CLS Knights Surabaya nyaris membuyarkan kemenangan di pertandingan kedua semifinal Playoff IBL 2016. Sempat unggul 19 poin di kuarter kedua, CLS Knights terkejar. Satria Muda Pertamina Jakarta melalui performa hebat Arki Dikania Wisnu berhasil memaksakan over time.
Menutup kuarter keempat dengan kedudukan 61 sama, CLS Knights menguasai babak over time untuk melenggang ke Final dengan kedudukan 76-70.
Laga kedua semifinal melawan Satria Muda merupakan ujian besar bagi CLS Knights, khususnya kepala pelatih Wahyu W. Jati. Ketakutan yang pernah ia ungkapkan sesaat setelah mengalahkan Satya Wacana Salatiga di putaran pertama terjadi di laga kedua melawan Satria Muda (Baca: Kelemahan CLS Knights). Coach Wahyu alias Coach Cacing mengkhawatirkan rasa percaya diri para pemainnya.
"Sedikit kejadian. Lihat saja, dari unggul 19 poin, pelan-pelan terkejar lalu over time, lalu tertinggal dua poin di awal over time," ungkap Coach Cacing menjawab pertanyaan apakah rasa percaya diri pemain memengaruhi performa yang labil di laga kedua melawan Satria Muda.
"Tapi begini, saya percaya kepada pemain-pemain saya."
Menjelang akhir kuarter kedua, CLS Knights unggul 19 angka, 36-17. Satria Muda pelan dan pasti mulai mengejar di awal kuarter ketiga.
CLS Knights baru menambah dua angka dan Satria Muda empat angka ketika kericuhan antar pemain terjadi.
Bermula dari pelanggaran yang melibatkan point guard Satria Muda Hardianus dengan forward CLS Knights Herman, mendadak beberapa pemain dari kedua tim terlibat saling dorong bahkan pukul. Laga harus dihentikan beberapa saat untuk membuat suasana kembali dingin dan wasit menentukan sanksi apa yang harus diberikan karena insiden tersebut.
Tiga pemain akhirnya mendapat hukuman harus meninggalkan arena (ejected). Mereka adalah Herman dari CLS Knights serta Hardianus dan Riza Raharjo dari Satria Muda.
Usai insiden tersebut, Satria Muda seolah mendapatkan momentum kebangkitan. Melalui aksi-aksi Arki Dikania Wisnu, poin Satria Muda mulai merangkak naik.
Arki yang pada laga semifinal pertama harus istirahat di tengah laga karena cedera pergelangan kaki sepertinya dipaksakan untuk bermain di laga ini. Ajaibnya, performa Arki menunjukkan seolah ia baik-baik saja.
Mencetak hanya lima angka di akhir kuarter ketiga, Arki menjadi inspirator setiap serangan Satria Muda di kuarter empat. Ia memasukkan tambahan 12 poin dan 4 assist.
"Inilah Satria Muda yang sebenarnya," jelas Christian Ronaldo 'Dodo' Sitepu yang juga tampak belum fit 100 persen pasca-pemulihan cedera lutut. "Kami tidak akan menyerah sebelum pertandingan benar-benar selesai."
Hal senada juga diungkapkan kepala pelatih Satria Muda Cokorda Raka Satrya Wibawa. "Couldn't be more proud of my players. Mereka main pakai hati," ujar pelatih yang akrab disapa Coach Wiwin ini.
"Menjelang pertandingan, Arki dan Dodo sebenarnya belum 100 persen. Tetapi mereka kemudian memberikan lebih dari 100 persen di lapangan. Melihat apa yang mereka berikan, saya senang. Mereka adalah contoh dari pemimpin-pemimpin yang hebat."
Dodo mencetak 9 poin dan 11 rebound hingga akhir kuarter empat. Tetapi ia tidak mampu menambah raihan poin lebih di over time. Satria Muda hanya menambah total 9 angka sementara CLS Knights 15.
"Sangat-sangat berubah," ujar Coach Wahyu mengomentari rasa percaya diri para pemain CLS Knights di dua laga semifinal melawan Satria Muda. "Saya hanya mengatakan ke pemain, 'Hey, kita ini belum kalah. Mereka (Satria Muda) sudah takut dari awal. Mereka coba segala cara untuk kalahkan kita. Kenapa harus takut? Hanya masalah waktu, kita akan menang!'"
Terlepas dari terkejarnya CLS Knights di dua kuarter akhir laga, beberapa pemain terlihat stabil bahkan berkontribusi sangat baik. MVP Jamarr Andre Johnson yang beberapa kali mendapat tekanan dari Vinton Nolland tidak begitu terpengaruh. Jamarr mencetak double-double dengan 19 poin dan 14 rebound.
Demikian pula dengan Mario Wuysang yang memasukkan 18 poin dan 7 assists. Mario bahkan memasukkan 3 dari 5 percobaan tripoin dan Jamarr memasukkan satu-satunya percobaan tembakan dari area serupa.
Shooting guard Sandy Febiyansyakh juga bermain gemilang dengan torehan 14 poin. Semua pemain CLS Knights yang diturunkan Coach Wahyu mencetak angka.
Dengan kemenangan ini, CLS Knights akan berhadapan dengan Pelita Jaya EMP Jakarta di Final IBL 2016 dalam format pertandingan Best of Three. Tampilnya kedua tim ini merupakan sejarah baru dalam dunia liga basket tertinggi Indonesia. Untuk pertama kali dalam hampir dua dekade, Indonesia akan memiliki juara liga yang bukan Satria Muda atau pun Aspac.
Foto: IBL.