Berita duka bagi basket tanah air datang sore kemarin. Aria Jabbar Amirmachmud, mantan general manager Garuda Bandung, mengembuskan napas terakhir di Eka Hospital BSD Tangerang.

---

BASKET sulit dilepaskan dari kehidupan Aria. Jauh sebelum bergabung dengan manajemen tim basket, pada era Kobatama dan IBL, dia dikenal pencinta basket sebagai komentator dan pengamat basket.

Sejak 2011, dia dipercaya sebagai general manager Garuda Bandung. Saat itu setiap Garuda bertanding Aria hadir di lapangan. Dia menyaksikan timnya bertanding hampir di setiap seri National Basketball League (NBL) Indonesia dimainkan.

Gayanya khas. Dia mendukung timnya dari samping lapangan dengan begitu energik. Sesekali Aria tidak segan berdiri. Mengacung-acungkan tangan. Berteriak, memprotes keputusan wasit. Di waktu yang lain, dia juga menepuk jidat dengan mimik wajah lemas. Itu terjadi apabila melihat pemain Garuda gagal memanfaatkan peluang mencatat poin.

Memperhatikan Aria menonton pertandingan selalu mengasyikkan. Begitu ekspresif. Menunjukkan dia sangat menikmati pertandingan yang ada di depannya.

Sebagai petinggi klub, dia jauh dari istilah jaim (jaga image). Dia bebas melebur bersama penonton yang lain.

Aria mengembuskan napas terakhir di Eka Hospital BSD Tangerang pada pukul 16.50 kemarin. Dia meninggal pada usia 45 tahun akibat penyakit stroke.

Dia menjabat general manager Garuda sejak 2011 hingga 2015. Dialah sosok di balik bertahannya tim basket kebanggaan Kota Bandung tersebut ketika pada Agustus 2012 mendadak ditinggal sang owner, Andre Mamuaya, yang meninggal akibat kecelakaan.

Dia juga sosok di balik merapatnya Endri Erawan bersama Kukar Sport Mandiri sebagai owner Garuda yang baru waktu itu. Pada awal 2016, Garuda kembali berganti pemilik. Kini Garuda dimiliki Indra Priawan Djokosoetono.

''Kalau tidak ada Pak Aria, mungkin Garuda tidak bisa eksis di liga basket Indonesia hingga saat ini,'' ucap Restaditya Harris, director of finance and administration Garuda Bandung saat ini.

Bagi para pemain Garuda, Aria lebih dari sekadar pengurus. Daniel Wenas dan Diftha Pratama adalah dua pemain yang dikenal dekat dengan dia. "Pertama saya kenal beliau pada 2011,'' ucap Wenas.

Pebasket 24 tahun itu menuturkan, Aria sudah seperti sosok orang tua bagi dirinya dan para pemain Garuda yang lain. Pemain bisa merasa nyaman saat ingin menyampaikan keluh kesah perihal kondisi tim kepada Aria. ''Apa pun kebutuhan tim selalu dia penuhi. Dia sudah seperti ayah bagi kami,'' ucap Wenas. Menurut dia, Aria juga salah satu pertimbangan ketika dirinya memutuskan pindah dari Pelita Jaya ke Garuda Bandung pada 2014.

Hal senada juga dituturkan Diftha. Shooting guard 26 tahun itu mengatakan, Aria adalah sosok yang bisa memotivasi para pemain ketika tim dalam keadaan terpuruk. ''Motivator yang baik,'' ucap Diftha.

Tjetjep Firmansyah, head coach Garuda Bandung di NBL Indonesia 2014-2015, punya pandangan berbeda. Bagi dia, Aria adalah sosok manajer gigih yang mau memperjuangkan segalanya demi tim.

Satu hal yang paling dikenang Tjetjep saat berada di bench Garuda bersama Aria, dirinya pernah ditenangkan Aria ketika emosi dan hendak protes serta melabrak wasit di tengah pertandingan melawan Hang Tuah Sumsel pada seri reguler NBL Indonesia 2014-2015.

''Kalau tidak ditarik sama Aria, ndak tahu juga kejadian apa waktu itu,'' kenang Tjetjep. Kejadian tersebut terjepret kamera fotografer Jawa Pos dan menjadi berita headline pada pagi harinya.

Bagi sesama rekan di manajemen tim, Aria adalah sosok yang mau terus belajar. Manajer Pelita Jaya Ronald Simanjuntak menuturkan bahwa Aria adalah sosok yang ramah. Meski berasal dari klub berbeda, Aria disebut Ronald tidak segan-segan meminta pendapat perihal seluk beluk manajemen tim. ''Dia suka sekali bertukar pikiran,'' ucap Ronald. Selamat Jalan, Aria Jabbar!

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Pelicans Tumbang! Warriors ke Perempat Final NBA Cup 2024
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Mavericks Hantam Nuggets Tanpa Doncic, Peluang NBA Cup Masih Terjaga
James Harden: Setidaknya Ada 2 Gelar Jika Thunder Tidak Menukar Saya
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo
Ruki Jared McCain Jadi Penyelamat Sixers