Petugas Bea Cukai Amerika Serikat atau CBP (US Customs and Border Protection) di awal 2020 membeberkan modus operandi penyelundupan sepatu palsu ke negaranya dalam jumlah besar. Ditaksir nilai yang dikirim secara illegal itu mencapai AS$472 juta. Barang-barang itu berupa Nike dan Louis Vuitton palsu dikirim ke dalam sejumlah peti kemas.
Melansir Quartz, modus semacam ini menyangkut jaringan internasional. Mereka mengirimkannya dengna menggunakan identitas palsu dengan menyertakan alamat, surel, perusahaan, surat pendukung, hingga nomor telepon fiktif. Dokumen pelaporan kasus ini dapat dilihat melalui alamat ini.
Baca juga: Lindungi Pasar Dalam Negeri, Otoritas AS Amankan 14.000 Sepatu Nike Palsu
Penelusuran mendapati bahwa oknum di belakangnya merupakan importer besar produk-produk palsu. Kepolisian New York mencatat total barang mereka impor sekitar 129 peti kemas berukuran panjang 20 meter yang seluruhnya berisi sepatu palsu.
Di antara banyak kasus impor produk palsu, apa yang didapati beberapa waktu belakangan adalah yang terbesar dengan tingkat kerapian prosedur mumpuni. Akan tetapi, sepintarnya tupai melompat pasti akan terjatuh juga. Dokumen menyatakan benda yang dikirimkan adalah perangkat kebutuhan rumah tangga seperti kipas saluran udara dan pipa ventilasi. Kelengkapan surat-menyurat tampak resmi dan meyakinkan sehingga barnag bisa tiba di pelabuhan. Namun, kecurigaan muncul setelah alamat pengiriman gudang tidak valid.
Barang ilegal itu ditulis akan disimpan di gudang bertempat di Brooklyn, Queens, dan Long Islands. Polisi menyimpulkan bahwa dari sanalah sepatu palsu itu dipecah ke dalam kuantitas kecil untuk diperjualbelikan seantero Benua Amerika. Sebagian di antaranya akan tersebar ke seluruh dunia lewat pembelian daring lintas negara.
Baca juga: Sepatu "KW", Gengsi yang Tak Sebanding dengan Kemampuan
Otak di balik modus operandi ini bernama Qingfu Zeng, seorang pebisnis berkebangsaan Tiongkok. Ia sudah melakukan pengiriman sepatu KW secara illegal sejak 2012. CBP mencatat Zeng sudah melakukan 16 kali transaksi pengiriman barang dengan berbagai nama samara juga perusahaan fiktif. Informasi tersebut akhirnya didapat pada Oktober 2018 dengan bantuan Homeland Secutiry Investigation. Kedua instansi melakukan investigasi selama setahun lebih.
Dalam melakukan kegiatan ilegalnya, Zeng menggunakan nama samaran CD, Timothy, dan Ray. Ia menulis alamat pengiriman dari tempat-tempat di kawasan Tiongkok seperti Senzhen, Guangdong, dan Nanshan. Ia mengelabui petugas dengan menulis data palsu isi paket mulai dari alas kertas, pipa ventilasi, vas bunga, dan lain sebagainya.
Michael Morris selaku perwakilan CBP mengatakan bahwa ini adalah kejahatan internasional teroganisir yang merugikan. “Banyak konsumen yang tertipu membeli sepatu palsu tapi mengira itu orisinal. Yang menjadi masalah adalah penyelundupan barang palsu semacam ini bisa mengganggu kestabilan pasar sepatu di Amerika Serikat,” tuturnya pada Oktober 2019.
CBP menjadikan kasus pengiriman sepatu palsu ini sebagai pelajaran dan akan memperkuat pemeriksaan impor barang. (ajb)
Foto: US CBP via Associated Press