Masih hangat di ingatan kita, keajaiban seorang Andakara Prastawa Dhyaksa membuat laga antara M88 Aspac Jakarta melawan Satria Muda Pertamina Jakarta di Semarang berakhir dengan babak overtime. Kali ini di C-Tra Arena, pemain bernomor jersey 15 itu melakukan hal yang sama pada laga Aspac kontra Stadium Happy 8 Jakarta, Minggu (3 April 2016).
Stadium memimpin di sepanjang pertandingan. Saat tersisa 53 detik di kuarter keempat, dan Aspac tertinggal 47-60, keajaiban terjadi. Prastawa membawa bola dengan tenang dan mencari celah menembak tiga angka. Tembakan dilakukan dan saat bersamaan Bayu Anggara melalukan foul. Bola tersebut masuk, ditambah satu free throw bagi Prastawa. Fourth point play ini yang menjadi momentum kemenangan Aspac. Mereka berbalik unggul 61-60.
Sebenarnya Stadium di detik-detik akhir masih punya beberapa kesempatan mencetak poin. Namun usaha itu tak membuahkan hasil. Mereka harus menyerah dengan margin empat poin (60-64) saat buzzer berbunyi.
Ditemui usai laga, Prastawa mengatakan bahwa memang saat itu harus mengambil tembakan tiga angka. Keberanian untuk melepaskan tembakan jadi kuncinya. Meski begitu dirinya tetap mengapresiasi kerja sama tim. Prastawa menjadi top skor dengan torehan 18 poin, tujuh rebound dan lima assist. Mengomentari pertandingan, Prastawa merasa masih banyak kekurangan tim yang harus dibenahi.
"Seharusnya memang ambil tembakan tiga angka, jadi ya ambil kesempatan aja," kata Prastawa. "Tiga pertandingan melawan Stadium selalu ketat, dari awal kami sudah memperhitungkan mereka dan tidak mau meremehkannya. Itu berlaku pada semua tim juga. Kerja sama tim juga bagus, tapi kami masih kurang di paint area."
Senada dengan Prastawa, kepala pelatih Aspac, Jugianto Kuntardjo juga menyayangkan timnya yang lambat panas di pertandingan ini. Adaptasi lapangan karena pertandingan pertama menjadi salah satu faktornya. Selain itu Stadium memang selalu memberikan perlawanan bagi Aspac di dua pertemuan sebelumnya.
"Saya bersyukur dengan kemenangan ini. Anak-anak selalu bersemangat di saat posisi tertinggal. Stadium juga bermain dengan baik di tiga kesempatan melawan kami. Laga melawan mereka membuat pelatih yang jantungan," ujar coach Yute. "Dibawah ring kami masih lemah, mungkin masih adaptasi pertandingan pertama. Tapi kedepan harus dibenahi."
Kemenangan di IBL 2016 Seri 5 ini, membuat Aspac menancapkan dominasi atas Stadium. Mereka unggul agregat 3-0. Sementara itu bagi Stadium, kekalahan ini cukup menyakitkan. Mengingat Stadium memimpin di sepanjang laga namun terpeleset di detik terakhir. Coach Andre Yuwadi berpendapat, kekalahan atas Aspac merupakan kesalahan timnya sendiri. Delapan kali free throw di akhir kuarter keempat gagal dimanfaatkan. Ini berarti timnya yang memang membuang kesempatan menang.
"Game bagus, penonton senang. Tapi kalah tidak bagus buat kami," tutur coach Andre. "Delapan kesempatan free throw kami buang, itu yang jadi penyebab kekalahan kami. Artinya kami sendiri yang buang kesempatan."
Foto : Dokumentasi IBL