Honda DBL Indonesia All-Star 2018 meneruskan kegiatan mereka di Amerika Serikat. Setelah berlatih bersama James Hunt kemarin, kali ini mereka berlatih di tempat berbeda. All-Star mendapat pengalaman berharga di Mamba Sports Academy (MSA) di kawasan Thousand Oaks, Los Angeles, California, Jumat 22 Februari 2019 waktu setempat.

Pelatihan di MSA ini memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan pelatihan dari James Hunt. Bersama James Hunt, tim All-Star dipaksa untuk memperbaiki detail gerakan fundamental. Sementara itu, di MSA, para pelatih melatih para bintang untuk menggunakan fundamental basket di dalam berbagai skenario permainan, terutama dalam penyelesaian.

Dee Pinkard, AJ Moye, Jonathan Davis, dan Hannah Ascencig kali ini menjadi pelatih dalam pelatihan Honda DBL Indonesia All-Star di MSA. Mereka berempat memiliki jam terbang yang tinggi dalam karir kepelatihan. Dee dan AJ bahkan menjadi pelatih tim Honda DBL Indonesia All-Star tahun sebelumnya.

Di sesi pertama latihan, dua lapangan basket yang terletak bersebelahan dijadikan empat pos latihan. Tiap lapangan dibagi menjadi dua stasiun atau pos. Begitu pula dengan timnya. Masing-masing tim putra dan putri dibagi menjadi dua. Keempat pelatih Honda DBL Indonesia All-Star juga dibagi untuk membantu di setiap pos.

Di pos pertama, materinya adalah pemantapan ball handling. Dan di pos kedua, materinya adalah dribbling. Di lapangan kedua, materinya berkutat pada penyelesaian serangan, yaitu post up finishing dan shooting finishing.

Keempat pos terlihat santai. Seluruh materi yang diberikan adalah kemampuan dasar pebasket. Namun, bukan berarti apa yang diberikan kepada All-Star tidak sebanding dengan nama besar MSA itu sendiri. Justru sebaliknya.

Sebagai akademi olahraga, para pelatih MSA tahu benar bagaimana membuat para atlet binaannya dapat menyerap semua ilmu yang diberikan dalam sesi latihan. Meski tidak ada teriakan dan sempritan peluit, seperti saat latihan bersama James Hunt sehari sebelumnya, latihan tetap berada pada koridor pakem MSA: menumbuhkan Mamba Mentality pada setiap atlet.

Nilai tersebut memang diadaptasi dari pemiliknya, Kobe Bryant, legenda NBA dari klub Los Angeles Lakers. Mereka ingin tim All-Star memiliki mental seperti Kobe: selalu mengejar potensi terbaik melalui kerja keras, keputusan cerdas, dan tidak pernah beralasan.

Maka, dalam latihan tersebut, seluruh pelatih mengawasi dengan saksama gerak tubuh setiap pemain. Bagaimana kaki mereka bergerak lalu berhenti, posisi kaki saat menapak, ayunan tangan kala membawa bola, busungan dada, pegangan pada bola, hingga arah tatapan mata pemain.

Saddam Asyruna, garda tim putra Honda DBL Indonesia All-Star dari SMA Kharisma Bangsa Tangerang, mengungkapkan, ini adalah latihan ketangkasa terbaik yang pernah dia ikuti. “Ini tuh penting banget. Mereka benar-benar memperhatikan gerakan kita gimana, finishing kita gimana. Ternyata saya masih punya banyak kekurangan yang selama ini nggak saya sadari,” ujarnya.

Setelah sesi pertama, latihan masih terus berlanjut hingga sesi ketiga. Tiap sesi tetap berhubungan dengan empat pos latihan yang sudah dilaksanakan di awal. Namun, dengan tingkat kesulitan yang berbeda.

Dee Pinkard, pelatih MSA yang turun tangan menangani tim All-Star, mengatakan, dirinya melihat kemampuan yang luar biasa dari pada anggota tim. Namun, kemampuan itu banyak yang belum tergali dengan maksimal.

“Saya menyaksikan setiap gerakan mereka. Mereka sangat baik. Namun, saya harap mereka mau untuk terus mengulang apa yang sudah mereka pelajari di sini. Karena itu penting. Saya sangat yakin potensi mereka sangat besar,” ungkap Dee.

“Apalagi kami selalu berkeinginan agar setiap atlet yang kami tangani punya Mamba Mentality di dalam diri mereka.”

Latihan ini akan semakin memantapkan tim Honda DBL Indonesia All-Star yang akan mengikuti turnamen Dtermine Your Destiny National Tournament di Get It Done Sports Arena di Corona, California, sejak pagi sampai sore nanti. Setelah itu, mereka akan menonton laga NCAA Divisi I antara University of Oregon melawan University of California Los Angeles (UCLA) di basket hall kampus UCLA. (GNP)

Komentar