Musim 2018-2019 menjadi musim pertama LeBron James membela Los Angeles Lakers. Usai menghabiskan 15 musim sebelumnya bersama dua organisasi dengan pasar kecil dan menengah, Cleveland Cavaliers dan Miami Heat, LeBron akhirnya pindah ke Lakers yang memiliki pasar besar. Sayangnya, musim perdana LeBron dan Lakers tak berjalan mulus.
Di tengah musim, LeBron mengalami cedera yang memaksanya hanya bermain 55 gim sepanjang musim. Jumlah gim tersebut adalah jumlah gim satu musim terkecil sepanjang kariernya. Lakers yang tak memiliki kedalaman skuad yang cukup tangguh musim lalu akhirnya gagal lolos ke playoff usai hanya finis di urutan ke-10 Wilayah Barat dengan rekor menang-kalah (37-45).
Kegagalan lolos ke playoff ini membuat rekor pribadi LeBron putus. Mundur 13 musim ke belakang, bapak tiga orang anak ini tidak pernah gagal mengantarkan timnya lolos ke playoff. Bahkan, di delapan playoff terakhirnya, LeBron selalu lolos ke final dengan rincian empat bersama Heat dan empat lainnya bersama Cavaliers. Hanya ada empat pemain yang mampu melebihi pencapaian LeBron dan seluruhnya adalah bagian dari Boston Celtics di era kejayaan mereka yang mencapai 10 penampilan final beruntun.
Tak sampai di situ, LeBron juga sangat mendominasi babak playoff NBA seacara statistik. Padahal, sekali lagi ia bukanlah pemain dengan penampilan musim terbanyak di playoff. Secara jumlah gim, LeBron total sudah bermain 239 kali di playoff. Ia berada di urutan keempat pemain dengan gim playoff terbanyak sepanjang masa NBA. Ia hanya kalah dari Robert Horry, Tim Duncan, dan Derek Fisher. Namun, LeBron berpeluang menjadi nomor satu di tahun ini karena jaraknya dengan Fisher yang ada di peringkat satu “hanya” memiliki 259 gim (selisih 20 gim saja).
Meski memiliki jumlah gim yang bukan terbanyak, LeBron ternyata memiliki total menit bermain paling banyak di antara semua pemain NBA yang pernah ada dengan 10.049 menit. LeBron menungguli Tim Duncan di peringkat dua dengan 9.370 menit. Sementara dari pemain yang masih aktif bermain, Kevin Durant berada di belakang LeBron dengan jarak hampir separuhnya, 5.598 menit. Catatan ini juga cukup menunjukkan betapa Cavaliers dan Heat cukup bergantung kepada LeBron.
Berlama-lama di lapangan tidak ada gunannya jika tidak memberikan sumbangsih besar. LeBron menyelaraskan menit bermainnya dengan produktivitas poin yang juga cukup tinggi. LeBron berada di urutan pertama top skor sepanjang masa playoff dengan 6.911 poin melewati Michael Jordan (5.987), Kareem Abdul-Jabbar (5.762), dan Kobe Bryant (5.640). Durant kembali jadi pemain aktif yang berada paling dekat dengan LeBron. Durant memiliki catatan poin 4.043 poin, peringkat 10 secara keseluruhan (termasuk pemain yang sudah pensiun).
Tak hanya mencetak poin, LeBron yang kita kenal sebagai salah satu fasilitator terbaik di NBA sekarang juga cukup mendominasi saat di playoff. Ia berada di urutan ketiga pencetak asis terbanyak dengan 1.687 asis. Dua orang yang mampu mengungguli LeBron sejauh ini adalah John Stockton (1.839) dan Magic Johnson (2.346). Pemain aktif dengan catatan asis terbanyak dengan LeBron adalah rekan satu timnya sekarang, Rajon Rondo dengan 981 asis.
Banyak yang menyebut LeBron bukanlah sosok bertahan yang bagus. Akan tetapi, catatan steal pemain berusia 35 tahun ini cukup berbeda dari pandangan orang. LeBron berada di urutan teratas pencuri bola terbanyak di babak playoff dengan 419 steal. Chris Paul jadi pemain aktif yang terdekat dengan LeBron dengan 222 steal.
Di nomor rebound pun demikian. Catatan 2.122 rebound sepanjang penampilan playoff menempatkan LeBron di urutan keenam pemain dengan rebound terbanyak. Ia kalah dari deretan bigman dominan NBA seperti Kareem Abdul-Jabbar (2.481), Shaquille O’Neal (2.508), Tim Duncan (2.859), Wilt Chamberlain (3.913), dan Bill Russell (4.104). Menariknya, LeBron adalah satu dari dua pemain di 10 besar yang tidak terdaftar sebagai center atau power forward. Satu nama lainnya adalah legenda Lakers, Elgin Baylor, yang duduk di peringkat 10 (1.724).
Secara akurasi, di tembakan gratis (free throw), LeBron memang tak cukup bagus dengan catatan hanya 74,3 persen. Namun, untuk frekuensi, LeBron bisa jemawa. Ia adalah pemain dengan percobaan tembakan gratis terbanyak kedua dengan 2.191 tembakan, hanya kalah dari Shaq dengan 2.317 tembakan. Shaq berada di urutan pertama karena populernya strategi Hack a Shaq di masa lalu. Akurasi LeBron yang tidak cukup tinggi tersebut tetap menempatkannya menjadi pemilik tembakan gratis terbanyak masuk dengan 1.627.
Salah satu statistik LeBron yang mungkin bisa dibilang mengejutkan adalah catatan tripoin masuknya. LeBron berada di urutan keempat sepanjang masa dengan 370 tembakan masuk. Ia hanya berjarak empat tembakan dari Klay Thompson yang ada satu tingkat di atasnya. Di atas mereka berdua, Ray Allen (385) dan Stephen Curry (470) mendominasi. Munculnya nama Curry dan Thompson di daftar ini adalah bukti nyata perubahan besar yang mereka bawa. Keduanya berada di peringkat satu dan tiga hanya dengan total gim playoff 112 (Curry) serta 123 (Thompson).
LeBron bukannya tanpa celah. Pemain yang akrab dengan julukan King James ini memiliki satu catatan minor yakni jumlah kesalahan sendiri (turnover). LeBron membuat 866 turnover, jauh di atas Magic Johnson yang berada di urutan kedua dengan 696 turnover. Ada dua hal yang membuat LeBron memiliki catatan buruk ini. Pertama, jelas adalah jumlah gim dan menit bermainnya yang cukup tinggi. Alasan kedua adalah tingginya penguasaan bola LeBron terbukti dengan catatan USG% yang mencapai 32,2 persen.
Namun, sekali lagi, LeBron bisa menutupi celah ini dengan catatan efektivitas dan produktivitas tembakan keseluruhannya yang cukup cemerlang. Untuk efektivitas tembakan (eFG%), LeBron menorehkan 52,8 persen sedangkan produktivitas (TS%) berada di angka 57,8 persen. Keduanya masih di atas rata-rata liga musim lalu dengan eFG% 52,4 persen dan TS% 56 persen.
Mungkin beberapa dari Anda akan membawa rekor (3-6) LeBron di partai final dan tidak ada yang salah dengan hal itu karena memang begitulah faktanya. Namun, alangkah baiknya Anda juga bisa melihat dari sisi ini, di mana LeBron memang adalah sosok yang sangat dominan untuk NBA utamanya di babak playoff. Rekor menit bermain, poin, dan beberapa catatan di atas sangatlah sulit diraih oleh siapapun.
Gelar juara memang penting, tapi laiknya tinggi badan, itu tidak menggambarkan keseluruhan permainan seseorang. Saat gelar juara menjadi hal utama, maka kita semua tahu bahwa gelar GOAT (Greatest of All Time) akan jatuh kepada Bill Russell. Jika gelar juara adalah gambaran kehebatan seorang pemain, maka Robert Horry adalah pemain yang jauh lebih hebat dari Michael Jordan, Scottie Pippen, Tim Duncan, bahkan Larry Bird. Jika gelar juara adalah acuan utama, maka Steve Kerr dan Ron Harper akan sejajar dengan seorang Kobe Bryant.
LeBron akan kembali memperpanjang pencapaian-pencapaiannya di playoff seiring kepastian lolosnya Lakers ke playoff musim ini. Bersama pemain seperti Anthony Davis, Danny Green, Rajon Rondo, Dwight Howard, hingga Markieff Morris, Lakers digadang-gadang akan melaju jauh. Bahkan, ESPN dan beberapa rumah judi meyakini Lakers akan lolos ke final NBA musim ini.
Namun, di luar posisi unggulan tersebut, satu hal yang pasti adalah waktu LeBron beredar di NBA terus berkurang seiring berjalannya waktu. Ia akan menginjak usia 36 tahun per Desember nanti. Memang, kondisi fisiknya masih tampak prima, tapi ia tidak bisa terus bermain selamanya. Pemain tertua yang tercatat pernah tampil di NBA adalah Nat Hickey di usia 45 tahun 363 hari. Namun, saat itu ia merangkap jabatan sebagai pelatih dan hanya turun bermain di dua gim. LeBron mungkin punya waktu tidak sampai 10 tahun dan rasanya waktunya kita memberikan penghormatan atas pencapaiannya sejauh ini. Dari saya, seorang penggemar Rajon Rondo, bukan LeBron James.
Foto: NBA