Pertandingan sudah berjalan hampir dua menit. Tidak satu inci pun bola melesak ke dalam ring. Brandon Jawato menjadi pemecah kebuntuan Pelita Jaya EMP Jakarta lewat satu angka dari lemparan bebas. Pertandingan kemudian tidak pernah menjadi milik Garuda Bandung.
Laga antara Pelita Jaya kontra Garuda itu berakhir dengan kedudukan 63-50. Hasil akhir itu menjadi kemenangan kedua Pelita Jaya pada gelaran Indonesian Basketball League (IBL) Seri 5, Minggu (3 April 2016). Itu sekaligus menggenapi kekalahan Garuda di C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat setelah sempat ditumbangkan Satria Muda Pertamina Jakarta sehari sebelumnya.
Pil pahit itu kadung ditelan Garuda lantaran terlambat panas. Kepala pelatih Fictor Gideon Roring mengamini itu. "Ya, start terlambat," katanya.
Berhasil memanfaatkan itu, sekonyong-konyong Pelita Jaya memimpin di setiap kuarter dengan margin cukup jauh. Paruh waktu pertama berakhir 35-23. Selanjutnya mereka terus menambah angka.
Pelatih Ito--sapaan akrab Fictor--mengakui anak asuhnya kesulitan mencari momentum. Apalagi serangan Pelita Jaya datang bertubi-tubi. Baru di kuarter akhir mereka memberi perlawanan sengit.
"Tapi, saya salut sama laparnya mereka," ujar Ito sambil duduk di kursi merah. "Itu akan menjadi modal kita selanjutnya."
Pil pahit itu juga dipandang bakal menjadi motivasi. Kemenangan memang menjadi tujuan, tapi lebih dari itu harus ada peningkatan. "Anak-anak semakin mengerti peran dan sistem tim ini," jelasnya.
Meski kalah, tiga pemain Garuda berhasil mencetak dua digit angka. Daniel Wenas menjadi pencetak terbanyak dengan 13 angka. M. Rizal Falconi dan Diftha Pratama mencetak masing-masing 10 angka.
Sementara itu bagi Pelita Jaya, kemenangan ini membuat mereka unggul agregat 2-0 atas Garuda. Forward Ponsianus "Komink" Indrawan berhasil merajai cetakan angka dengan 14 poin. Kemudian Dwi Haryoko dan Brandon Jawato muncul dengan dua digit angka menambah dominasi Pelita Jaya. Masing-masing mencetak 11 dan 10 poin.
âIni merupakan hasil yang bagus karena kami bisa meraih kemenangan. Namun, anak-anak belum bisa bermain secara maksimal. Kami harus bermain lebih baik pada pertandingan-pertandingan berikutnya,â ujar head coach Pelita Jaya, Benjamin Alvarez Sipin III.
âKami bisa bermain sesuai dengan game plan yang diberikan oleh pelatih. Kami berusaha untuk mematikan shooter andalan mereka, Diftha Pratama. Ketika sudah unggul jauh di first half, kami mencoba bermain lebih tenang,â ungkap Dimas Aryo Dewanto, pemain Pelita Jaya.
Foto : Dokumentasi IBL