequality". Baik pemain maupun pelatih telah secara aktif menggunakan waktu mereka dengan media untuk berbicara tentang masalah keadilan sosial.

Selama pertemuan hari Rabu, banyak hal yang dibahas termasuk NBPA yang menjelaskan implikasi keuangan bila mereka mengakhiri musim. Presiden NBPA sekaligus bintang Thunder Chris Paul menginginkan para pemain bersatu. Mereka ingin menggunakan kesempatan ini dan meminta tanggung jawab polisi terhadap serangkaian peristiwa yang terjadi selama ini. (tor)

Foto: NBA

Komentar