Nama Daryl Morey belakangan semakin santer dibicarakan. Manajer Umum Houston Rockets itu berada di pusaran amuk geopolitik Cina. Sebab, ia melempar sebuah cuitan dukungan terhadap kubu prodemokrasi Hong Kong pada Jumat, 4 Oktober 2019 waktu setempat.
Cuitan itu menuai kontroversi. Penggemar NBA di Cina, Pemerintah Cina, Chinese Basketball Association (CBA), dan beberapa perusahaan asal Negeri Tirai Bambu merasa tersinggung. Mereka sampai menarik kerja samanya dengan Rockets dan NBA. Posisi Sang Manajer pun kini terancam. Padahal kinerjanya dalam beberapa tahun ini sedang bagus-bagusnya.
Morey sendiri sebenarnya telah menghapus cuitan itu. Apalagi setelah pemilik klub Tilman Fertitta menegurnya. Namun, dampaknya ternyata belum juga reda. Masalah justru berkepanjangan. Sebab, itu merupakan problem yang sensitif.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?
Untuk memahami masalah itu, kita mesti memahami hubungan Cina dan Hong Kong lebih dulu.
Cina dan Hong Kong
Hong Kong merupakan wilayah administrasi khusus Cina. Mereka beroperasi sebagai negara semiotonom dengan kebebasan politik dan ekonomi tertentu di bawah kebijakan satu negara, dua sistem. Ketegangan meningkat selama musim panas ketika legislatif mengambil langkah kontroversial dengan merancang undang-undang yang memungkinkan tersangka kriminal diekstradisi dari Hong Kong ke Cina daratan.
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengklaim rancangan undang-undang itu akan membantu wilayahnya dalam melindungi hak asasi manusia. Namun, oposisi justru punya pandangan lain. Mereka mengatakan itu akan merusak independensi hukum Hong Kong. Para kritikus undang-undang itu mengatakan, aturan baru dapat digunakan untuk mengejar dan membungkam lawan politik pemerintah, bahkan menghilangkan mereka dalam sistem.
Demi menggagalkan aturan itu, orang-orang turun ke jalan. Mereka berdemonstrasi hingga bentrok dengan polisi selama berbulan-bulan. Suasana semakin kacau. Banyak aktivitas terganggu. Toko-toko tutup. Bank juga begitu. Masyarakat mulai resah.
Houston Rockets
Rockets memiliki hubungan dengan Cina. Menurut survey NBA Red Card, sebuah studi kinerja digital NBA yang disusun Mailman Group, klub asal Houston itu merupakan klub populer kedua di Cina. Mereka bisa begitu lantaran legenda bola basket Cina, Yao Ming, sempat bermain di sana.
Yao sendiri saat ini menjabat sebagai ketua CBA. Asosiasi bola basket Cina itu ikut mengkritisi Morey. Mereka tidak senang dengan cuitan Sang Manajer. Suasana semakin pelik.
CBA bahkan menarik kerja samanya dengan Rockets. Yao tampak tegas. Ia tahu di mana posisinya dalam masalah itu.
Dampak Cuitan Morey
Seperti ditulis di muka, masalah itu berkepanjangan. Bukan hanya CBA yang menarik diri. Beberapa sponsor pun melakukan hal yang sama.
Menurut laporan Business Insider, Tencent dan China Central Television (CCTV) selaku platform siaran memutuskan untuk berhenti menayangkan pertandingan Rockets. Perusahan sepatu Li-Ning dan Alta menangguhkan operasinya bersama klub. Shanghai Pudong Development Bank Card Center menarik diri. Sementara situs belanja Alibaba dan JD.com menurunkan pernak-pernik Rockets dari situs mereka.
NBA sebagai liga yang menaungi Rockets terkena imbasnya. Produser gawai Vivo tidak mau lagi bekerja sama dengan liga. Pertandingan NBA G League antara Rio Grande Valley Vipers dan Texas Legends di Cina dibatalkan. NBA Cares yang melibatkan Los Angeles Lakers dan Brooklyn Nets yang tengah tur pramusim ke sana tidak jadi digelar setelah terjadi penolakan.
Sikap NBA
Dua hari setelah cuitan Morey, NBA mengambil sikap. Chief Communications Officer Mike Bass mengeluarkan pernyataan resmi. Ia sadar cuitan Morey telah menyinggung banyak orang di Cina. Bass menyayangkan hal itu.
Liga tidak senang salah satu klubnya telah menuang bara dalam api perselisihan publik di Cina. Sehingga berdampak pada hubungan mereka dengan berbagai mitra bisnis. Potensi kejatuhan politik dan finansial menjadi sangat besar.
Adam Silver
NBA terkenal sebagai liga yang sangat terbuka dengan masalah kebebasan berekspresi. Tidak jarang mereka mendorong para pemain untuk bebas menyatakan pendapat. Namun, dalam kasus Morey, sikap NBA tidak begitu. Mereka malah menyesalinya.
Sikap NBA terhadap cuitan Morey menuai reaksi dari berbagai kalangan, termasuk para senator Amerika Serikat. Mereka mengkritisi liga karena telah menyesalkan masalah itu. Padahal NBA semestinya bisa menghormati kebebasan berekspresi, bukan malah tunduk pada sisi bisnis saja.
Komisioner Adam Silver langsung menanggapi kritikan itu. Ia menyadari, sikap NBA membuat orang-orang marah dan bingung. Silver mencoba untuk menjelaskan.
Selama tiga dekade terakhir, NBA telah mengembangkan afinitas yang besar bagi masyarakat Cina. Mereka melihat bagaimana bola basket menjadi media untuk mempererat hubungan antara Amerika Serikat dan Cina. Pada saat yang sama, NBA menyadari kedua negara memiliki sistem dan kepercayaan politik yang berbeda.
NBA sangat menghargai keberagaman. Silver mengatakan, nilai-nilai kesetaraan, penghormatan, dan kebebasan berekspresi telah mendefinisikan liga selama ini. Ia ingin liga terus melakukannya.
“Faktanya, salah satu kekuatan abadi NBA adalah keberagaman kami dari pandangan, latar belakang, etnis, jenis kelamin, dan agama. Dua puluh lima persen pemain NBA lahir di luar Amerika Serikat dan kolega kami bekerja di kantor liga di seluruh dunia, termasuk di Beijing, Hong Kong, Shanghai, dan Taipei.”
Dengan keragaman itu muncul keyakinan bahwa apa pun perbedaannya, NBA ingin saling menghargai. Orang-orang tetap boleh memiliki pandangan lain dari yang lain. NBA tidak mau menghakimi perbedaan-perbedaan itu.
“Namun, NBA tidak akan menempatkan dirinya dalam posisi mengatur apa yang dikatakan atau tidak akan dikatakan pemain, karyawan, dan pemilik tim tentang masalah ini. Kami tidak bisa beroperasi dengan cara itu.”
Dengan sikap baru itu, posisi NBA dalam masalah Morey rasanya berubah. Mereka yang tadinya menyesali cuitan Sang Manajer, tetap berusaha menghormatinya. Namun, hubungan Rockets, NBA, dan Cina masih belum pulih. Untuk itu, mereka akan terus berupaya untuk mencari jalan keluarnya.
Foto: Houston Rockets/NBA