Menyandang status sepatu terpopuler sedunia tampaknya membawa beban tersendiri. Sadar atau tidak, mereka juga ikut menyumbang jumlah limbah sepatu bekas tak terpakai dalam jumlah besar pula. Oleh karenanya, Converse berinisiatif untuk merumuskan solusi terkait hal ini. Melansir situs resmi Nike, Converse membuat program bernama “Renew” dengan visi memproduksi ulang Chuck Taylor All-Star menggunakan bahan daur ulang.

Ada kekhawatiran lain yang ditampilkan oleh Converse. Selain masalah limbah sepatu rusak, mereka menyebut isu polusi yang dihasilkan selama produksi siluet Chuck Taylor All-Star. Setelah menjalani bermacam sistem produksi juga inovasi, pabrikan yang didirikan Marquis M. Converse ini memutuskan untuk membuat edisi daur ulang. Isu lingkungan, selain memang jadi bagian dari proses produksi, menjadi strategi promosi demi mencakup pelanggan yang juga peduli terhadap isu lingkungan.

Wilt Chamberlain berpose memakai Converse Chuck Taylor All-Star pada 1956.

Itu artinya, Chuck Taylor All-Star terbaru yang dibuat ini hanya mengubah bahan pada kanvas di bagian atas dan karet untuk solnya. Pihak pabrikan tidak mengubah bentuk dasar tampilan yang sudah melegenda itu. Ada tiga tahap proses perumusan kanvas baru itu di antaranya:

1. Memperbaharui kanvas konvensional dengan nilon polyester yang sepenuhnya terbuat dari daur ulang sampah botol plastik

2. Menyertakan denim yang terbuat hanya dari benang denim daur ulang yang dilakukan secara tradisional. Setiap lembarnya akan dikonversi sebagai sepasang sepatu.

3. Menciptakan bahan dasar katun baru yang sepenuhnya terbuat dari katun hasil pengolahan limbah katun digabung dengan 40% katun polyester alami. Converse menjanjikan akan memproduksi lebih banyak bahan seperti ini dengan kombinasi berbeda di masa yang akan datang.

Edisi terbatas Chuck Taylor All-Star dan Chuck Taylor All-Star 1970’s dengan proses pengolahan pada nomor satu dan tiga akan dirilis pada 5 Juli 2019. Sementara itu, siluet berbahan denim daur ulang akan dipublikasikan per Agustus 2019. Mereka juga akan membuat gelaran presentasi terkait proses pengolahan yang dilakukan dengan tanggal juga tempat yang akan dikonfirmasi lebih lanjut. Sementara Chuck Taylor All-Star berbahan 100% katun alami direncanakan untuk dilepas di awal 2020.

Industri sepatu kian menyadari limbah produksi juga sampah sepatu bekas tak pakai yang kian tak terkontrol. Pekerjaan rumah yang tidak akan mudah. Hal ini merupakan manifestasi dari konsumerisme yang mereka galang demi meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Hal ini belum termasuk isu kemanusiaan yang kerap diasosiasikan pada kesejahteraan karyawan pabrik mereka.

Bagi kita selaku pelanggan, tidak ada salahnya untuk mulai memperhatikan kandungan juga proses produksi pada barang yang kita pakai. Membudayakan beli seperlunya juga harus dibiasakan. Sisi lain industri fesyen bisa saja tidak berdampak langsung pada kita saat ini. Namun, kondisi berbeda akan dialami anak-cucu kita nanti.

Foto: Converse, NBA Archive

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo
Spurs Raih Dua Kemenangan Beruntun Tanpa Wembanyama 
Greg Monroe Merapat ke Toronto Raptors
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Satria Muda Tantang CLS Knights di Semifinal (Playoff IBL 2016)
Debut Berharga Jaylen Brown dalam Mtn Dew Kickstart Rising Stars
Tolak Opsi Tim, Wizards Kejar Kontrak Baru Jabari Parker