Bursa transfer NBA masih akan berlangsung sampai Februari 2020 nanti. Portland Trail Blazers telah melakukan pergerakan dengan menukar Kent Bazemore, Anthony Tolliver, dan hak pilih putaran kedua pada 2024 dan 2025 ke Sacramento Kings. Mereka sendiri menerima Trevor Ariza, Wenyen Gabriel, dan Caleb Swanigan.
Pergerakan Trail Blazers ini tidak bisa disebut bagus, juga tidak bisa disebut tidak bagus. Sebab, hasilnya memang belum terlihat. Namun, bagi saya, seharusnya Trail Blazers bisa menahan diri untuk tidak melakukan pertukaran yang benar-benar penting. Mengingat, pada 2019-2020 ini, Trail Blazers cukup terpuruk.
Tim asal Portland tersebut sulit naik ke papan atas. Bahkan, untuk bertahan hidup di papan tengah pun masih megap-megap. Masalahnya, Trail Blazers kekurangan dukungan. Apalagi para pemain besar mereka didera cedera.
Jusuf Nurkic, misalnya, belum juga bisa kembali ke lapangan sejak mengalami patah kaki. Zach Collins masih bermasalah dengan bahunya. Ia bahkan terancam tidak bisa kembali musim ini. Sementara itu, pemain seperti Ariza, Gabriel, dan Swanigan yang didapat dari Kings tidak bisa dipercaya begitu saja untuk mengatasi masalah ini.
Trail Blazers saat ini masih memiliki Hassan Whiteside dan Skal Labissiere untuk mengisi pos pemain besar. Ada pula Carmelo Anthony yang direkrut tahun lalu. Namun, pada kenyataannya, masalah mereka belum juga teratasi. Trail Blazers membutuhkan bintang ketiga di samping Damian Lillard dan C.J. McCollum untuk mendongkrak permainan.
Satu hal yang selalu saya pikirkan untuk menambal kekurangan Trail Blazers adalah Kevin Love. Apalagi Love juga tampaknya ingin pindah sejak terlibat perseteruan dengan Kepala Pelatih Cleveland Cavaliers John Beilein. Dalam pandangan saya, seharusnya Trail Blazers bisa mencoba mengakuisisi Love dari Cavaliers. Baik lewat pertukaran menggunakan Bazemore maupun Whiteside. Bagaimanapun, kontrak keduanya cukup sepadan untuk merayu Cavaliers agar mau menukar Love. Daripada mengejar Ariza dan kroninya yang biasa-biasa saja.
Bazemore sendiri setidaknya mengantungi kontrak senilai AS$19,3 juta yang akan habis pada akhir musim nanti. Sementara itu, Whiteside memiliki kontrak AS$27 juta yang juga akan habis. Oleh karena Trail Blazers menukar Bazemore, berarti pilihan opsi pertukaran mengerucut pada Whiteside. Mereka mestinya belum kehabisan kesempatan untuk melego Love. Dengan modal Whiteside sebagai gantinya.
Seandainya Trail Blazers benar-benar ingin naik kasta, mereka perlu melakukan pergerakan ini. Love adalah opsi terbaik. Saya menilai bahwa Sang Pemain dapat membantu Trail Blazers untuk mendorong permainan tim ke arah yang lebih baik, terutama dalam hal ball movement dan spacing.
Saat ini, Trail Blazers berada di dasar daftar rata-rata asis. Mereka hanya mengoleksi 19,7 asis per pertandingan. Trail Blazers jelas punya masalah dalam perputaran bola. Kemampuan mengatur permainan yang dimiliki Love bisa berguna.
Dengan adanya Love, Cavaliers memiliki persentase asis yang terus berkembang sejak setidaknya tiga musim lalu. Ia jelas mampu membuat ruang di lapangan untuk mengalirkan permainan sekaligus mengosongkan area cat lewat tembakan-tembakannya. Love kebetulan memiliki kemampuan menembak yang bisa ditarik sampai ke area tripoin, terutama ujung-ujung lapangan. Sang Pemain memiliki persentase tripoin mencapai 40 persen di area tersebut.
Seandainya Love dipasangkan dengan pemain sekelas Lillard dan McCollum, Trail Blazers akan punya opsi yang lebih banyak dalam menyerang. Sebab, selain menciptakan ruang, Love juga cukup kukuh untuk menjadi tembok yang membebaskan para pemain kecil. Apalagi para penembak seperti Lillard dan McCollum.
Di Cavaliers, Collins Sexton dan Darius Garland saja telah menerima imbasnya. Mereka setidaknya mengantungi rata-rata 8,7 dan 13,1 operan dari Love musim ini. Persentase tembakannya mencapai 38,1 dan 47,1 persen karena itu. Sementara tripoin keduanya menyentuh 38,7 dan 52,9 persen. Angka-angka itu membuktikan bahwa Love benar memiliki kemampuan untuk mengatur permainan. Bayangkan, seandainya Lillard dan McCollum menerima hal serupa.
Sebagai pembanding, Whiteside memiliki rata-rata 19,3 operan kepada Lillard dan 6 kepada McCollum. Memang terbilang cukup baik, tetapi Whiteside tidak punya kemampuan menciptakan ruang sehebat Love. Sang Senter tidak piawai menembak dari jarak jauh sehingga keberadaannya di area tripoin tidak membahayakan lawan.
Di sisi lain, mengakuisisi Love juga punya risiko. Trail Blazers telah menghabiskan banyak uang agar Lillard menetap. Akibatnya, mereka tidak bisa banyak bergerak pada jendela transfer musim depan. Sementara kontrak Love berkembang hingga AS$120 juta sampai 2023.
Meski begitu, tidak melakukan apa-apa musim ini juga bahaya untuk Trail Blazers. Mereka sudah kesulitan. Seandainya pergerakan terhenti sampai mengakuisi Ariza dan kroninya saja, saya tidak cukup yakin Trail Blazers bisa kembali ke playoff.
Foto: NBA