“Ketemu ‘kan jawabannya?” Kata Fictor Gideon Roring ketika Pelita Jaya EMP Jakarta memastikan diri sebagai juara IBL 2017. Pelatih yang akrab disapa Coach Ito ini menyindir tulisan di Mainbasket setelah Game 2, kemarin.
Masih berlaga di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta, melalui laga yang ketat dan menegangkan, Pelita Jaya EMP Jakarta yang kalah telak di Game 2 (82-62) bangkit dan memberikan perlawanan yang sangat berbeda. Pertahanan Pelita Jaya kokoh dan membuat para pemain Satria Muda Pertamina Jakarta kesulitan menjalankan skema-skema serupa Game 2. Pelita Jaya memenangkan Game 3 dengan kedudukan 72-62 (2-1).
Awal kuarter pertama berjalan sangat meyakinkan bagi Satria Muda. Tepat di permainan pertama (play), Carlos Smith sukses memasukkan dua poin pertama bagi Satria Muda. Tembakan tripoin dari Christian Ronaldo Sitepu dan tembakan dua angka dari Vamiga Michel langsung membawa Satria Muda unggul 7-0. Situasi ini langsung membuat Kepala Pelatih Pelita Jaya Johanis Winar alias Coach Ahang mengambil time out.
Time out Coach Ahang berbuah baik. Tidak hanya menyamakan kedudukan menjadi 7-7, Pelita Jaya menutup kuarter pertama dengan kedudukan 18-13.
"Waktu time out saya katakan ke pemain, 'Kenapa harus buru-buru? Mainlah seperti permainan Pelita Jaya yang biasa,'" jelas Coach Ahang.
Di kuarter kedua, Pelita Jaya kembali memainkan Faisal J. Achmad. Pengalaman Faisal membuat serangan-serangan Pelita Jaya di bawah komandonya lebih tenang. Pelita Jaya memperbesar keunggulan menjadi 36-26 di akhir kuarter kedua.
Seperti halnya Game 2, Satria Muda kembali mencoba merebut momentum di awal kuarter ketiga. Usaha ini sempat berhasil dengan tambahan empat poin dari Carlos Smith. Sayangnya, momentum ini tidak berlanjut karena dipotong oleh tembakan layup Respati Ragil Pamungkas.
Pertarungan sengit berlangsung di kuarter ketiga. Skema pertahanan penuh di semua ruang lapangan malah berbalik dilakukan oleh Pelita Jaya. Sesuatu yang diakui oleh Coach Ahang tidak pernah ia lakukan selama IBL 2017.
Rotasi pemain Pelita Jaya juga berjalan baik dengan pembagian kombinasi peran antara Daniel Wenas dan Faisal, serta Respati Ragil dan Amin Prihantono. Keunggulan Pelita Jaya melebar menjadi 63-48.
“Kami kesulitan mencari momentum,” ungkap Kepala Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh. “Kami sempat dapat sedikit-sedikit di kuarter empat. Tapi mereka main bagus sekali.”
Di kuarter empat, kondisi tim Satria Muda semakin ringkih ketika Arki Dikania Wisnu dan Carlos Smith berada pada kondisi foul trouble. Hardianus kemudian terperangkap di kondisi serupa pada menit keempat. Dari tertinggal 19 poin, Satria Muda sempat berhasil mengejar hingga selisih delapan angka. Beruntung, Pelita Jaya berhasil mempertahankan ketenangan hingga mengunci kemenangan.
Kore White bermain spektakuler dengan kumpulan 25 poin, 18 rebound dan 7 asis. Adhi Pratama dan Ragil masing-masing mengemas 13 poin. Di kubu Satria Muda, Carlos Smith terbanyak dengan 14 poin dan 9 rebound. Hardianus menyusul dengan 12 poin dan 8 rebound.
“Pemain berjuang sampai habis. Pujian untuk mereka semua. Bukan saya,” komentar Coach Ahang.
Coach Ahang juga berterima kasih kepada rekannya Fictor G. Roring yang menjadi penasehatnya sejak Seri 1 di Surabaya. “Coach Ito (Fictor) sangat membantu saya. Dia kasih masukan banyak untuk tim ini.”
Performa hebat juga ditunjukkan oleh Daniel Wenas. Bermain tenang, Daniel mencetak 4 poin, 2 rebound dan 1 asis.(*)
Foto: Hari Purwanto