Kawhi Leonard, MVP Final, dan Peruntuh Dinasti

| Penulis : 

Toronto Raptors membawa pulang trofi juara NBA pertama mereka usai menaklukkan Golden State Warriors di gim keenam (4-2). Tak hanya bagi Raptors, gelar ini juga menandai pertama kalinya trofi Larry O’Brien keluar dari Amerika Serikat. Ya, Raptors adalah tim di luar Amerika Serikat pertama yang mampu membawa pulang gelar ini.

Setelah penyerahan trofi juara, partai final selalu menyuguhkan satu trofi lagi untuk dibawa pulang. Trofi tersebut adalah trofi Final MVP atau yang memiliki nama resmi Bill Russell NBA Finals MVP. Tidak ada peraturan yang menyebutkan bahwa pemain dari tim juara wajib membawa gelar ini, tapi selama ini hal tersebut hampir selalu terulang. Sejak pertama kali diberikan pada final NBA 1969, hanya Jerry West yang mampu membawa pulang trofi ini tanpa meraih gelar juara.

Musim ini, salah satu trofi bergengsi di NBA ini jatuh kepada Kawhi Leonard. Rasanya, bukan pilihan yang cukup sulit untuk NBA memberikan gelar ini kepadanya. Pasalnya, Kawhi memang menunjukkan performa yang konsisten selama final ini. Jangankan di final, Kawhi bahkan sangat konsisten dan vital untuk Raptors sepanjang playoff.

Sepanjang enam gim final saja, Kahwi mengemas rataan 28,5 poin, 9,8 rebound, dan 4,1 asis per gim. Secara akurasi,FG% Kawhi berada di angka 43 persen sementara 3P% menyentuh 41,6 persen. Bergeser ke statistik lanjutan, pemain berusia 27 tahun itu mencatatkan eFG%  50 persen dan TS% di angka 61 persen. Sebuah bukti kompletnya Kawhi baik secara produktifitas dan efisiensi.

Ini bukanlah gelar juara ataupun MVP final pertama yang pernah diraih Kawhi. Pada 2014, ia bersama San Antonio Spurs juga melakukan hal serupa. Spurs melibas Miami Heat dalam lima gim dan membawa pulang gelar juara. Kawhi yang masih berusia 22 tahun kala itu, berhasil menjadi peraih gelar MVP final termuda ketiga sepanjang sejarah setelah Magic Johnson dan Tim Duncan.

Namun, gelar kali ini bisa dibilang istimewa mengingat apa yang harus ia lalui musim lalu. Musim lalu, kala masih membela Spurs, Kawhi tidak sekalipun bermain di playoff. Ia bahkan tercatat hanya bermain sembilan gim sepanjang musim lantaran cedera. Beberapa pihak sempat menyebut bahwa Kawhi yang menolak untuk bermain bagi Spurs, tapi ia membantah semua hal tersebut.

“Banyak orang meragukan saya dalam dua tahun ke belakang. Beberapa dari mereka bilang saya memalsukan cedera atau tidak mau bermain untuk tim. Hal itu cukup menyakitkan bagi saya karena saya sangat mencintai permainan ini. Bersama Raptors, saya berusaha mencetak sejarah, saya berusahah membuat diri saya bahagia tanpa mempedulikan apa kata orang di luar sana,” ujar Kawhi kepada media seusai gim.

Di sisi lain, keberhasilan Kawhi mengantarkan Raptors menjadi juara juga semakin memperkukuh pamornya sebagai seorang peruntuh dinasti NBA. Ya, Warriors adalah tim kedua yang Kawhi hentikan untuk meraih three peat. Sebelumnya, di gelar pertamanya, ia menghentikan langkah Heat yang juga ingin melakukan hal serupa dengan Warriors.

Kawhi akan menyandang status sebagai restricted free agent per 1 Juli nanti. Banyak pihak mengira Kawhi hanya akan bertahan satu musim di Raptors. Namun, raihan spesial ini mungkin saja mengubah jalan cerita dan pilihan yang akan dipilih Kawhi. Menarik menunggu bagaimana masa depan Kawhi di musim mendatang. Tetapi untuk saat ini, rasanya tidak ada salahnya untuk mempersilakan Kawhi menikmati gelar juara yang layak ia dapatkan. Selamat Fun Guy! (DRMK)

Foto: NBA

 

Populer

Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas