Indra Muhammad dan Yerikho Tuasela, dua pemain Pacific Caesar Surabaya, mestinya ikut membela tim di babak playoff IBL pada 1-3 Maret 2019 mendatang. Namun, belum sempat menyicipi satu pertandingan pun, mereka sudah terkena masalah dengan timnya sendiri. Mereka mendapat sanksi larangan mengikuti kegiatan basket di mana pun dan apa pun dengan jangka waktu tiga tahun dari Pacific pada Selasa 26 Februari 2019.
Sehari setelah surat keterangan sanksi beredar, Pacific segera mengambil langkah mediasi. Direktur Utama Irsan Susanto membawa Indra dan Yerikho ke kantor Mainbasket di Surabaya Town Square untuk menjelaskan duduk perkara sekaligus mencari solusinya. Sebab, Irsan mengatakan, masalah ini cukup dilematik bagi Pacific.
Baca juga: Pacific Caesar Sanksi Yerikho dan Indra Muhammad Tiga Tahun
Sebelum masuk ke inti masalah, Irsan dan kedua pemain itu sempat menjelaskan kronologi kejadian yang membuat sanksi itu muncul. Menurut Irsan, Indra dan Yerikho mendapat sanksi lantaran tidak mengindahkan aturan yang melarang mengikuti kegiatan di luar IBL tanpa seizin klub. Pasalnya, Pacific saat ini tengah bersiap menuju playoff IBL. Mereka tidak mau pemainnya mengalami kejadian yang tidak diinginkan ketika mengikuti kegiatan di luar IBL tadi.
"Kami tentu tidak menjatuhkan sanksi begitu saja,” kata Irsan ketika mediasi di kantor Mainbasket. “Kami sudah melakukan diskusi dengan pemilik klub serta pelatih. Karena kami punya pengalaman yang kurang menyenangkan dengan kasus seperti ini.”
Irsan mengatakan, Pacific tidak ingin pengalaman kurang menyenangkan itu terulang lagi. Sebab, musim lalu, mereka sempat didenda IBL karena memberi izin kepada Anindya Putra dan Oki Hidayat untuk mengikuti kegiatan di luar liga. Keduanya masing-masing didenda Rp20 juta setelah mengikuti turnamen antarkampung.
“Saya pikir waktu itu (karena) kami sudah tidak lolos ke babak berikutnya. Jadi, tidak masalah kalau pemain kami ikut kegiatan di luar. Ternyata itu dianggap pelanggaran oleh liga. Karena saat itu musim masih begulir, dan belum final," lanjut Irsan.
Kali ini, Pacific berusaha mencegah hal serupa terulang lagi. Apalagi mereka baru akan menghadapi playoff. Ketika undangan datang kepada dua pemainnya, Pacific tentu menolak. Namun, undangan justru datang tanpa melalui prosedur sehingga kejadian seperti ini pun harus terjadi.
Cerita Indra dan Yerikho berawal dari panitia turnamen basket di Tulungagung yang meminta mereka menjadi bintang tamu. Panitia menghubungi kedua pemain secara langsung tanpa melalui klub. Klub baru menerima surat permintaan pada 21 Februari 2019. Surat itu sendiri bertanggal 12 Februari 2019. Acaranya berlangsung pada 23 Februari 2019.
Pihak Pacific segera membalas surat tersebut ketika mereka menerimanya. Isinya menyatakan tidak memberikan izin kepada Indra dan Yerikho karena mereka sedang fokus persiapan playoff di Batam. Ternyata kedua pemain tersebut tidak mengindahkan keputusan klub.
"Sebenarnya, sebelum berangkat pun, kami sudah dilarang oleh pihak klub, tapi kami nekad berangkat," kata Yerikho, saat menceritakan duduk permasalahannya. "Saya pikir, saat itu tidak mengganggu jadwal latihan. Sebab, kami hari Sabtu libur latihan."
Alasan Pacific tidak memberi izin sebenarnya juga didasari ketidakjelasan surat yang dikirim panitia. Dalam surat tersebut tidak ditulis jenis kegiatannya. Padahal Pacific bisa saja memberi izin seandainya pemainnya hanya mengikuti meet and greet dengan penggemar.
"Kami tidak tahu jenis kegiatannya. Kalau hanya tanda tangan, foto-foto, meet and greet dengan penggemar tentu kami izinkan. Tapi, kalau turun ke lapangan, tentu kami jelas melarangnya," kata Irsan.
Akibat tidak mengindahkan aturan klub, sanksi pun dijatuhkan. Sesuai bunyi sanksi tersebut, Indra dan Yerikho tidak boleh mengikuti kegiatan basket selama tiga tahun. Irsan mengatakan, sanksi itu sudah maksimal. Ia juga memberi sanksi sesuai aturan Perbasi, bukan semena-mena.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Hukum PP Perbasi George Dendeng mengatakan, aturan sanksi pemain itu tidak diatur Perbasi. Menurutnya, Pacific memberi sanksi kepada kedua pemainnya atas dasar pertemuan internal mereka. Namun, klub secara hukum memang berhak untuk memberi sanksi apabila pemainnya melanggar perjanjian.
“Tidak ada itu,” kata George soal aturan tadi. “Semua berdasarkan yurisdiksi masing-masing. Perbasi akan menurunkan sanksi apabila terkait langsung dengan timnas, keabsahan keanggotaan daerah pemain, dan lain-lain yang bersentuhan langsung dengan Perbasi.”
Kendati demikian, vonis sudah dijatuhkan. Pacific tetap memberi sanksi kepada Indra dan Yerikho. Kedua pemain itu juga mengaku bersalah atas kejadian ini.
Baca juga: Alasan, Lanjutan Nasib, dan Respon di Balik Sanksi Pemain Pacific
"Saya mengakui bahwa yang saya lakukan itu salah. Sehingga saya akan menerima konsekuensinya," ucap Indra.
Ketika melakukan mediasi di kantor Mainbasket, pihak Pacific akhirnya memberikan solusi untuk kedua belah pihak. Mereka tetap memberi sanksi sebagai bentuk ketegasan klub dan menghormati komitmen yang sudah disepakati. Namun, manajemen, pemilik, serta pelatih Pacific sepakat untuk memberi keringanan atas sanksi tersebut.
"Kami memang tidak mau memperburuk masalah ini. Tujuan kami tidak mematikan karir pemain. Sanksi diberikan agar memberi efek jera pada pemain. Supaya mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama," tegas Irsan. "Skorsing tiga tahun tetap kami berikan. Indra dan Yerikho sudah mengaku salah. Mereka juga membuat pernyataan tertulis untuk tidak mengulang kesalahan. Bersedia menanggung konsekuensi, serta penalti yang diberikan klub."
Pacific memberi keringanan sanksi dengan beberapa syarat. Selama masa skorsing, Indra dan Yerikho harus tetap berlatih jika ingin gaji mereka tetap dibayarkan. Selain itu, ada opsi sanksi dicabut, apabila pelatih membutuhkan tenaga mereka. Itu pun dengan catatan pemainnya sudah mengubah sikap mereka.
"Keputusan ada di tangan pelatih. Kalau pelatih bilang main, ya boleh main. Sanksi bisa dicabut kapan saja. Terutama saat Indra dan Yerikho menunjukkan kelakuan yang baik," lanjut Irsan.
Lalu, bagaimana dengan nasib dua pemain Pacific itu di playoff IBL? Ternyata Indra dan Yerikho tetap tidak akan bermain. Karena pihak Pacific ingin berlaku adil pada semua pemain. Tindakan indisipliner seperti itu bukan sekali ini terjadi. Mereka merasa mesti bertindak tegas kali ini. Indra dan Yerikho baru bisa bermain di musim selanjutnya karena kontrak mereka masih ada sampai saat itu. (tor/GNP)
Foto: Hariyanto