Foto tim nasional Amerika Serikat kelompok usia 16 tahun yang akan berlaga melawan tim nasional El Salvador yang tampil di instagram @mainbasket membuahkan banyak komentar. Saat pertama kali saya melihat foto itu pun saya tersentak. Perbedaan tinggi para pemain kedua tim begitu mencolok dan juga merata.

Tim Amerika Serikat menang telak 114-19. Nyaris selisih 100 poin! Ratusan komentar pun mengalir di bawah unggahan tersebut. Isinya kurang lebih tentang betapa tinggi badan memegang peranan penting dalam permainan bola basket.

Posisi gol atau ring basket yang berada di atas membuat kita mengambil keputusan cepat bahwa manusia dengan tinggi badan di atas rata-rata akan lebih mudah memasukkan bola. Jarak tangan mereka saat memegang bola lebih dekat dengan ring. Jadi, ya lebih mudah. Bukankah begitu?

Bagi saya, asumsi ini menyesatkan dan sudah membuat banyak orang tersesat. Memiliki tinggi badan di atas rata-rata seolah jadi pedoman pasti dominasi seseorang dalam permainan basket. Padahal, tentu saja, belum tentu.

Permainan bola basket itu untuk semua orang. Tinggi, sedang, dan pendek. Basket sekarang juga dimainkan dengan kursi roda. Kenyataannya, para pemain dengan tinggi badan rendah, sedang, dan menjulang punya peluang serupa untuk mendominasi atau jadi yang paling jago.

“Sprawlball”, buku baru yang ditulis oleh Kirk Goldsberry memaparkan secara tidak langsung bahwa ada faktor lain yang lebih penting daripada sekadar tinggi badan. Di bagian awal buku, Goldberry bahkan memaparkan data sebuah lokasi di dekat ring, yang notabene jadi tempat favorit para pemain tinggi, malah memiliki akurasi yang lebih rendah daripada tempat jauh yang seharusnya jadi lokasi favorit pemain pendek.

Bagi beberapa, bahkan banyak orang, pemain tinggi amat sangat berharga. Bagi beberapa lainnya, ada yang lebih penting daripada itu. Salah satu kutipan favorit saya tentang hal ini datang dari kepala pelatih tim nasional putri kita (SEA Games 2019) Lori Chizik, "Tinggi badan adalah sebuah keuntungan. Namun, hal itu terjadi jika Anda tinggi dan tangkas dalam bermain.”

Kalimat tersebut seharusnya menghentikan semua perdebatan tentang tinggi badan sebagai faktor dominan bagi seorang pemain basket. Terakhir, bila tinggi seorang pemain adalah segalanya, maka Tacko Fall seharusnya jadi rebutan di NBA Draft 2019. Bukan malah tak ada yang minati.

Foto: NBA

Populer

Scotty Pippen Jr. Bangkitkan Memori Sang Ayah di Chicago
Tembakan Lebih Efisien, Nuggets Benamkan Lakers
Wemby Kembali, Spurs Menggilas Warriors
Takluk 41 Poin! Thailand Menambah Derita Indonesia
James Harden Tampil Impresif Meski Dicemooh Pendukung Sixers Sepanjang Laga
Heat Berlindung Di Balik Performa Impresif Jimmy Butler Saat Kalahkan Mavericks
Trae Young Pilih Jordan Brand
50 Poin LaMelo Ball Tidak Berarti Dihadapan Bucks
James Harden: Setidaknya Ada 2 Gelar Jika Thunder Tidak Menukar Saya
Kelemahan Kings Makin Jelas Saat Takluk dari Clippers