NBA All Star 2020 telah dimulai Jumat, 14 Februari 2020, waktu setempat di United Center, Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Seperti biasa, gelaran tahunan ini akan memakan waktu tiga hari yang bersamaan dengan jeda musim reguler NBA. Di hari pertama lalu, rangkaian acara NBA All Star 2020 dimulai dengan dua gim ekshibisi. Meski sama-sama bertajuk ekshibisi, dua gim ini menghadirkan nuansa dan wajah-wajah yang sangat berbeda.

Di gim pertama, deretan para selebritas Amerika Serikat mendapat tempat beraksi. Jika digelaran sebelumnya dua tim yang bermain dilatih oleh legenda atau bahkan pemain NBA, di ajang tahun ini dua pelatih berstatus sebagai analis pertandingan dari ESPN, Michael Wilbon dan Stephen A. Smith.

Dua pesohor asal Chicago, Common dan Chance The Rapper mendapatkan kehormatan untuk menjadi kapten di gim ini. Common menjadi kapten dari Tim Wilbon sementara Chance menjadi kapten tim Smith. Mendapat sokongan dari MVP gim selebritas musim lalu, Famous Los, pemain WNBA, Chelsea Gray, dan legenda NBA, Quentin Richardson, Common memimpin tim Wilbon menutup gim dengan kemenangan 62-47 dan terpilih sebagai MVP.

Meski Common hanya menorehkan statistik 10 poin, 5 rebound, 3 asis, dan 4 steal, sosoknya sebagai salah ikon kota Chicago membuat pemilihan ini tak disanggah pihak lain. Selain itu, karena para penggemarlah yang memilih gelar ini, rasanya Common sudah cukup layak. Fakta pendukung lain bahwa ia pernah menjadi ball boy untuk Chicago Bulls semakin melengkapi resume Common.  

Setelah gim para selebritas, acara dilanjutkan dengan gim para bintang muda NBA. Kembali menggunakan format Tim Amerika Serikat melawan Tim Dunia (World), gim berlangsung seru dengan aksi-aksi eksplosif bintang-bintang muda NBA.

Tim Amerika Serikat dipimpin oleh dua ruki teratas NBA Draft 2020, Ja Morant dan Zion Williamson serta pemain tahun kedua yang brilian Trae Young. Sementara Tim Dunia dipimpin oleh ruki terbaik NBA musim lalu, Luka Doncic, dan ruki urutan ketiga NBA Draft 2020, R.J. Barrett, dan bintang baru Oklahoma City Thunder, Shai Gilgeous-Alexander.

Tim Amerika Serikat yang memasukkan 63 persen tembakan mereka berhasil menutup gim dengan skor telak 151-131. Ruki Golden State Warriors, Eric Paschall memang jadi top skor tim Amerika Serikat dengan 23 poin. Namun, gelar MVP akhirnya jatuh pada pemain Charlotte Hornets, Miles Bridges. Bridges tampil menyeluruh dengan 20 poin, 5 rebound, dan 3 steal.

Berganti hari, hari kedua rangkaian acara NBA All Star 2020 dibuka dengan adu ketangkasan. Dengan tajuk 2020 Taco Bell Skills Challenge, delapan pemain yang bermain di berbagai posisi beradu di sini. Mereka harus melewati rintangan melantun bola di antara tiang, lalu memberi umpan dada ke sasaran, berlari ke ring sebaliknya untuk melakukan layup, dan kembali ke ring awal untuk melakukan tripoin.

Dua pemain besar (bigman) jadi finalis di gelaran kali ini, Domantas Sabonis dari Indiana Pacers dan Bam Adebayo dari Miami Heat. Di partai final, keduanya bisa dibilang sangat berimbang dari sisi kecepatan dan akurasi. Sayangnya, di rintangan terakhir, tembakan tripoin, Sabonis harus mengakui keunggulan Bam yang memasukkan bola di tembakan ketiganya. Bam pun pulang dengan gelar juara. Membuatnya jadi pemain Heat kedua yang meraih gelar ini setelah Dwyane Wade menang dua kali beruntun di tahun 2006 dan 2007.

Gelaran NBA All Star 2020 hari kedua semakin panas memasuki adu tripoin. Delapan pemain yang berlaga memiliki catatan statisitk akurasi tripoin yang cukup bagus musim ini. Dari delapan pemain tersebut, tiga peraih poin tertinggi di putaran pertama berhak melaju ke putaran final. Buddy Hield (Sacramento Kings) akhirnya keluar sebagai juara kontes tripoin usai mengalahkan pemain Wasihington Wizards (Davis Bertans) dan juara kontes ini dua tahun lalu, Devin Booker (Phoenix Suns).

Hield menang dramatis usai money ball (bola bernilai dua poin) terakhirnya tepat sasara. Tembakan tersebut membuatnya meraih total 27 poin dari maksimal 40 poin yang ada. Ia hanya berjarak satu poin dengan Booker sementara Bertans menorehkan 22 poin. Hield jadi pemain Kings kedua yang berhasil menjadi juara kontes ini. Sebelum Hield, legenda Kings, Peja Stojakovic adalah satu-satunya pemain Kings yang meraih gelar ini dan ia pun melakukannya di dua edisi beruntun. 2002 dan 2003.

Penutup rangkaian dua hari pertama NBA All Star 2020 adalah acara yang bisa dibilang paling menghibur, yakni kontes slam dunk. Dwight Howard, Pat Connaughton, Aaron Gordon, dan Derrick Jones Jr. yang mengisi daftar peserta membuat para penggemar tak sabar menanti kreativitas mereka dalam melakukan dunk.

Menggunakan format dua putaran dengan putaran pertama berisi dua kali kesempatan dunk, Gordon dan Jones Jr. berhasil mengungguli Howard dan Connaughton. Bahkan, Gordon berhasil meraih dua nilai sempurna (masing-masing 50) dari dua dunk tersebut. Di putaran final, keduanya melanjutkan aksi dunk-dunk spekatakuler mereka.

Dua dunk pertama keduanya di putaran final mendapat nilai sempurna dan memang sangat layak mendapatkan nilai tersebut. Di titk ini, banyak pihak meyakini bahwa Gordon selayaknya menang karena sudah meraih nilai sempurna di empat dunk yang ia lakukan. Kalaupun Gordon tidak menang, seharusnya NBA memberi gelar bersama untuk keduanya.

Namun, kontes terus dilanjutkan dengan keduanya melakukan dunk kelima. Jones memilih melakukan sebuah dunk windmill dari area tembakan gratis, cukup mirip dengan dunk Zach LaVine dua tahun lalu. Sedikit perbedaannya adalah dunk Jones memiliki pijakan kaki terakhirnya lebih dekat ke ring ketimbang LaVine. Jones mendapatkkan nilai 48 di dunk ini.

Meski tampak sudah enggan melanjutkan kontes ini, Gordon akhirnya melakukan dunk kelimanya dengan meminta bantuan pemain tertinggi di liga asal Boston Celtics, Tacko Fall. Gordon melakukan dunk melewati Tacko tanpa menggunakan pijakan tangan. Sebuah dunk yang luar biasa ditambah fakta bahwa Gordon tidak merencanakan hal ini sebelumnya (berdasarkan pengakuan Tacko, semuanya mendadak).

Seluruh orang yang hadir di United Center meyakini dunk itu akan membuat Gordon pulang dengan glar juara. Sayangnya, semua dibuat bingung dengan keputusan juri usai Dwyane Wade (legenda NBA), Candace Parker (bintang WNBA), dan Chadwick Boseman (aktor) memberinya nilai sembilan. Hal ini membuat nilai akhir Gordon hanya 47 dan harus kembali merelakan gelar juara jatuh ke lawannya yang kali ini adalah Jones.

Dalam jumpa wartawan usai kontes, Gordon tak sungkan mengucapkan kekecewaannya atas keputusan ini. “Saya seharusnya suah punya dua piala kontes slam dunk,” ujarnya berkaca pada hasil mengecewakan empat tahun lalu. “Sudah cukup tentang kontes slam dunk, mungkin ke depan saya kan mencoba kontes tripoin saja,” tutup Gordon dengan sarkas.

Rangkaian NBA All Star 2020 akan meggelar puncak acaranya esok hari dengan mempertemukan Tim LeBron yang dipimpin oleh LeBron James dan Tim Giannis milik Giannis Antetokounmpo. (DRMK)

Foto: NBA  

 

Populer

Scotty Pippen Jr. Bangkitkan Memori Sang Ayah di Chicago
James Harden Tampil Impresif Meski Dicemooh Pendukung Sixers Sepanjang Laga
Tembakan Lebih Efisien, Nuggets Benamkan Lakers
Heat Berlindung Di Balik Performa Impresif Jimmy Butler Saat Kalahkan Mavericks
Takluk 41 Poin! Thailand Menambah Derita Indonesia
Wemby Kembali, Spurs Menggilas Warriors
Nike Air Force 1 Low "Black Mamba" Hadir Kembali
Trae Young Pilih Jordan Brand
James Harden: Setidaknya Ada 2 Gelar Jika Thunder Tidak Menukar Saya
50 Poin LaMelo Ball Tidak Berarti Dihadapan Bucks