Awal tahun 2020, NBA sebenarnya sudah mengalami kerugian. Sebab cuitan Manajer Umum Houston Rockets Daryl Morey yang mendukung demonstran Hong Kong, menyebabkan bisnis antara NBA dan Cina terganggu. Tapi kali ini potensi kerugain tersebut jauh lebih besar karena penundaan liga akibat pandemi virus korona.
Potensi kerugian NBA tahun ini tidak bisa diprediksi sebelumnya. Karena penyebaran vikus korona baru terjadi di Amerika Serikat sekitar awal bulan Maret lalu. Untuk liga yang menikmati masa kemakmuran hampir satu dekade, kasus kontroversi Hong Kong dan pandemi virus korona bisa membuyarkan tatanan keuangan mereka. Ben Golliver dari The Washington Post menuliskan bahwa efek penundaan pertandingan saja bisa membuat kerugian NBA mencapai 1 miliar dolar Amerika Serikat. Angka kerugian ini bisa lebih besar bila sisa musim reguler dan playoff dibatalkan.
Efek lebih besar akan terjadi di batas gaji (salary cap) para pemain. Golliver menulis bahwa batas gaji pemain NBA mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bila ditambah dengan kerugian tahun ini, maka batas gaji bisa turun drastis. Situasi seperti ini belum pernah terjadi di dunia olahraga Amerika Serikat, terutama NBA.
Namun Komisaris NBA Adam Silver menyatakan bahwa NBA akan tetap mengikuti saran pemerintah dan otoritas kesehatan di Amerika Serikat. Karena untuk saat ini hal tersebut yang terbaik. Memang Adam Silver juga mengakui bahwa pembatalan liga berdampak pada penjualan tiket. Serta bisa juga punya dampak besar pada penonton liga di masa depan. (tor)
Foto: nba.com