Pandemi virus korona bisa dibilang menyerang semua sektor kehidupan, apalagi ekonomi. Di titik ini, bisa dibilang semua negara di dunia terkena dampak drastis atas pandemi ini. Pun demikian dengan salah satu liga olahraga terbaik (secara ekonomi) di dunia, NBA. Langkah hiatus yang mereka ambil per 11 Maret lalu telah membuat mereka kehilangan banyak pendapatan.
Yang paling terlihat mata adalah pendapatan tiket. Tanpa pertandingan, maka tidak ada tiket yang dijual. Penjualan tiket otomatis berpengaruh terhadap penjualan makanan dan minuman di stadion serta pernak-pernik tim kesayangan. Sekali lagi, ini baru secara pandangan mata.
Bergeser ke yang tidak tampak mata, NBA memiliki banyak sumber pemasukan lain. Namun, dua sumber pemasukan terbesar mereka adalah hak siar dan iklan. Potensi kerugian NBA jika musim tidak berlanjut mencapai AS$2 milyar. Namun, dengan rencana memulai musim kembali per 30 Juli nanti, maka potensi kerugian tersebut bisa menurun.
Di sisi lain, kerugian NBA juga berarti kerugian juga untuk pihak-pihak di dalamnya, tak lepas juga pemain. Kerugian pemain akan berimbas pada pendapatan mereka tahun ini dan juga potensi nilai kontrak di tahun-tahun selanjutnya. Mantan eksekutif Brooklyn Nets, Bobby Marks, baru saja membeberkan hitung-hitungan kerugian untuk sisi pemain kepada New York Daily News.
“Jika NBA melanjutkan seluruh musim reguler dan playoff, para pemain tetap kehilangan gaji mereka secara keseluruhan sebesar AS$580 juta. Jika NBA tidak melanjutkan musim, jumlah tersebut naik dua kali lipat jadi AS$1,3 milyar,” buka Marks.
Hitung-hitungan ini berdasarkan kesepakatan negosiasi antara asosiasi pemain, liga, dan pemilik tim yang dilakukan berkala yang biasa disebut Collective Bargaining Agreement (CBA). Untuk mempermudah penjelasan, Marks memberikan contoh langsung dengan menghitung potensi kerugian bintang Los Angeles Lakers, LeBron James.
“LeBron akan mendapatkan gaji AS$34,7 juta musim ini. Jika NBA tidak melanjutkan musim, maka ia akan kehilangan AS$13 juta atau hampir sekitar 35 persen dari gajinya. Jika NBA melanjutkan musim sesuai rencana mereka di Orlando, ia hanya akan kehilangan AS$5,5 – 6 juta saja,” tutupnya.
Marks menambahkan, apapun yang terjadi mengenai musim ini, tetap pemain adalah pihak yang paling dirugikan. Gaji mereka akan tetap tergerus jika musim berlanjut dan akan makin buruk jika tidak berlanjut. Jika NBA tidak berlanjut, mereka bisa menyebut ini sebagai force majeure dan memaksakan negosiasi CBA yang baru. Dengan kondisi keuangan yang buruk, maka sekali lagi, pemain-pemain akan berpotensi kehilangan banyak pendapaytan mereka dengan CBA yang baru. (DRMK)
Foto: USA Today