Sebulan berlalu sejak NBA membuka pasar pemain bebas. Beberapa pemain sudah mendapatkan tim. Beberapa lagi belum. Salah satunya Jeremy Lin. Pemain keturunan Asia-Amerika Serikat itu bahkan sampai frustasi. Ia terpuruk di musim panas ini.
Keterpurukan Lin kemudian menarik perhatian banyak orang. Trae Young, garda Atlanta Hawks, pun buka suara. Ia berusaha menyemangati senior yang sempat bermain bersamanya di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
“Jeremy Lin adalah salah satu senior saya. Saya akan selalu menjadi penggemarnya,” kata Young lewat cuitannya di Twitter. “Dia bisa bermain basket. Dia tidak egois, selalu mementingkan yang lain dan mengutamakan tim.”
Dalam cuitan yang sama, Young juga menyampaikan dukungannya untuk Lin. Ia mengatakan bahwa dirinya selalu berada di belakang Lin. Ia tahu karier Lin belum selesai.
Selain Young, bekas pemain NBA Kendrick Perkins ikut mengutarakan pendapatnya. Ia mengatakan bahwa situasi Lin menjelaskan betapa kerasnya NBA. Ada lebih banyak pemain mengalami hal yang sama di luar sana. Oleh karena itu, Perkins berpesan kepada pemain-pemain yang masih bertahan di NBA untuk menghargai kesempatan itu.
Lin sendiri sudah berada di NBA selama sembilan tahun. Ia muncul pertama kali pada 2010. Saat itu, Lin memulai kariernya bersama Golden State Warriors.
Kariernya selama itu tidak pernah stabil. Ia selalu berpindah dari satu tim ke tim lain. Lin bahkan sempat bermain di G League. Namun, nama terangkat ketika membela New York Knicks pada 2012. Lin tampil impresif sehingga muncul fenomena Linsanity.
Setelah melewati masa primanya, Lin bermain dengan dua tim berbeda pada 2018-2019. Ia bermain dengan Hawks di awal musim. Di sanalah ia bertemu Young. Namun, Hawks rupanya tidak mau mempertahankannya lebih lama. Mereka pun menukarnya ke Toronto Raptors.
Lin kemudian menjadi juara NBA bersama Raptors. Namun, ia tidak tampil di final sekalipun. Sampai akhirnya ia berpisah dengan tim itu di akhir musim. Raptors tidak berniat menyodorkan kontrak baru untuknya. Apalagi mereka memiliki pemain berposisi sama seperti Kyle Lowry dan Fred VanVleet.
Masalah Lin semakin pelik mengingat dirinya yang sudah lewat masa prima. NBA kini memiliki pemain-pemain muda berposisi sama dengan kemampuan yang lebih tinggi. Lin memang memiliki kemampuan menyerang di atas rata-rata, tetapi kemampuan bertahannya tidak sebagus itu. Belum lagi kemampuannya untuk sehat sepanjang musim juga mulai menurun. Ia selalu mengalami cedera sehingga harus menepi beberapa kali dari kompetisi.
Saat ini, klub-klub NBA tidak lagi tertarik kepadanya. Namun, karier Lin belum berarti akan berakhir. Sebab, klub-klub di luar NBA memiliki ketertarikan padanya. Lin bahkan sempat diisukan akan bermain di Cina. (put)
Foto: NBA