Surabaya Fever tak terkalahkan di WIBL Seri I Semarang. Tiga pertandingan dilewati dengan sempurna. Pertama mereka menang 101-43 atas Merah Putih Predators Jakarta, lalu menang 78-53 dari Tomang Sakti Merpati Bali. Terakhir mereka membenamkan tuan rumah Sahabat Wisma Sehari Semarang dengan skor 94-72, Minggu (20 Maret 2016).
Sahabat percaya diri dihadapan pendukungnya sendiri. Mereka sangat meyakinkan di awal laga. Hingga kuarter pertama ditutup, Sahabat memimpin 16-14. Sahabat kecolongan di kuarter kedua. Banyaknya turnovers yang mereka lakukan dimanfaatkan Fever menjadi poin. Inilah yang akhirnya membuat Sahabat tertinggal 40-33.
Pasca istirahat Fever semakin diatas angin. Sementara itu, Sahabat harus kehilangan Rohtriastari lantaran cedera lutut. Ini membuat kekuatan Sahabat menurun drastis. Duet bintang Sahabat, Natasha Debby Christaline dan Yuni Anggraeni tak mampu membawa timnya bangkit. Sahabat akhirnya tumbang dengan margin 20 poin (72-92).
Gabriel Sophia mencetak double-double lewat kombinasi 24 poin dan 17 rebound. Disusul Mega Nanda Putri yang menorehkan 24 angka. Seusai laga, kepala pelatih Surabaya Fever, Wellyanto Pribadi mengaku ketegangan melanda timnya di awal laga. Namun bisa teratasi di kuarter berikutnya.
"Para pemain sempat tegang di kuarter pertama, lawan juga bermain dengan bagus," kata coach Welly. "Beberapa pemain kami juga dalam kondisi yang tidak fit. Meski kami selalu menang di seri ini, kami akan tetap melakukan evaluasi. Fisik para pemain masih harus dibenahi."
Dengan selesainya pertandingan ini, kedua tim telah menjalani semua pertandingan di seri ini. Surabaya Fever mengoleksi tiga kemenangan, sedangkan Sahabat meraih dua kemenangan dan satu kali kekalahan.
"Turnovers kami banyak pada pertandingan ini, hal itu akan menjadi evaluasi bagi tim. Sebenarnya kami sudah bisa mengimbangi permainan lawan. Fever juga sempat kacau di kuarter awal, namun mereka punya Marlina Herawan yang bisa membuat kondisi tim kembali tenang," ungkap kepala pelatih Sahabat, Xaverius Wiwid. "Selain itu Fever punya pemain bench yang sudah matang, sedangkan kami banyak pemain muda yang masih belum stabil."
Foto : Dokumentasi IBL