Pelajaran Berharga dari Harvard bagi Laurentius Steven

| Penulis : 

Laurentius Steven Oei, forwarda Satria Muda Pertamina Jakarta, baru saja selesai bertanding di IBL Go-Jek 3x3 Basketball Indonesia Tour 2019 ketika saya menghampirinya. Tubuhnya tampak basah berpeluh keringat. Namun, ia belum bisa istirahat penuh karena masih harus bermain hari itu. Pertandingan berlangsung di Jogja City Mall, Yogyakarta, Sabtu 20 Juli 2019.

Saya menyapa Laurent di sela-sela pertandingan satu dan lainnya. Hitung-hitung sekalian berterima kasih karena telah mengirimkan buku tempo hari. Kemudian, saya menyinggung soal Harvard University. Laurent kebetulan sempat kuliah di sana. Ia pun membagi pengalamannya kepada Mainbasket lewat perbincangan singkat.

Waktu itu sempat dengar Laurent pergi ke Harvard. Ngapain di sana?

Saya, kan, kuliah di UPH. Salah satu program S2 mereka di internasional ada student exchange selama empat hari. Dapat short course. Kami dapat kesempatan ke sana. Biaya kuliah sudah ditanggung. Kami tinggal bayar ke sana sama akomodasi.

Ngapain?

Lebih banyak belajar, sih. Cuma memang belajar di sana beda banget. Dari dosen membawakan materi. Lebih banyak prakteknya. Lebih seru di sana.

Memperhatikan basket di sana juga?

TIdak, sih. Mereka lebih menjelaskan soal hidup dan bisnis.

Apa saja yang didapat?

Intinya, satu hal yang pasti di dunia ini adalah perubahan. Itu bisa dibahas juga di basket. Kalau kita tidak berubah, tidak mengikuti perkembangan yang sekarang, dan kita selalu bergantung dengan cara yang lama, susah untuk maju.

Aplikasinya sendiri sulit tidak untuk membuat perubahan?

Lebih gampang di teori daripada praktek. Kadang kita ingin berubah, tetapi ada pengaruh eksternal. Jadi, memang perubahan itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.

Apa yang Laurent lakukan agar perubaha itu berjalan dengan baik dan sesuai yang kamu mau?

Kalau buat saya, sih, kita harus tahu dulu tujuan besar kita. Kalau kita tahu tujuan besar kita mau apa, kita akan lebih gampang untuk berubah. Karena kita tahu kita berubah demi mencapai tujuan itu. Kadang cara kita yang sekarang tidak bisa, kita harus bisa berubah buat mencapai itu.

Tujuan kamu apa, nih?

Yang dekat-dekat juara Go-Jek 3x3 dululah, hahaha.

Saya juga tahu kamu suka baca. Sebenarnya pengaruh baca dalam kehidupan kamu seperti apa, terutama di dunia basket?

Apa, ya? Di basket itu kita lebih banyak latihan. Latihan secara fisik. Secara tidak sadar, otak kita itu kurang terlatih. Maksudnya, dengan membaca buku itu, kita jadi lebih membuka diri sama dunia luar.

Kita tidak bisa fokus sama dunia kita sendiri. Padahal di luar basket, dunia itu besar. Dan dunia di luar itu kejam. Kalau kita tahu dunia luar, kita jadi lebih gampang tahu. Tidak akan kena tipu-tipu. Ada bagusnya kalau kita tambah wawasan.

Soal 3x3, sudah dua seri, seperti apa penampilan Satria Muda? Meski pun Laurent tidak ikut di dua seri sebelumnya.

Iya, seri satu dan dua saya tidak main. Saya mengamati dari luar. Yang saya lihat, memang ada perubahan. Dari seri satu yang masih individu, satu lawan satu, di seri dua kita lebih baik. Meski pun di awal agak kacau.

Kemudian, kami menyamakan visi dan berubah. Waktu di playoff kelihatan banyak pergerakan tanpa bola. Yang tadinya main individu jadi main tim. Hasilnya juga kelihatan di seri dua.

Laurent sudah terbiasa di 3x3, bahkan sempat mengadakan acara 3x3, lalu apa yang bisa kamu bantu untuk tim ini? Apa dampak kehadiranmu di tim ini?

Menurut saya, tim saya ini mainnya sudah pada jago. Tinggal bagaimana saya match saja. Bagaimana caranya saya bisa masuk sama anak-anak. Soalnya saya sudah miss dua seri, kan. Targetnya adalah mendukung saja. Mendukung anak-anak. Saling support saja.

Kalau melihat peta persaingannya, kira-kira siapa lawan yang berat?

Tahun ini sepertinya berat semua. Tapi, yang lagi naik daun adalah Pelita Jaya dan Prawira.

Apa bedanya dengan Satria Muda?

Secara prinsip hampir sama. Cuma ketika main di lapangan, kami seringkali punya ide belum tentu jalan. Pada akhirnya, tinggal persoalan siapa yang bisa menjalankan itu lebih bagus saja.

Selanjut mau apa lagi?

Saya ingin mencari cara supaya bisa jadi juara di Go-Jek 3x3 ini. Lalu, kami ingin revenge sama Stapac. Kami sadar tahun lalu sebenarnya sudah tidak terlalu zaman bigman yang dominan banget, tapi lebih ke transisi, nembak, sama rebound. Sekarang kami sedang mengondisikan supaya kami bisa keep up dengan gim yang seperti itu. Itu target besarnya.

Foto: Hariyanto

Populer

LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas
Grizzlies Hajar Sixers, Pelatih Taylor Jenkins Pecahkan Rekor Waralaba
Russell Westbrook Pemain Pertama Dalam Sejarah dengan 200 Tripel-dobel!
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Jayson Tatum & Patrick Mahomes Rebutan Ekspansi Tim WNBA
Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz