Berawal dari keresahan melihat pembinaan pemain muda, Tondi Raja Syailendra berangkat menulis buku tentang kepelatihan. Akhirnya pada 25 Juni 2020, diterbitkan sebuah buku elektronik (e-book) berjudul "Basketball Coach Handbook: Menyiapkan Pemain Yunior / Muda Menuju Profesional". Buku ini banyak mengulas tentang program pembinaan bagi pemain muda, serta kiat-kiat membangun karakter mereka.
Tondi Raja Syailendra adalah pelatih muda yang pernah sukses menjadi nakhoda tim Hangtuah di era NBL Indonesia. Di level kampus, dirinya bukan hanya sekadar kepala pelatih, namun juga pembina di Universitas Esa Unggul. Beberapa pemain muda yang kini tampil di liga profesional, pernah merasakan didikan Tondi.
Tondi melihat beberapa masalah tentang pembinaan pemain basket di negeri ini. Pertama, regenerasi pemain muda terlambat. Khususnya untuk masuk ke timnas Indonesia. Tondi melihat, mungkin baru di era Rajko Toroman ini bisa dikatakan pembinaan berjalan, karena mayoritas yang masuk timnas pemain muda.
Persoalan kedua adalah banyak pelatih-pelatih muda, baik itu mantan pemain profesional atau dari latar belakang yang lain, tiba-tiba dengan cepat langsung memegang timnas Indonesia, lebih-lebih di usia muda seperti timnas U16, U18, Pomnas, IBL, Timnas Putri, dan lain-lain.
"Tapi saya mohon maaf. Selama ini saya tidak pernah tahu produk yang dihasilkan oleh mereka. Dengan kata lain, sebelum pelatih-pelatih itu diberi mandat membawa tim yang mewakili nama bangsa dan negara, prestasi mereka seperti apa? Siapa pemain yang pernah dibentuk dari bawah?" katanya.
Dari sisi mentalitas menjadi sorotan ketiga. Begitu para pelatih muda bisa berdiri di atas, mereka seperti lupa diri. Beberapa menganggap remeh pemain yang tidak punya postur atau tinggi badan ideal. Lalu selanjutnya, tidak semua pelatih-pelatih mau membagi ilmu yang dimiliki.
"Kalau untuk ini, ada kesan bahwa pelatih-pelatih di Indonesia terkesan 'pelit' dengan pelatih muda. Jadi kebanyakan pelatih muda membina hanya berdasarkan pengalaman saja. Kurang mau mencari ilmu yang semakin berkembang," lanjut Tondi. "Saya rasa ini juga ada hubungannya dengan federasi. Sebab menurut saya belum ada penduan dari induk cabang olahraga basket, tentang apa yang harus diberikan pelatih muda atau semacam kurikulum. Jadi pelatih-pelatih sekarang orientasinya hanya mencari kemenangan dan juara saja."
Tondi berharap buku ini bisa mengubah paradigma dalam melatih pemain muda. Khususnya bagi para pelatih muda juga. Melatih basket itu bukan sekadar mencari penghasilan tambahan atau ingin terkenal saja. Justru seorang pelatih punya andil besar untuk bisaa membantu pemain ke jenjang yang lebih tinggi.
"Pelatih bagi saya adalah profesi. Dari landasan profesio tersebut pelatih muda diharapkan bisa mencetak, membantu, mengantarkan pemain-pemain untuk bisa bersaing di level atas. Sekali pun pemain tersebut tidak bisa masuk profesional, mereka setidaknya punya harapan untuk mendapatkan pendidikan yang layak melalui jalur prestasi basket," ungkapnya.
Buku yang disusun Tondi bentuknya buku elektronik (e-book). Untuk mendapatkannya cukup mudah, tinggal membeli melalui online. Caranya sudah disediakan di akun instagram pribadi Tondi Raja Syailendra.
Buku ini merupakan karya pertama Tondi. Rencananya, ia akan menyusun buku elektronik lagi tentang Panduan atau Kurikulum untuk Pelatih di Indonesia, khususnya yang menyangkut masalah pembinaan tim nasional. Sebab, Tondi ingin timnas Indonesia punya karakter atau ciri khas dalam bermain yang sesuai dengan kondisi fisik pemain lokal. (tor)
Foto: DBL Indonesia