Singapore Slingers bermain di ASEAN Basketball League sejak musim 2009-2010 hingga sekarang. Mereka sudah sembilan musim di liga, tiga kali mencapai laga final, tetapi belum pernah juara. Termasuk musim ini mereka gagal juara setelah kalah dari CLS Knights Indonesia. Ironisnya, Slingers sudah dua kali melihat lawan-lawannya mengangkat trofi di OCBC Arena, Singapura.
Singapore Slingers berdiri tahun 2006. Sejak 2006 hingga 2008, Slingers berlaga di NBL Australia. Mereka menjadi tim pertama dan satu-satunya yang berlaga di liga tersebut. Setelah musim 2008, Slingers memutuskan berhenti karena alasan biaya. Tentu yang paling besar adalah ongkos perjalanan. Setelah itu, Slingers memutuskan untuk membuat turnamen sendiri pada tahun 2009 bernama Singapore Challenge.
Slingers kemudian menjadi pendiri ASEAN Basketball League bersama Brunei Barracudas, Kuala Lumpur Dragons, Philippine Patriots, Satria Muda Britama, dan Thailand Tigers. Inilah awal perjalanan liga yang kini diikuti oleh tim-tim di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.
Slingers menduduki peringkat ketiga di ABL 2019-2010. Lalu finis di urutan keempat pada musim 2010-2011. Pada edisi tahun 2012, mereka tidak lolos playoff. Slingers hanya mengumpulkan sembilan kemenangan dari 21 pertandingan. Prestasi Slingers semakin merosot di ABL 2013. Mereka terpuruk di urutan kelima dari enam peserta dengan rekor 7-15 di musim reguler.
Di ABL 2014, prestasi Slingers meroket. Mereka bisa lolos ke semifinal dengan rekor 12-8. Sayangnya, Slingers kalah 0-2 dari Hi-Tech Bangkok City. Kemudian wakil Thailand tersebut menjadi juara ABL 2014 setelah menang 2-0 dari Westports Malaysia Dragons di babak final.
Pencapaian di musim 2014 membuat mereka bertekad lebih serius mengejar gelar juara. Slingers akhirnya mendapatkan tanda tangan Xavier Alexander. Pemain asal Amerika Serikat yang pernah membela Oklahoma City Blue di NBA G-League (2013-2015).
Sejak Xavier datang, Slingers semakin kuat. Slingers langsung melaju final ABL 2015-2016. Namun saat itu mereka kalah 2-3 dari Westports Malaysia Dragons. Di musim keduanya (2016-2017), Xavier juga berhasil membawa Slingers kembali ke final. Meski pun akhirnya gelar juara ABL 2016-2017 direbut oleh Hong Kong Eastern Long Lions. Slingers kalah 1-3 di partai puncak. Laga terakhir berlangsung di OCBC Arena, Singapura.
Musim 2017-2018, Slingers gugur di perempat final, setelah kalah 0-2 dari Mono Vampire. Saat itu Mono memang luar biasa. Mereka punya Sam Deguara, Jason Brickman, dan Mike Singletary. Mono pun bisa melaju ke final pada musim 2017-2018.
"Kami telah mengalami pasang-surut selama tiga tahun terakhir. Saya berharap untuk terus membangun tim ini menjadi lebih baik. Tidak hanya untuk tampil di final, tapi juga memenangkan satu gelar ABL untuk Singapura," begitulah kata Xavier sebelum memulai musim 2018-2019, dikutip dari aseanbasketballleague.com.
Slingers musim ini tampil luar biasa. Mereka menduduki peringkat ketiga di klasemen akhir dengan rekor pertandingan 16-10. Slingers mengalahkan Macau Black Bears (2-1) di playoff putaran pertama. Kemudian menumbangkan Hong Kong Eastern Basketball League (2-0) di babak semifinal, sebelum bertemu CLS Knights.
Xavier mencetak rata-rata 21,2 poin, 8,7 rebound, dan 7,9 asis. Lebih istimewa lagi, musim ini ia dinobatkan sebagai MVP World Import. Namun gelar individu tersebut kurang lengkap tanpa trofi juara. Slingers gagal di final untuk ketiga kalinya. Mereka kalah 2-3 dari CLS Knights Indonesia. Tim yang baru dua musim bermain di ABL. Faktanya, Slingers kalah setelah momentum kebangkitan CLS Knights lewat tripoin Wong Wei Long. Bintang Slingers yang pernah bermain sejak musim 2009-2010 hingga 2017-2018.
Slingers sudah sembilan musim bermain di ABL dan tiga kali tampil di partai final. Faktanya, mereka sudah dua kali melihat lawannya berpesta di OCBC Arena, Singapura. Pada musim 2016-2017, Slingers melihat Hong Kong Eastern mengangkat trofi ABL setelah kalah 1-3. Sementara musim ini, CLS Knights giliran merayakan juara ABL di rumah Slingers. (*)
Foto: ASEAN Basketball League