Earvin “Magic” Johnson menampakkan diri ketika para wartawan mengerubungi Kepala Pelatih Luke Walton. Mereka tengah melakukan wawancara sebelum pertandingan di Staples Center, Los Angeles, California, Selasa 9 April 2019 waktu setempat. Johnson kemudian masuk ke tengah-tengah untuk berbicara sesuatu.
Staf hubungan masyarakat Lakers sebenarnya sempat mencegah Johnson. Namun, ia tidak menghiraukannya. Presiden klub itu tetap melakukannya.
“Saya hendak mengundurkan diri sebagai presiden,” kata Johnson seperti dikutip Tania Ganguli, Los Angeles Times.
Johnson mengundurkan diri dari posisi yang dijabatnya sejak 21 Februari 2017. Ia tidak ingin lagi menjadi presiden karena lebih menikmati diri sebagai pebisnis. Johnson tampak melakukan itu dengan spontan. Ia bahkan mengumumkan pengunduran diri tanpa membicarakannya dengan pemilik klub, Jeanie Buss.
“Ini keputusan sulit,” kata Johnson. “Saya menangis sebelum datang ke mari. Saya hampir menangis sekarang. Sulit rasanya meninggalkan organisasi yang saya cintai. Sulit karena saya menyukai orang seperti Jeanie. Dan saya tidak ingin mengecewakannya. Saya menyukai Luke. Jadi, saya telah memutuskan. Dan itu keputusan sulit.”
Johnson mengundurkan diri karena beberapa faktor. Ia, misalnya, tidak ingin meminta Buss memecat Walton. Ia lelah dengan membuat keputusan seperti itu. Ia tidak ingin lagi membuat keputusan nasib orang lain.
“Saya ingin bersenang-senang lagi. Saya ingin menjadi saya sebelum mengambil pekerjaan ini lagi,” kata Johnson.
Sang Presiden akan senang melihat Walton tetap menjadi kepala pelatih Lakers. Ia juga akan senang melihat Rob Pelinka tetap menjadi manajer klub. Namun, itu bukan wewenangnya. Buss tetap berkuasa untuk menentukan masa depan klubnya. Pengunduran diri Johnson tidak benar-benar memengaruhi posisi Walton maupun Pelinka di klub itu. Itu bahkan tidak mengubah Lakers tiba-tiba menjadi lebih baik.
Lakers kalah di pertandingan terakhir di NBA 2018-2019. Portland Trail Blazers menumbangkan mereka dengan skor 104-101. Lakers terdampar di peringkat 10 dengan rekor 37-44. Mereka tidak berhasil ke playoff lagi sejak 2013-2014. (GNP)
Foto: NBA