Kejutan dari NSH Jakarta tak muncul. Tim yang sebelumnya sempat mengalahkan Bimasakti Nikko Steel Malang dengan selisih 21 poin ini dipaksa menyerah oleh Hangtuah Sumsel dengan kedudukan 58-48. Ini menjadi kemenangan pertama Hangtuah di Seri 3 IBL 2016.
Hangtuah hampir selalu unggul sepanjang laga. Satu-satunya situasi di mana NSH unggul adalah di kuarter pertama ketika kedudukan 9-7. Setelah itu, Hangtuah unggul terus. Kuarter pertama ditutup dengan kedudukan 15-11.
Walau selalu unggul, Hangtuah sulit melebarkan jarak keunggulan. NSH sangat baik menjaga penguasaan bola mereka (NSH adalah tim dengan tingkat turn over terendah kedua di IBL hingga saat ini. Pertama adalah M88 Aspac Jakarta). Pertahanan ketat Hangtuah hanya berharap kepada buruknya akurasi NSH. Dan itu terjadi. NSH hanya memasukkan 32 persen dari total tembakan mereka.
Transisi defense yang lamban membuat NSH keteteran. Hangtuah yang memiliki Ricardo Orlando Uneputty, Brandon Billy dan Randika Aprillan memiliki kecepatan untuk beralih dari situasi bertahan ke situasi menyerang dalam waktu cepat. Hangtuah meraih 15 poin dari serangan cepat memanfaatkan lambannya transisi defense NSH.
NSH sendiri sebenarnya cukup baik ketika berduel di area dekat ring Hangtuah. Namun anak-anak asuh pelatih Mayckel S.D. Ferdinandus ini sangat percaya kepada tembakan-tembakan jarak jauh mereka. Padahal, akurasinya sangat buruk. Hanya 14 persen (3/22).
Penampilan Andrie "Yayan" Ekayana yang konsisten menjadikannya sebagai pengumpul angka terbanyak bagi Hangtuah. Yayan masih sangat baik dalam melakukan penetrasi atau tembakan-tembakan fadeaway. Total 13 poin dicetak Yayan dengan akurasi 71,43 persen.
Raylly Pratama bermain cukup baik bagi NSH. Ia menjadi pengumpul angka terbanyak dengan 14 poin. Di akhir laga, Raylly sebenarnya sering berada dalam jarak tembak yang baik ketika berhadapan dengan Max Yanto. Sayang, Raylly malah memilih mendekat dan membuat Max leluasa menggagalkan tembakannya.
Foto: Dokumentasi IBL.