Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PP Perbasi Syailendra Bakrie meminta klub-klub peserta IBL tidak terburu-buru mengambil sikap selama proses seleksi Timnas Basket Putra Indonesia berlangsung. Sebab pihak BTN ingin Rajko Toroman memilih pemain terbaik, tanpa ada intervensi dari pihak manapun.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah Stapac Jakarta mengajukan pengunduran diri dari IBL pada 16 Agustus 2019 lalu. Stapac merasa bahwa tidak akan siap mengikuti liga karena sebagian besar pemainnya masuk seleksi timnas.
Jugianto Kuntardjo selaku manajer Stapac menjelaskan bahwa surat tersebut pada intinya menanyakan kejelasan soal proses seleksi timnas. Stapac merasa investasi yang dikeluarkan untuk klub, termasuk pemain, nilainya besar. Termasuk juga pembiayaan mereka untuk ikut IBL musim depan. Disamping itu, Stapac butuh waktu persiapan.
"Surat itu sebetulnya bukan menyatakan pengunduran diri, tapi ingin tanya kejelasannya. Kami sudah meminta waktu sampai 15 Agustus 2019, tapi ternyata pihak terkait, Perbasi dan BTN, tidak memberi kabar lanjutan. Tim kami (Stapac) juga perlu waktu persiapan, seperti latihan untuk menyambut musim baru," kata Jugianto.
Menanggapi permintaan tersebut Ketua BTN Syailendra Bakrie dan PP Perbasi akan segera bertemu perwakilan klub dan penyelenggara IBL. Karena pemain yang mengikuti seleksi rata-rata berasal dari klub kontestan IBL. Sementara itu, daftar pemain timnas masih ada di tangan Kepala Pelatih Rajko Toroman. Ia diminta segera menyelesaikan daftar nama pemain pelatnas hingga akhir Agustus 2019 nanti.
"Kami harus mengumpulkan pemain terbaik Indonesia dalam pelatnas jangka panjang. Kami proyeksikan timnas itu bermain dalam satu tim di beberapa kejuaraan internasional dan kompetisi IBL," kata Syailendra. "Yang utama, kami menyerahkan pemilihan pemain sepenuhnya pada Rajko Toroman, tanpa intervensi dari pihak manapun."
Kepala Pelatih Rajko Toroman sudah menangani Timnas Basket Putra Indonesia sejak bulan Juli lalu. Ia juga memimpin tim Indonesia Selection pada Elang Cup 3 2019 di Medan, 7-12 Agustus lalu. Saat ini proses seleksi dilanjutkan dengan memanggil 19 pemain yang tidak bermain di Elang Cup.
"Saya akan memilih pemain terbaik Indonesia, beserta kandidat pemain naturalisasi. Mereka akan bermain sebagai satu tim untuk mengikuti SEA Games dan kualifikasi FIBA Asia Cup 2021. Itu juga akan menjadi kerangka timnas untuk FIBA World Cup 2023," kata Rajko Toroman.
Sementara itu, dari pihak IBL masih berusaha menemukan formula terbaik agar program timnas dan liga berjalan selaras. Direktur IBL Junas Mardiansyah menegaskan bahwa masalah Stapac tersebut juga berlaku untuk beberapa tim. Mereka juga kehilangan pemain bila diambil timnas.
"Akhir bulan Agustus akan ada pertemuan klub IBL dan pihak-pihak terkait seperti BTN dan PP Perbasi. Pertemuan ini untuk membahas solusi terbaik tentang problem program timnas dan jadwal liga," ucap Junas Mardiansyah. (tor)
Foto: Nur Adhyn