Satria Muda Pertamina Jakarta sudah mengantisipasi perlawanan Satya Wacana Salatiga dengan menurunkan starter terbaiknya. Namun rupanya perlawanan yang sudah diantisipasi Satria Muda tidak terjadi di lapangan. Mereka bisa menghempaskan Satya Wacana dengan mudah. Christian Ronaldo Sitepu dan kawan-kawan menang, 82-52, dalam lanjutan IBL 2016 Seri IV Semarang, Rabu (16 Maret 2016).
Salah satu faktor kemenangan Satria Muda kali ini adalah lemahnya kekuatan lawan. Satya Wacana hanya memasukkan sepuluh pemain dalam roster. Ini karena badai cedera yang kini mendera tim asuhan Efri Meldi tersebut. Respati Ragil Pamungkas harus menepi hingga seri ini berakhir. Selain itu Rionny Rahangmetan juga absen. Coach Efri Meldi tak punya pilihan lain. Praktis hanya lima starter dan lima pemain cadangan yang dimainkan.
"Kami bermasalah dengan banyak pemain yang mengalami cedera. Di game ini, hanya ada sepuluh pemain yang siap bertanding. Terlepas dari itu semua, anak-anak hari ini bermain dengan fighting spirit yang luar biasa," kata coach Meldi, usai laga.
Satria Muda langsung melesat untuk memimpin perolehan angka sejak di kuarter pertama. Satria Muda tampil sangat solid di area bawah ring, selain itu mereka juga kerap mencuri angka melalui serangan cepat yang dibangun oleh para pemainnya. Meski produktivitas Satria Muda menurun di kuarter keempat, mereka tetap memastikan kemenangan dengan skor akhir 82-52.
Vinton Nolland Surawi menjadi top scorer Satria Muda dengan 17 poin. Perolehan angka Vinton, diikuti oleh Rony Gunawan (14 poin), Avan Seputra (11 poin), dan Hans Abraham (10 poin). Sementara itu satu nama di roster Satria Muda yang tidak dimainkan, yakni Arki Dikania Wisnu. Arki yang sebelumnya absen lantaran pelipisnya sobek, tidak diturunkan. Hanya saja dirinya ikut pemanasan dan ada di bench Satria Muda.
"Hari ini anak-anak bermain lebih bagus dibanding pertandingan kemarin, effort mereka lebih kelihatan di lapangan. Kemenangan ini bisa diraih karena kita bermain secara tim," ungkap kepala pelatih Satria Muda, Cokorda Raka Satrya Wibawa.
Foto : Dokumentasi IBL