IBL 2016 benar-benar jadi musim yang manis bagi Satya Wacana Salatiga. Bertahun-tahun membangun tim yang solid akhirnya mereka bisa memetik hasilnya. Satya Wacana untuk pertama kalinya menembus play off alias babak delapan besar di liga basket Indonesia.
Di samping itu, beberapa gelar individu juga disematkan untuk tim Satya Wacara, seperti Coach Of The Year untuk Efri Meldi, serta dua penghargaan individu yang disabet oleh Firman Dwi Nugroho yakni Most Improved Players dan Defensive Player Of The Year.
Namun, rencana Satya Wacana untuk bisa tampil lebih baik di musim depan akan lebih berat saat Firman Dwi Nugroho memutuskan untuk pergi dari tim ini. Satya Wacana sudah berusaha agar Firman tetap ada di tim asusan Efri Meldi itu.
"Kalau dari kami, saya rasa sudah semaksimal mungkin untuk mempertahankan Firman. Kami menawarkan gaji dan kontrak yang lebih tinggi dari musim sebelumnya. Hanya saja, CLS Knights Surabaya menawarkan kontrak yang lebih tinggi," ucap Efri Meldi. "Anaknya sendiri juga memilih keluar, jadi kami rapatkan dan ambil keputusan bahwa mempersilahkan Firman untuk pindah."
Seperti yang kita tahu bahwa, juara IBL 2016, CLS Knights Surabaya tampaknya sangat tertarik dengan Firman. Sebab penampilannya di musim lalu sangat menawan. Firman mencatatkan 4,00 blok per laga di musim reguler. Sedangkan yang mencolok, ia menduduki top field goals dengan persentase 67 persen.
"Kami sebenarnya punya opsi peminjaman pemain dari CLS Knights, hanya saja setelah dipikir-pikir kami tidak ambil opsi ini karena biayanya tinggi juga."
Hilangnya Firman tentu membuat Satya Wacana harus berbenah. Apalagi, kabarnya Respati Ragil Pamungkas sebagai salah satu ujung tombak juga akan memilih pergi dari Satya Wacana.
"Tahun ini mungkin giliran yang muda-muda dulu saja. Saya juga mengambil beberapa center muda, masih baru lulus SMA. Tapi juga butuh waktu untuk bisa mengejar prestasi musim ini. Saya harap tahun ini Satya Wacana lebih bersabar lagi," ungkap coach Meldi.
Sementara itu, Efri Meldi menyayangkan pihak penyelenggara liga belum memberikan keputusan kapan liga akan bergulir. Ini membuat pelatih kesulitan menentukan tujuan latihan.
"Itulah susahnya, liga saja tanggalnya tak tahu. Tujuan latihan kita ini apa. Kalau IBL sudah ditentukan, maka kita bisa jadwalkan latihan dengan baik. Sekarang kita tidak tahu, pemain saja saya biarkan, mereka mau main di turnamen-turnamen daerah saya biarkan," tutur coach Meldi. "Kami juga bingung, liga belum pasti, mau ancang-ancang untuk beli pemain ya belum bisa.â
Foto : IBL