16 kemenangan beruntun dicatatkan CLS Knights Surabaya pada musim reguler IBL 2016. Sejak kalah dari M88 Aspac Jakarta (70-75) di GOR Amongrogo Jogjakarta (Seri 2), CLS Knights tidak pernah lagi menelan kekalahan hingga saat ini. Terakhir mereka menang atas Hangtuah Sumatera Selatan dengan skor 63-57, Sabtu (30 April 2016).

Jumlah kemenangan beruntun yang sama juga ditorehkan CLS Knights di musim lalu. Dengan sisa satu pertandingan lagi di musim reguler IBL 2016, berarti CLS Knights punya kesempatan mematahkan rekor tersebut. Syaratnya, mereka harus menang dari NSH Jakarta di pertandingan terakhir.

Kemenangan ke-16 CLS Knights memang butuh perjuangan keras. Hangtuah memberikan perlawanan sengit. CLS yang turun dengan kekuatan terbaiknya justru ditempel ketat oleh Hangtuah. Meski akhirnya kalah, tetapi field goals attempts dari Hangtuah lebih banyak, mereka melakukan 61 kali percobaan tembakan. Sedangkan CLS hanya melakukan 50 kali percobaan tembakan.

Bila Hangtuah garang dibawah ring, penolong CLS kali ini adalah ketajaman tembakan. Delapan kali tembakan tiga angka pemain CLS, tepat sasaran. Selain itu akurasi free throw CLS juga bagus dengan 88 persen. Sandy Febiansyakh mencetak 12 poin, disusul Jamarr Andre Johnson (11 poin), Kaleb Ramot Gemilang (10 poin) dan M. Isman Thoyib (10 poin).

“Di dua game terakhir seri ini, saya melihat anak-anak bermain terlalu santai. Dan saya berharap mereka segera kembali ke level permainan mereka yang sesungguhnya. Tetapi setidaknya hari ini mereka bermain lebih baik dari game sebelumnya saat melawan Bimasakti," kata head coach CLS, Wahyu Widayat Jati, dengan nada kecewa.

“Semua pemain baik para starting five maupun pemain bench telah berkontribusi dengan baik pada pertandingan hari ini. Hanya saja mereka kecolongan di menit-menit akhir pertandingan. Ketenangan dalam mengeksekusi bola masih menjadi pekerjaan rumah kami. Tetapi saya mengapresiasi semangat yang ditunjukkan anak-anak pada pertandingan tadi," komentar kepala pelatih Hangtuah, Paul Mario Sanggor.

Foto : Dokumentasi IBL

Komentar