Pada hari terakhir WIBL 2016 Seri I Semarang, Tomang Sakti Merpati Bali sukses membawa pulang satu kemenangan. Tim asal Pulau Dewata ini menang 76-50 atas Merah Putih Predators Jakarta, Minggu (20 Maret 2016).
Dua tim tersebut pernah menang di pertandingan sebelumnya. Ini yang membuat keduanya tampil ngotot pada laga terakhirnya di seri pertama. Tomsak banyak meraih angka dari paint area lawan. Sementara Predators diuntungkan dengan free throw. Namun Tomsak memimpin jalannya laga hingga halftime. Skor 39-24 menutup kuarter kedua.
Penampilan Predators justru menurun di dua kuarter berikutnya. Ini yang membuat Tomsak kembali leluasa di paint area. Total keseluruhan pertandingan, 32 poin untuk Tomsak dibuat dari paint area, ditambah 22 poin dari 22 turnovers yang dilakukan Predators.
Agustin Elya Gradita Retong tampil gemilang lewat catatan double-double (12 rebound, 10 poin). Sementara itu poin terbanyak disumbangkan Dora Lovita dengan 20 poin, disusul Regita Pramesti lewat torehan 13 poin.
"Hasil ini bagus untuk meningkatkan motivasi para pemain setelah menelan kekalahan pada dua game sebelumnya. Yang pasti, setelah ini kami akan banyak melakukan evaluasi untuk menyambut seri berikutnya di Surabaya. Kami akan mencoba menganalisa kekurangan-kekurangan yang ada lewat video rekaman pertandingan dan statistik yang ada," kata coach Ebos, panggilan akrab kepala pelatih Tomsak, Raoul Miguel Hadinoto.
Kekalahan Predators kali ini membuat mereka terbenam di dasar klasemen, sebab mereka kalah di tiga pertandingan yang dijalani. Namun kepala pelatih Predators, Nina Yunita berpendapat bahwa penampilan timnya lebih baik dibandingkan sebelumnya.
"Secara margin poin, hasil ini memang lebih bagus dibanding dua game sebelumnya. Tapi, fighting spirit anak-anak lebih terlihat pada pertandingan sebelumnya. Masalah fisik akan terus kami benahi setelah balik ke Jakarta. Kami jadikan seri ini sebagai sarana adaptasi bagi para pemain baru. Mereka bisa banyak belajar, mulai dari atmosfer pertandingan hingga pola permainan lawan," ujar coach Nina.
Foto : Dokumentasi IBL