“Begitu bola masuk, terlalu lama bola di tangan kami. Ketika trap datang, kami harusnya passing lebih cepat. Kami sudah di-press, baru bolanya di-passing ke luar. Itu yang harus kami evaluasi lebih jauh.”
Kalimat tersebut disampaikan oleh kepala pelatih Pelita Jaya EMP Jakarta Johanis Winar mengomentari kesulitan timnya keluar dari jebakan Satria Muda di hampir sepanjang pertandingan. Gagalnya Pelita Jaya memecahkan persoalan ini membuat Satria Muda beberapa kali mendapat keuntungan. Ujungnya, Satria Muda menang 83-63, dan memaksa laga Final IBL 2017 berlanjut ke pertandingan ketiga.
Berlangsung di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta, Pelita Jaya yang sudah unggul 1-0 dalam rangkaian Final ini sebenarnya menutup kuarter kedua dengan kedudukan 39-32. Keunggulan ini tak lepas dari permainan gemilang pemain veteran Faisal J. Achmad. Faisal mencetak lima poin di kuarter kedua.
Kuarter kedua ditutup oleh tembakan tiga angka Carlos Smith dari pojok kanan pertahanan Pelita Jaya. Pelita Jaya memang unggul tujuh angka di akhir kuarter kedua. Namun skuat Coach Johanis Winar ini terlihat belum mampu menjawab beberapa pertanyaan sulit yang dilontarkan Satria Muda sejak kuarter pertama.
“Pertanyaan” atau masalah pertama yang diberikan Satria Muda kepada Pelita Jaya adalah pertahanan ketat satu lapangan alias full court press defense. Tidak hanya di dalam lapangan, pertanyaan ini pun masih sulit dijawab Coach Johanis Winar hingga pertemuan di ruang konferensi pers. "Itu yang harus kami evaluasi lebih jauh," mengulang kutipannya di atas.
Sepanjang pertandingan, setiap kali Pelita Jaya memulai serangan dari daerah pertahanan, dua pemain Satria Muda langsung menutupi pemain yang menerima bola. Satu pemain lain menutup akses operan ke arah pemain Pelita Jaya lainnya.
Pola ini sudah dimainkan Satria Muda bahkan sejak laga pertama di C-Tra Arena Bandung. Ketika pola pertahanan ini berjalan, dua sampai tiga pemain Pelita Jaya sudah berada di area serang (pertahanan Satria Muda). Akibatnya, para pemain Pelita Jaya yang masih ada di area bertahan kesulitan keluar dari perangkap (trap) para pemain Satria Muda.
Taktik bertahan Satria Muda ini sukses mematikan Pelita Jaya. Pelita Jaya melakukan 22 kali turn over. Beberapa di antaranya adalah karena kesulitan keluar dari jebakan ini. Dari 22 turn over, Pelita Jaya “menyumbang” 28 poin untuk Satria Muda. Angka turn over yang tinggi ini juga yang membuat serangan Satria Muda begitu sporadis. Satria Muda sampai mampu melepaskan 70 kali tembakan sementara Pelita Jaya hanya 52 kali.
“Pertanyaan” kedua Satria Muda yang tidak ditemukan jawabannya oleh Pelita Jaya berbentuk sosok-sosok bernama Vamiga Michel dan pemain terbaik alias MVP IBL 2017 Arki Dikania Wisnu.
Vamiga hanya bermain selama tiga menit di kuarter kedua. Saat itu, ia sudah melakukan tiga kali foul. Di saat yang sama, Arki juga tidak bermain sama sekali. Di kuarter kedua inilah Pelita Jaya leluasa mempertahankan keunggulan dan menambah 23 poin lagi.
Memasuki kuarter ketiga, kepala pelatih Satria Muda Youbel Sondakh kembali langsung memasukkan Vamiga. Pertahanan ketat Vamiga dan serangan efektifnya membuat Satria Muda langsung berlari sejauh 8-0. Satria Muda langsung berbalik unggul 40-39 saat laga kuarter tiga belum genap tiga menit.
Ketika Vamiga ditarik ke luar, Satria Muda memutuskan kembali memainkan Arki. Walau sempat melakukan unsportsmanlike foul kepada Daniel Wenas, Arki kembali tak terhentikan. Empat tembakan gratis berturut-turut dilahap oleh sang MVP menjelang akhir kuarter ketiga. Empat tembakan gratis yang masuk dari Arki ini adalah momentum kebangkitan Satria Muda yang mulai tak terbendung dan semakin besar di kuarter keempat.
“Pertanyaan” ketiga adalah Kevin Yonas Sitorus. Sejak semifinal melawan CLS Knights Surabaya, ada yang berubah dari gaya permainan Kevin Yonas. Ia mulai sering mengancam dari luar garis tiga angka, dan hasilnya luar biasa efektif.
Anehnya, Pelita Jaya seperti tidak mengantisipasi peran baru Kevin Yonas. Pemain yang sebelumnya banyak bermain di bawah ring ini malah sering bebas di luar garis tiga angka.
Di kuarter empat Satria Muda memasukkan enam kali tripoin. Setengahnya berasal dari moncong senapan Kevin Yonas. Satria Muda yang tertinggal 7 angka di awal kuarter ketiga berbalik unggul dan menang dengan selisih 20 poin di akhir kuarter empat. Penyebabnya hanya satu, Pelita Jaya tidak mampu menjawab tiga pertanyaan sulit dari Satria Muda di atas.
Pertanyaan serupa kemungkinan besar akan kembali diberikan Satria Muda di laga final pamungkas besok. Pelita Jaya sudah harus memberi jawaban yang tepat. Jika tidak, kita akan tahu hasil akhirnya.(*)
Foto: Hari Purwanto
3 Pertanyaan Satria Muda yang Tak Bisa Dijawab Pelita Jaya (Game 2 Final IBL 2017)
07 May 2017 00:40
| Penulis : Rosyidan