Bimasakti Nikko Steel Malang sukses memperlambat tempo permainan. Hasilnya mereka bisa menahan CLS Knights Surabaya yang dikenal memiliki permainan cepat. Meski akhirnya, Bimasakti harus menyerah dengan skor 35-42.

Jalannya pertandingan benar-benar di luar dugaan. CLS Knights yang sebelumnya menang dengan skor fantastis, pada laga ini mereka melempem. Hal tersebut bukan tanpa sebab, melainkan Bimasakti yang punya strategi bagus untuk meredam kecepatan sekaligus ketajaman shooter CLS Knights.

Bimasakti memang dikenal sebagai tim yang punya tempo bermain lambat. Di musim ini, Bimasakti pernah membuat CLS Knights harus mengalahkan mereka melalui babak overtime. Mereka kembali berhasil meredam agresifitas CLS Knights. Bimasakti memainkan bola hingga short clock habis. Ini membuat jumlah posession CLS Knights menurun drastis. Selain itu, mereka juga sukses menutup para shooter. CLS Knights hanya memasukkan empat tembakan tiga angka dari 19 percobaan.

“Dari awal saya memang menekankan kepada anak-anak untuk fokus di defense. Sehingga kami tadi bisa meredam perolehan angka lawan. Tapi sayangnya di akhir pertandingan, mereka malah banyak melakukan kesalahan sendiri. Saya percaya anak-anak bisa bermain lebih baik dari ini. Tetapi saya juga memberi apreasiasi kepada mereka atas kerja kerasnya di pertandingan tadi, khususnya melawan tim sekelas CLS," tutur kepala pelatih Bimasakti, Oei A Kiat.

Meskipun menang, namun perolehan angka CLS menjadi yang terendah mereka di musim regular ini. Turnover dari CLS juga cukup tinggi (16 kali). Tetapi CLS unggul dalam jumlah rebound, dengan total 43 rebound. Jamarr Andre Johnson tampil sebagai top performer bagi CLS setelah mampu membukukan 14 poin dan 11 rebound.

“Saya cukup kecewa dengan permainan anak-anak hari ini, mereka tidak bermain di level permainan kami yang sebenarnya. Jauh berbeda dengan situasi latihan, mungkin anak-anak merasa sudah puas dengan kemenangan kemarin. Game plan tidak berjalan dengan maksimal, kedepannya hal ini tidak boleh terjadi lagi meskipun kami sudah aman ke play-off. Semua pemain harus respect dengan pertandingan melawan siapa saja," tegas coach Cacing, sapaan akrab head coach CLS, Wahyu Widayat Jati.

Foto : Dokumentasi IBL

Komentar