Toronto Raptors tengah menikmati kesuksesan mereka pada 2018-2019 ini. Setelah melalui berbagai tantangan di playoff, mereka akhirnya menembus Final NBA untuk pertama kali dalam sejarah. Raptors pun akan menghadapi juara bertahan Golden State Warriors di puncak perjalanan mereka.

Kesuksesan Raptors musim ini sebenarnya tidak lepas dari peran seseorang. Dalam 48 jam setelah mereka juara wilayah, telapak tangan orang itu memerah; kepalan tangannya lelah karena tepuk tangan dari segala bentuk perayaan.

Dialah Masai Ujiri—presiden klub yang mendapat ucapan terima kasih terakhir atas kesuksesan Raptors.  

Meski begitu, Ujiri sebenarnya adalah orang pertama yang membuka jalan kepada kesuksesan itu. Raptors sukses berkat keputusan-keputusan yang dibuatnya di jeda musim lalu. Ia bahkan berani mengambil langkah riskan sampai harus melukai perasaan beberapa orang.

Pecat Dwane Casey

Ujiri berani memutus kerja sama dengan Kepala Pelatih Dwane Casey. Ia melakukan itu menyusul kegagalan Raptors di playoff 2017-2018. Tim asal Toronto itu kalah dari LeBron James dan Cleveland Cavaliers di putaran kedua. Mereka kalah disapu bersih 0-4. Padahal saat itu Casey merupakan pelatih terbaik mereka. Ia mengantarkan Raptors ke puncak klasemen Wilayah Timur dengan rekor 59-23.

Casey bahkan sangat berprestasi saat itu. Ia merupakan pelatih terbaik versi National Basketball Coach Association (NBCA). Ia juga menyabet gelar pelatih terbaik NBA 2017-2018. Namun, semua gelar itu tidak mengubah keputusan Ujiri. Ia bergeming.

Ujiri kemudian mempromosikan Nick Nurse untuk mengepalai timnya. Nurse sebelumnya adalah asisten pelatih Casey. Ia juga pernah menjadi kepala pelatih Iowa Energy dan Rio Grande Valley Vipers di G League. Nurse mengantarkan Vipers—yang merupakan tim afiliasi Raptors—menyabet dua gelar juara pada 2011 dan 2013. Ia terpilih sebagai pelatih terbaik G League pada 2011.

Dengan catatan itu, Ujiri merasa Nurse mampu mengembangkan Raptors pada 2018-2019. Ia memercayainya untuk membimbing tim ke arah yang lebih baik. Pada akhirnya, Nurse pun resmi menjadi kepala pelatih pada Juni 2018. Sementara itu, Casey merapat ke Detroit untuk menerima pinangan Pistons.

Tukar DeMar DeRozan          

Keputusan Ujiri untuk menukar DeMar DeRozan dengan Kawhi Leonard merupakan keputusan paling kontroversial saat itu. DeRozan adalah pemain terbaik Raptors. Ia sudah mengabdi kepada tim selama 10 tahun. Boleh dibilang ia merupakan wajah utama Raptors. Namun, Ujiri rupanya mengabaikan itu demi satu tujuan: Peningkatan prestasi tim.

Pada akhirnya, Ujiri mengirim DeRozan, Jakob Poetl, dan hak pilih 2019 ke San Antonio Spurs. Raptors mendapatkan Kawhi Leonard dan Danny Green. Pertukaran itu menjadi pro dan kontra. Sebab, langkah Ujiri sangat riskan mengingat kondisi Leonard.

Leonard hanya tampil sembilan kali pada 2017-2018. Ia menolak bermain dengan alasan cedera. Spurs kalang kabut tanpa jagoannya. Mereka juga sadar Leonard sudah tidak betah di sana. Sang pemain bahkan tidak mau menunggu sampai kontraknya berakhir. Ia ingin segera pindah. Ujiri memanfaatkan itu untuk merayu Spurs melakukan pertukaran.

Sayangnya, kontrak Leonard hanya tersisa satu musim. Ia bisa saja hengkang dari Toronto pada masa bebas nanti. Ujiri perlu benar-benar cerdas meyakinkan Leonard untuk tinggal. Namun, masa depan tidak ada yang menjamin. Raptors bisa saja kehilangan Leonard tanpa mendapatkan apa-apa. Itulah mengapa langkah Ujiri menukar DeRozan sangat riskan.

Buah Manis   

Setelah mempromosikan Nurse dan merekrut Leonard, sedikti demi sedikit Ujiri memetik buah manis dari apa yang ia tanam. Raptors finis di peringkat dua Wilayah Timur dengan rekor 58-24. Mereka bahkan berhasil menembus Final NBA untuk pertama kalinya.

Di musim reguler, Nurse sedikit mengekang Leonard. Ia hanya memainkannya jagoannya dalam 60 pertandingan dari total 82. Itu artinya, Leonard absen sebanyak 22 kali pada 2018-2019. Nurse menahan Leonard untuk playoff. Apalagi pemainnya itu absen hampir selama semusim pada 2017-2018. Ia jelas tidak mau terburu-buru menekan Leonard.

Nurse kemudian benar-benar melepas Leonard di putaran pertama playoff. Forwarda bernomor punggung dua itu pun meledak. Ia mengantarkan timnya mengalahkan Orlando Magic 4-1.

Leonard tidak berhenti sampai di situ. Ia juga berpengaruh besar ketika Raptors mengalahkan Philadelphia 76ers di Semifinal Wilayah Timur. Seri berlangsung sampai tujuh pertandingan. Ia mencetak rata-rata 34,7 poin selama itu.

Raptors kemudian harus melawan tim sekuat Milwaukee Bucks di final wilayah. Mereka bahkan sempat tumbang 0-2. Namun, Nurse mampu menangani timnya dengan baik. Ia memanfaatkan Leonard untuk menghancurkan Bucks. Raptors merebut empat kemenangan beruntun. Hasil itu mengantarkan mereka ke Final NBA.

Sampai titik itu, rasanya tidak ada masalah berarti yang membuat keputusan Ujiri menjadi buruk. Mereka hanya tinggal berusaha penuh mengalahkan dominasi Warriors. Raptors tinggal selangkah lagi menjadi juara. Namun, Warriors tentu saja bukanlah tim yang mudah digulingkan. Itu saja.

Setelah final, barulah Ujiri perlu memikirkan bagaimana caranya mempertahankan Leonard. Ia tahu risikonya, seharusnya ia tahu juga solusinya. Setelah melalui semua ini, ia harus menjaganya. Sebab, seperti yang ia inginkan, Raptors tidak boleh jatuh, melainkan tetap naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Foto: NBA

Populer

Scotty Pippen Jr. Bangkitkan Memori Sang Ayah di Chicago
Wemby Kembali, Spurs Menggilas Warriors
Tembakan Lebih Efisien, Nuggets Benamkan Lakers
Takluk 41 Poin! Thailand Menambah Derita Indonesia
50 Poin LaMelo Ball Tidak Berarti Dihadapan Bucks
James Harden: Setidaknya Ada 2 Gelar Jika Thunder Tidak Menukar Saya
Kelemahan Kings Makin Jelas Saat Takluk dari Clippers
Trae Young Pilih Jordan Brand
Nasihat Ice Cube untuk Bronny James
Nike Air Force 1 Low "Black Mamba" Hadir Kembali