Daya tarik Zion Williamson memang luar biasa. Belum juga sekalipun bermain untuk Pelicans, ia sudah dikejar-kejar pihak yang ingin menjadikannya sebagai duta. Fakta itu terbukti ketika ternyata ada merek-merek olahraga dunia yang ikut mendekatinya. Meski pada akhirnya berlabuh dengan Jordan dan Nike, Layak kita simak siapa saja yang turut berjuang mendapatkan tanda tangan lulusan Duke ini.
Nick Depaula dalam tulisannya yang terbit di ESPN menjabarkan bagaimana lika-liku Zion memilih dan memilah calon sponsornya untuk sepatu. Nike bukanlah satu-satunya yang mengajukan proposal kerja sama dengan Zion. Adidas, Puma, Li-Ning, dan Anta sudah melakukan berbagai cara untuk meminang. Sepatu mentereng sudah bukan lagi senjata utama. Keempatnya menjanjikan upah sangat besar demi menarik hati Zion. “Sangat besar” karena mereka telah menyiapkan dana segar.
Li-Ning layak disebutkan pertama. Dwyane Wade telah bersama perusahaan Cina ini sejak 2012 dan melanjutkan kontraknya ke jenjang seumur hidup pada 2018. Zion disodori kontrak senilai AS$ 19 juta per tahun selama lima tahun. Laman Sports Illustrated bahkan menyebutkan angka AS$ 20 juta dalam artikelnya. Angka itu akan ditambah 5% setiap tahun karena inflasi dan belum termasuk honorarium penjualan produk. Mereka juga sudah mendesain tujuh sepatu dengan warna Duke.
Puma juga hadir dalam daftar ini. Perusahaan asal Jerman itu sempat di atas angin setelah Zion memakai sepatu basket Puma Thunder Spectra di ajang NBA Summer League. Mereka menyodorkan mahar AS$ 18 Juta per tahun. Dalam suatu kesempatan di Las Vegas pun Zion memakai Puma. Perusahaan berlogo macan kumbang itu sempat optimis dengan gestur yang ditampilkan pemain incarannya.
Poster Zion Williamson yang dirilis Nike mengambil desain dari sampul Slam edisi Agustus 2017.
Begitu pula dengan Anta. Pabrikan olahraga asal Cina ini juga dilaporkan telah memberi tawaran AS$ 15 juta per tahun dengan durasi lima tahun. Persona Gordon Hayward dan Klay Thomson sebagai duta utama Anta tampaknya masih belum bisa meluluhkan hasrat Zion untuk menguasai kultur sneaker. Padahal, Gordon Hayward baru saja mendapat sepatu khusus bernama Anta GH1 yang terbilang populer di Negeri Tirai Bambu. Hal itu dibuktikan dengan riuh ramai tur Asia Timur Anta bersama Hayward beberapa hari belakangan.
Merek yang bisa paling sakit hati tentu saja adidas. Si Tiga Garis telah mengincarnya sejak Zion masih SMA di Spartanburg. Mereka telah mensponsori sekolah itu dengan seragam juga sepatu. Bahkan, logo adidas terpampang jelas ketika Zion jadi model sampul Majalah Slam edisi Agustus 2017. Adidas telah mengetahui bakat dan sudah membentuk “Zion Committee” guna memaksimalkan kinerja. Sayang beribu sayang, komite itu bahkan tidak pernah bertemu orang tua Zion untuk memberikan proposal kerja sama. Mereka hanya menghubungi pihak agensi meski dengan tawaran belasan juta Dollar AS.
Pahitnya adidas juga datang dari tindak-tanduk Nike pasca sukses mengontrak Zion. Poster pengumuman mengambil pose yang dilakukan Zion saat jadi model sampul Slam. Sejatinya, terpampang logo adidas di seragam. Oleh Nike, seragam yang asalnya berwarna merah diedit dengan warna hijau tua. Posisi tubuh Zion sama sekali tidak dirubah. Si Contreng hanya menghilangkan logo adidas dan mengganti warna seragam. Hal itu seakan menyentil kegagalan adidas mendapatkan duta barunya.
Lalu, benarkah seorang Zion Williamson sehebat itu hingga diperebutkan lima merek? Boleh saja kita heran dengan perilaku masyarakat Amerika Serikat akan hal itu. Namun, sudah banyak cerita pebasket muda yang diperebutkan sedemikian rupa. LeBron James, Allen Iverson, dan nama-nama beken lain pernah mengalami hal serupa. Itulah mengapa kultur sneaker di NBA sangat menarik untuk disimak.
Foto: Slam, Nike