NBA Draft 2019 telah usai. Ada 60 pemain dari dua putaran terpilih oleh masing-masing tim dengan hak pilih. Beberapa melibatkan nama besar, beberapa lagi tidak sebesar itu. Namun, NBA Draft setiap tahun selalu berhasil menyedot perhatian.

Ada beberapa hal menarik terjadi tahun ini. Beberapa di antaranya menjadi sejarah baru. Saya merangkum serba-serbi itu dalam sebuah catatan.

Zion, Bakat Besar sejak LeBron James

Goga Bitadze punya pengalaman unik ketika menghadiri jumpa pers sehari sebelum NBA Draft 2019. Sebab, ia harus duduk di sebelah Zion Williamson yang menjadi bintang utama dalam bursa pilih itu. Ketika Bitadze duduk di kursinya, ia harus melihat wartawan mengerubungi Williamson. Sementara ia tidak mendapat atensi sebanyak itu.

Bagaimanapun, Williamson memang menyedot perhatian. Ia merupakan bakat besar yang tidak selalu muncul di NBA. Williamson bahkan digadang-gadang bisa lebih hebat dari LeBron James. Legenda-legenda NBA seperti Steve Kerr, Scottie Pippen, Charles Barkley, dan lainnya juga melihat sesuatu yang spesial padanya. Dengan ukurang tubuh dan kemampuannya, ia dianggap pemain berbakat langka. James juga mengakui itu.

New Orleans Pelicans kemudian berkesempatan untuk memilihnya di urutan pertama. Mereka bahkan tidak membutuhkan waktu sampai lima menit untuk memilih Williamson. Padahal mereka punya waktu sebanyak itu untuk memikirkan kemungkinan lain.  

Duke University dan Pilihan Pertama

Duke University rajin menyumbang pemain ke NBA. Namun, hanya ada tiga pemain yang terpilih di urutan pertama sejak 1999. Mereka adalah Elton Brand (1999), Kyrie Irving (2011), dan Zion Williamson (2019).

Brand kini menjadi sudah pensiun. Ia berkarier sebagai manajer umum Philadelphia 76ers sejak 2018. Sebelumnya, ia juga sempat menjabat sebagai konsultan pengembangan pemain Sixers dan manajer umum Delaware 87ers, tim afiliasi Sixers di G League.

Sementara itu, Irving bermain untuk Boston Celtics sejak 2017. Namun, ia berpotensi hengkang pada musim panas ini. Williamson akan meneruskan jejak mereka sebagai pemain pilihan pertama di NBA Draft.

Rekan Setim di Tiga Besar

Selain Williamson, R.J. Barrett juga menjadi pemain Duke University terpilih di NBA Draft 2019. New York Knicks memilihnya di urutan ketiga. Williamson dan Barret masuk ke dalam daftar rekan setim yang terpilih di tiga besar dalam satu tahun yang sama.

Sejauh ini, hanya ada enam rekan setim yang terpilih di tiga besar dalam satu tahun yang sama, termasuk Williamson dan Barrett. Lew Alcindor (kini Kareem Abdul-Jabbar) dan Lucius Allen dari University of California, Los Angeles (UCLA) menjadi rekan setim pertama yang melakukannya. Mereka terpilih pada NBA Draft 1969.

Setelah Abdul-Jabbar dan Allen, Jay Williams dan Mike Dunleavy Jr. (Duke University) melakukan hal yang sama pada 2002. Emeka Okafor-Ben Gordon (University of Connecticut), Anthony Davis-Michael Kidd-Gilchrist (University of Kentucky), dan Andrew Wiggins-Joel Embiid (University of Kansas) kemudian menyusul.

Pemain Jepang Pertama

Rui Hachimura mencetak sejarah sebagai pemain Jepang pertama yang terpilih lewat NBA Draft. Washington Wizards memilihnya di urutan kesembilan pada 2019. Hachimura pun senang bukan main.

Sebelum Hachimura, sebenarnya ada dua pemain Jepang yang pernah bermain di NBA. Yuta Tabuse menjadi pemain Jepang pertama di NBA. Ia tidak terpilih lewat NBA Draft, tetapi berhasil bergabung dengan Phoenix Suns pada 2004.

Yuta Watanabe kemudian menjadi pemain Jepang kedua di NBA. Ia tidak terpilih pada 2018, tetapi berhasil mendapatkan kontrak dengan Memphis Grizzlies sebagai two-way player. Watanabe pun bolak-balik dari NBA ke G League untuk membela Grizzlies dan tim afiliasinya, Memphis Hustle.

NBA Global Game

Hachimura merupakan salah satu alumni Basketball Without Borders (BWB). Selain pemain asal Jepang itu, ada pula Goga Bitadze (Georgia) dan Sekou Doumbouya (Prancis). Bitadze terpilih di urutan 18 (Indiana Pacers) sementara Doumbouya di urutan 15 (Detroit Pistons).

G League

Pelicans memilih Alen Smailagic di putaran kedua urutan 39. Smailagic merupakan pemain G League satu-satunya yang terpilih di NBA Draft 2019. Pelicans kemudian menukarnya ke Golden State Warriors. Kebetulan Smailagic bermain untuk Santa Cruz Warriors yang merupakan tim afiliasinya. Ia merupakan pemain paling muda (18 tahun) yang pernah bermain di G League.

Ivy League

Miye Oni merupakan pemain Ivy League pertama yang terpilih di NBA Draft sejak Jerome Allen pada 1995. Warriors memilih Oni di urutan 58, tetapi menukarnya ke Utah Jazz.

Akhir Penantian Anak Sang Legenda

Bol Manute Bol merupakan pemain berprospek tinggi. Namun, karena cedera kaki yang dialaminya, pamor Bol Bol jatuh. Tim-tim NBA tidak menginginkannya sampai Miami Heat memilihnya di putaran kedua urutan 44. Heat kemudian menukar Bol Bol ke Denver Nuggets. Putra legenda Manute Bol itu pun mengakhiri penantiannya.

Keponakan Dikembe Mutombo

Brooklyn Nets menggunakan hak pilih nomor 27 untuk memilih Mfioundu Kebengele. Namun, pemain Florida State University itu tidak akan bermain bersama Nets. Sebab, mereka menukarnya ke Los Angeles Clippers. Kebengele sendiri merupakan keponakan legenda NBA Dikembe Mutombo. Mutombo berkebangsaan Kongo/Amerika Serikat sementara Kebengele Kanada.

Kejatuhan Tacko Fall

Tacko Fall membuat kejutan ketika mengikuti NBA Draft Combine. Rentang lengannya mencapai 249 sentimeter. Tingginya menjulang 235 sentimeter. Ia juga termasuk salah satu pelajar yang cerdas. Ia lulus dengan membanggakan dari University of Central Florida. Seandainya karier bola basketnya tidak lancar, Fall disebut-sebut memiliki prospek kerja yang cerah.

Foto: NBA

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Menyerah di G League, Rodney Hood Pensiun & Ingin Jadi Pelatih
Pemain Bintang yang Cedera di Bulan Pertama NBA 2024-2025
Kolaborasi Unik Puma MB.04 dan Scooby Doo
Spurs Raih Dua Kemenangan Beruntun Tanpa Wembanyama 
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!