Portland Trail Blazers mulai menekan tombol panik di tengah perjalanannya di NBA 2019-2020. Setelah menerima kekalahan kedelapan musim ini, Blazers merekut pemain veteran bergelar All-Star, Carmelo Anthony, dengan kontrak nongaransi.

Walau begitu, Anthony yang sekarang bisa jadi berbeda jauh dengan Anthony saat masa jaya. Bahkan, musim lalu, ia hanya bermain dalam 10 pertandingan bersama Rockets.

Pertanyaannya: Kontribusi apa yang bisa Anthony berikan untuk Blazers?”

Kontribusi Serangan

Anthony terkenal sebagai seorang pencetak angka yang andal. Ia pernah meraih gelar individu sebagai pengumpul angka tertinggi pada 2013. Namun, dua musim terakhir produktivitas angkanya mulai menurun. Ketika bergabung dengan Oklahoma City Thunder, untuk pertama kalinya, rata-rata produktivitas angka Anthony di bawah 20, yaitu 16,2. Penurunan tersebut berlanjut ketika bermain di Houston Rockets dengan rata-rata 13,4 angka per pertandingan.

Pemain bergelar 10 kali All-Star itu biasanya mengandalkan strategi isolation dan post-up untuk mengumpulkan angka dengan penguasaan yang tinggi. Ia bukan tipe pemain yang senang menunggu bola. Hal tersebut terlihat ketika bermain bersama Rockets. Anthony tidak leluasa bermain dengan strategi isolation karena tim asal Houston itu memiliki pemain lain yang lebih bisa diandalkan, yaitu James Harden.

Anthony kemudian mencoba gaya permainan baru dengan catch and shoot, tetapi perubahan itu tidak mendukung performanya. Ia hanya mencetak rata-rata 1,8 tembakan masuk dari 5,3 upaya. Ironisnya, upaya tembakan paling tinggi dilepaskan dari area yang selama ini menjadi kelemahan, yaitu area tiga angka.

Saya rasa musim ini juga tidak akan jauh berbeda dengan musim lalu. Blazers mengandalkan isolation untuk mengumpulkan angka. Mereka berada di peringkat kedua dalam hal itu, di bawah Rockets dengan rata-rata 12,3 angka.

Blazers sudah memiliki Damian Lillard untuk memainkan strategi isolation. Garda utama andalan tim asal Portland itu merupakan pemain kedua tertinggi dalam hal produktivitas angka lewat isolation. Anthony hanya dapat memainkan strategi yang sama dengan leluasa jika tidak Lillard tidak dimainkan.

Seandainya ia bermain bersama Lillard, mestinya Blazers memainkan strategi yang berguna untuk memaksimalkan performa Anthony, yaitu post-up. Musim lalu, Anthony memiliki rata-rata 3,1 angka dari 1,9 upaya dengan menggunakan strategi itu.

Kontribusi Bertahan

Persoalan kontribusi bertahan inilah yang menjadi titik lemah Anthony ketika bermain bersama Rockets. Ia hanya dapat menahan efektivitas tembakan sebesar 49 persen dari total 104 upaya. Anthony kesulitan ketika menjaga forwarda yang mempunyai karateristik 3PP atau 3D seperti Tobias Haris atau Nikola Mirotic.

Tobias Haris memiliki 15 poin ketika dijaga Anthony, di mana 6 poin dari 4 upaya tembakan dua angka, 6 poin dari 2 upaya tembakan tiga angka, dan 3 poin dari 3 upaya tembakan bebas. Sedangkan Mirotic memiliki 7 poin, dengan rincian 4 poin dari 3 upaya tembakan dua angka, 3 poin dari 2 upaya tembakan tiga angka.

Ketika Anthony tidak bisa terlalu diandalkan dalam hal defense, setidaknya Blazers bisa memintanya untuk meraih bola-bola pantul ketika bertahan (defensive rebound). Pada musim dua musim terakhir, ia memiliki rata-rata persentase defensive rebound mencapai 15 persen. Bahkan, pada musim lalu, jumlah contested defensive rebound lebih tinggi dibandingkan forwarda andalan Blazers, Zach Collins.

Untuk sementara ini, tidak ada opsi yang lebih baik untuk Blazers selain merekut Anthony. Jika tidak berhasil, mereka dapat memutus kontraknya. Selain itu, jika ia tidak dapat memanfaatkan kesempatan ini kemungkinan kariernya akan berakhir.

Foto: NBA

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Pemain Bintang yang Cedera di Bulan Pertama NBA 2024-2025
Spurs Raih Dua Kemenangan Beruntun Tanpa Wembanyama 
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo