Para pemain NBA tidak suka menu makanan di dalam "gelembung" yang disediakan juru masak Walt Disney World Resort. Kabar ini sudah menyebar sejak para pemain mulai masuk ke Orlando. Jadi, NBA akhirnya memanggil chef Shawn Loving. Juru masak Detroit yang menjadi langganan timnas basket Amerika Serikat.

Chef Shawn Loving adalah ketua departemen Schoolcraft College's Culinary Art program. Ia lulus ujian Master Chef dan bersertifikat Federasi Kuliner Amerika Serikat, serta menjadi salah satu dari 68 Certificate Master Chef (CMC) yang ada di dunia.

Musim panas ini, Loving seharusnya ikut timnas Amerika Serikat ke Tokyo, Jepang. Dirinya bertugas menyiapkan makanan untuk para pemain Amerika Serikat yang berlaga di Olimpiade 2020. Tapi, Olimpiade dibatalkan.

Pada awal Juli lalu, Loving berniat membuka restoran lebih awal. Tetapi dibatalkan karena ada panggilan dari NBA.

"Saya awalnya mendapatkan telepon dari Sean Ford, pejabaT di USA Basketball. Dia mengatakan bahwa NBA tertarik bekerja sama untuk menyediakan makanan di Orlando," kata Loving.

Permintaan NBA langsung disambut oleh Loving.

"Tentu saja," jawab Loving. "Saya ingin membantu. Saya akan melakukan yang terbaik."

Akhirnya Loving merapat ke Orlando. Sekarang Loving dan timnya yang menjalankan dapur di "gelembung" NBA. Ia membuat 120 hingga 140 menu makanan setiap hari untuk para pemain.

Dari Dapur ke Lapangan

Chef Shawn Loving tumbuh di sisi timur Detroit. Juru masak berusia 49 tahun itu bukan seorang pemain basket. Tapi makanan adalah jiwanya.

"Ibuku adalah juru masak yang hebat. Dia selalu membuat makanan rumahan yang enak, dan ayahku berkecimpung di bisnis layanan makanan ketika saya tumbuh dewasa," katanya.

Chef Loving mengubah kesenangannya pada makanan menjadi pekerjaan. Dia sempat memiliki sebuah restoran di Farmington Hills bernama Loving Spoonful. Inilah awal perkenalannya dengan Detroit Pistons. Hubungannya dengan Pistons semakin erat ketika Richard "Rip" Hamilton bergabung dengan tim ini di tahun 2002. Loving menjadi koki pribadinya.

"Saya memasak untuk Rip Hamilton di rumahnya. Sementara saya menjalankan restoran saya sendiri," ujarnya.

Setelah itu, mulai banyak pemain yang datang ke restorannya. Lambat laun, mereka juga meminta Loving jadi koki pribadinya, seperti Chauchey Billups, Ben Wallace, Tayshaun Prince, dan Rasheed Wallace.

Foto keakraban chef Shawn Loving dengan mantan pemain Detroit Pistons Richard "Rip" Hamilton. (Foto: Detroit Free Press) 

"Kemudian, sampai di titik di mana saya mulai memasak makanan untuk penerbangan Roundball One (Pesawat tim Detroit Pistons). Ini berlangsung selama beberapa tahun, termasuk saat Pistons menjadi juara NBA di tahun 2004," ungkapnya.

Dari sana, nama chef Shawn Loving melambung. Hingga dirinya pernah diminta menjadi juru masak Nike saat mereka mengerjakan iklan bersama LeBron James. Jadi Loving memasak untuk James di lokasi pengambilan gambar untuk iklan Nike.

Sementara itu, kedekatannya dengan USA Basketball dimulai sejak Olimpiade 2008 di Beijing, Cina. Ia menjadi koki timnas putra Amerika Serikat. Setelah itu berlanjut di Olimpiade Rio 2016, bahkan sampai ke Piala Dunia 2010 (Turki), 2014 (Spanyol), hingga tahun lalu yaitu Piala Dunia 2019 di Cina.

Kepiting untuk Coach Pop

Pertama kali tiba di Orlando, chef Loving langsung membuat sarapan khusus untuk kepala pelatih San Antonio Spurs Gregg Popovic.

"Coach Pop ada di sini?," ujarnya, menirukan reaksi saat pertama kali tiba di Orlando. "Jadi saya ingin memberikan kejutan dengan mengirim sarapan favoritnya. Saya membuatkan telur dadar kepiting. Coach Pop tahu, dan tiba-tiba menelepon saya. Rasanya menyenangkan membuat orang lain senang."

Chef Loving dan timnya tinggal di Waldorf Astoria Resort di kawasan Disney. Dia menceritakan bagaimana setiap hari dijemput oleh tim untuk masuk ke "gelembung" NBA.

"Jadi sebenarnya ada dua "gelembung". Pertama "gelembung" tempat para pemain. Kami ada di tempat yang bernama "gelembung kuning"," kisahnya. "Kami tidak bisa menggunakan kendaraan umum. Setiap hari, saya dan tim dijemput tiga mobil khusus. Ini sesuai protokol kesehatan NBA."

Chef Loving mengoperasikan dapur NBA dengan sembilan asisten chef dan tiga sous chef. Mereka membuat 120 hingga 140 makanan setiap hari. Tapi bukan makanan biasa, karena makanan itu dibagi beberapa kategori seperti sebelum pertandingan dan makanan setelah pertandingan.

"Makanan sebelum pertadingan berkaitan dengan jumlah kalori, jumlah karbohidrat, dan jumlah protein. Biasanya pada hari tim tersebut bertanding ada menu potongan steak ikan halibut segar dengan mustard dan rempat segar, serta remah-remah di atasnya untuk menambah tekstur. Itu bisa memunculkan tenaga yang kuat saat bertanding," kata chef Loving menceritakan tentang menu di "gelembung".

Dilema Pekerjaan

Chef Shawn Loving sebenarnya punya pekerjaan tetap, yaitu mengajar di Schoolcraft. Tetapi NBA memintanya untuk tidak meninggalkan "gelembung". Atau, bila memang terpaksa, NBA secara khusus mengizinkan chef Loving meninggalkan "gelembung" di akhir pekan, dan kembali di awal pekan. Semuanya demi menu makanan terbaik bagi pemain NBA.

"Saya punya pekerjaan, dan saya harus pulang ke rumah untuk memastikan pekerjaan saya tetap berjalan dengan baik," katanya.

Selain itu, salah satu kesedihan chef Loving di "gelembung" NBA adalah tidak adanya Detroit Pistons. Tetapi dengan nada bercanda, chef Loving mengatakan bahwa dirinya sudah membawa Pistons ke Orlando, yaitu menu-menu makanan yang disukai pemain tim tersebut disajikan untuk pemain 22 tim di "gelembung" NBA. (tor)

Foto: Detroit Free Press

Populer

Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas
Grizzlies Hajar Sixers, Pelatih Taylor Jenkins Pecahkan Rekor Waralaba
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025