Tim nasional putri Indonesia menggelar seleksi nasional pertama mereka pada Rabu, 10 Juli 2019 lalu. Mengambil tempat di Surabaya atau lebih tepatnya di dua lapangan CLS Knights, Dharmahusada dan Kertajaya, sebanyak 24 nama masuk dalam daftar panggil.
Seleksi ini sendiri akan digelar hingga 16 Juli 2019. Di hari terakhir tersebut, tim ini akan mengerucutkan jumlah pemainnya menjadi hanya 15 pemain. Nantinya, tim nasional ini akan menjalani deretan agenda uji coba baik dalam dan luar negeri sebelum benar-benar tampil di SEA Games 2019 di Filipina.
Seleksi kali ini juga menjadi debut Lori Chizik menangani tim nasional putri. Pelatih asal Kanada yang lama tinggal di Australia ini sudah lama disebut-sebut menjadi Kepala Pelatih tim nasional putri. Sebelum seleksi kali ini, ia juga sudah terlihat di Surabaya kala Surabaya Fever menggelar turnamen South East Asian Women Tournament, Februari lalu.
Kami mendapatkan kesempatan berbincang dengan perempuan berambut pirang ini di sela-sela latihan tim nasional. Mimik wajah yang ramah dan gaya bicara yang santun ia munculkan saat menjawab deretan pertanyaaan kami.
Halo Lori, apa kabar? Selamat datang di Surabaya.
Halo Mainbasket, terima kasih sudah datang di latihan kami.
Anda tahu tentang Mainbasket?
Saya kira saya tahu, Chris (Christopher Tanuwidjaja) menunjukkan kepada saya majalah kalian beberapa waktu lalu.
Iya benar. Langsung ke pertanyaan pertama, bisa cerita bagaimana proses Anda menjadi pelatih tim nasional?
Chris menghubungi saya di sekitar awal Februari, sebelum saya datang ke Surabaya pertama kali. Ia bertanya kepada saya apakah saya tertarik untuk menjadi Kepala Pelatih tim nasional putri dan jelas saya sangat tertarik. Saya akhirnya berkunjung ke Surabaya selama sekitar seminggu, melihat Surabaya Fever bermain dan merasakan kota Surabaya sendiri. Setelahnya saya kembali ke rumah dan berbicara dengan keluarga saya tentang kemungkinan melatih di luar negeri ini. Ini kesempatan yang luar biasa dan di sinilah saya sekarang, saya benar-benar bersemangat.
Ini pengalaman pertama Anda melatih di luar negeri?
Iya, saya aslinya berasal dari Kanada tapi sudah lama tinggal di Australia. Saya datang ke Australia sebagai seorang pemain dan setelah pensiun saya menjadi pelatih di sana. Saya sudah melatih di Australia selama 30 tahun terakhir.
Sebelum Anda datang ke sini, apa yang Anda tahu tentang basket putri Indonesia?
Jujur saya tidak tahu banyak selain dari video-video yang dikirmkan oleh Chris ke saya. Saya banyak terlibat di tim nasional putri Australia. Dalam prosesnya, kami banyak berhadapan dengan tim-tim asal Asia. Jadi saya tahu bahwa karakter pemain putri Asia adalah mereka bermain cepat dan mereka menembak tripoin dengan baik. Namun tentang pemain-pemain kali ini, saya benar-benar tidak tahu bagaimana gaya bermain mereka. Hal itu bisa dibilang tantangan di pekerjaan ini dan saya tak sabar untuk mengetahui lebih banyak.
Kami cukup sering mendengar tinggi badan dijadikan sebagai sebuah alasan utama negara-negara Asia tertinggal dari Australia, negara Eropa, hingga Amerika Serikat. Bagaimana pendapat pribadi Anda tentang itu?
Satu hal yang membuat saya sudah cukup kagum dengan pemain yang saya miliki kali ini adalah meski mereka tidak cukup tinggi, mereka bermain dengan keras, mereka tak kenal lelah, dan bertahan dengan baik. Saya sudah melihat hal itu saat menonton Fever Februari lalu. Bagi saya, kegigihan besar mereka ini adalah kunci utama untuk menjadi lebih baik. Jelas, tinggi badan adalah sebuah keuntungan. Namun, hal itu terjadi jika Anda tinggi dan tangkas dalam bermain. Dengan tim Indonesia, saya rasa kita bisa konsentrasi dengan kelebihan kita di sisi kecepatan dan memperbaiki struktur pemainan.
Sebagai pelatih, tipe pemain seperti apa yang Anda suka?
Saya suka pemain yang mampu membaca pertandingan, jadi mereka bisa merasakan pertandingan. Mereka tahu kapan waktu mengumpan, menembak, atau membebaskan rekannya. Bagi saya sendiri, semua pemain sebenarnya bisa dilatih tak peduli bagaimana tingkat kemampuan mereka. Tujuan saya di sini adalah meningkatkan permainan setiap pemain, bahkan mereka yang nantinya tidak terpilih saya juga berharap bisa menjadi lebih baik di sini. Sebagai tim, saya berharap saya bisa mengumpulkan pemain terbaik untuk berlaga di SEA Games.
Tim ini memang ditujukan untuk SEA Games yang akan digelar di penghujung tahun. Itu adalah waktu yang masih cukup lama untuk mempersiapkan tim ini. Program latihan seperti apa yang ingin Anda lakukan?
Waktu persiapan yang panjang ini cukup menarik bagi saya. Sebelumnya, saya tak pernah mendapatkan waktu persiapan sepanjang ini. Bahkan dengan tim nasional Australia, kami mengadakan seperti 10 hari pemusatan latihan sebelum berlaga. Bagi saya, hal pertama yang harus tim saya lakukan adalah terbiasa dengan keberadaan saya sebagai pelatih. Lalu kami menjalankan beberapa strategi dan berlatih tanding. Saya cukup senang mengetahui bahwa kami mendapatkan undangan bertanding di India dan Taiwan nantinya. Kami juga akan berlatih tanding dengan tim putra. Semoga semua berjalan seusai rencana dan kami siap menghadapi gelaran SEA Games.
Bagaimana dengan tim pelatih yang Anda punya?
Saya cukup bersyukur mereka semua bisa berbahasa Inggris dengan baik. Saya sendiri sedang berusaha memahami bahasa Indonesia sedikit-sedikit. Mereka benar-benar membantu saya karena pada faktanya mereka yang kenal pemain-pemain ini, saya belum. Mereka juga sangat terbuka dengan masukan-masukan saya, mereka sangat menyenangkan sejauh ini.
Apakah kalian sudah membicarakan gaya bermain atau semacamanya?
Belum dan saya rasa kami belum bisa menentukan itu sampai nantinya kami sudah membentuk tim. Anda tidak bisa datang sebagai pelatih di suatu tempat baru dan berkata saya ingin bermain pola ini atau itu. Beberapa strategi yang saya gunakan untuk tim nasional Australia tak akan berguna untuk tim ini. Saya harus mencari tahu kekuatan dan kelemahan tim ini baru setelahnya bisa mnentukan strategi apa yang harus kami lakukan. Namun, satu hal yang saya sudah saya lihat dan sepertinya tidak saya rubah adalah kecepatan mereka. Saya tak masalah jika eksekusi kami nantinya adalah layup di delapan detik waktu serang.
Tim nasional putri mendapatkan perak dan perunggu di dua penampilan terkahir mereka di SEA Games. Anda tahu bahwa ekspektasi untuk tim ini akan cukup tinggi. Bagaimana Anda menyikapi hal tersebut?
Setiap saat Anda dan tim Anda bertarung dalam sebuah turnamen, Anda akan menempatkan target yang realitstis. Jika target yang realistis adalah medali emas, hal itu akan menjadi motivasi kami dan kami harus mengejarnya. Namun, saya tak ingin memberi beban terlalu berat untuk semua pemain saya dan berbicara tentang emas terus-menerus. Yang terpenting adalah proses kami untuk mencapai sana, mempersiapkan diri kami, mengetahui lawan kami, dan membuka diri untuk segala perbaikan demi meraih gelar tersebut tanpa menaruh beban berlebihan.
Foto: Yoga Prakasita