“Main posisi apa/berapa?”

“Lu kan tinggi nih, lu jadi senter aja.”

“Yang bawa bola lu aja, lu kan kecil.”

Kalimat-kalimat di atas sering terlontar saat sekelompok orang akan memulai bermain basket. Mungkin lebih terpatnya sekelompok orang yang baru bertemu di kala itu. Karena jika sudah sering bertemu, rasanya Anda sudah tahu gaya bermain orang tersebut dan di posisi apa ia bermain. Namun, sebenarnya seberapa penting posisi bermain basket tersebut?

Secara tradisi yang sudah berkembang, ada tiga pembagian posisi yang kerap tertulis di penjelasan basket. Pemain bertubuh kecil identik dengan posisi garda (guard), yang cukup tinggi menjadi forwarda (forward), yang sangat tinggi atau besar menjadi senter (center).

Namun, tradisi tersebut mulai coba didobrak oleh pelaku basket dewasa ini khususnya di Amerika Serikat dan negara-negara basket maju lainnya. Ambil contoh NBA, seiring keberhasilan Golden State Warriors membangun dinasti mereka dengan skuat yang terbilang kecil dalam postur, tim-tim lain juga berupaya melakukan hal yang sama. Hal ini lebih akrab dikenal dengan sebutan positionless basketball.

Positionless basketball  membuat seolah lima pemain yang berada di lapangan mampu melakukan segala tugas yang biasanya di klasifikasikan berdasarkan posisi mereka. Deretan para garda biasanya tak banyak mendapatkan perubahan dengan skema baru ini. Mereka tetap mengemban tugas sebagai panjangan tangan strategi pelatih, pembawa bola utama tim, dan beberapa sebagai pencetak angka.

Yang paling sering mendapatkan perubahan dengan skema baru ini adalah deretan forwarda dan senter. Seperti ulasan sebelumnya yang menyinggung tentang budaya baru di NBA, tripoin adalah salah satu faktor masuknya positionless basketball. Deretan forwarda dan senter yang kental aromanya dengan penetrasi dan kekuatan mereka, kini berbondong-bondong mempersenjatai diri dengan akurasi tripoin mumpuni. Ditambah dengan kemampuan melantun (dribble) bola yang juga semakin baik, sebuah tim NBA sekarang seolah memiliki lima pemain garda dengan tinggi yang berbeda-beda.  

Banyak cara yang dilakukan oleh tim-tim NBA atau bahkan pemain itu sendiri untuk menyempurnakan positionless basketball mereka. Mulai dari latihan di jeda musim hingga percobaan di saat musim berjalan. Cara yang kedua memang terdengar cukup bertaruh, tapi tak sedikit pemain yang justru berkembang saat percobaan dilakukan di musim reguler.

Terbaru, pemain yang sedang dalam masa percobaan bergeser posisi adalah Justise Winslow. Berlabel small forward, Winslow mulai dicoba oleh Kepala Pelatih Miami Heat, Erik Spoelstra, sebagai garda utama (point guard). Alasannya awalnya bisa dibilang sederhana, karena tim ini kehabisan deretan garda mereka.

Cedera yang melanda Goran Dragic dan Dion Waiters memaksa Spoelstra harus melakukan gebrakan. Alih-alih mengambil pemain baru dengan status pemain bebas (free agent), Spoelstra memaksimalkan pemain yang ada dengan menggeser Winslow ke posisi tersebut.

Menariknya, secara angka, Winslow memang menunjukkan perubahan yang cukup signifikan sejak mulai sering dicoba di posisi ini pada akhir bulan November lalu. Dari 30 laga yang sudah ia mainkan, ia mencatatkan 11,6 poin, 5,3 rebound, 3,7 asis, dan 1,2 steal per gim.

Meski tak seluruhnya ia mainkan sebagai pembawa bola utama, Winslow sudah menunjukkan peningkatan luar biasa dari tahun lalu khususnya untuk angka asis. Musim lalu, dari 68 laga, ia menorehkan 2,2 asis per gim. Bagian terbaiknya adalah fakta bahwa Winslow menorehkan angka-angka di atas dengan menit bermain yang serupa dengan musim pertamanya, 28,6 menit per laga.

“Akan banyak tantangan ke depan dengan posisi baru in, tapi bagi saya yang terpenting adalah bagaimana cara Anda membaca situasi di lapangan,” ujar Winslow tentang perubahannya kepada allucanheat.com. “Semua akan membaik seiring waktu, saya yakin. Kami memiliki beberapa pemain lain yang juga mampu mengemban beberapa posisi sekaligus dan ini pertanda yang baik. Bagi saya pribadi, saya sudah beradaptasi dengan baik tapi masih harus memperbaiki kemampuan saya melindungi bola dari lawan,” imbuhnya.

Jauh sebelum Winslow, sebenarnya ada beberapa pemain yang pernah melakukan perubahan ekstrem serupa. Yang terdekat saya rasa dalah Giannis Antetkounmpo. Mundur ke belakan saat Jason Kidd masih menangani tim di musim 2015-2016.

Dengan sebab yang sama seperti Winslow, Kidd menggeser Antetkounmpo menjadi garda utama (point guard) di paruh kedua musim. Meski gagal membawa Bucks lolos ke playoff, perubahan ini  membawa Antetkounmpo mendapatkan perhatian besar dari pecinta NBA. Selain itu, dalam perubahan tersebut, pemain asal Yunani tersebut berhasil menorehkan lima tripel-dobel dan secara tak langsung menambah ketangkasan Antetkounmpo hingga membuatnya menjadi pemain yang cukup menyeramkan seperti sekarang.

Satu lagi pemain yang mungkin bisa dibilang terus mengalami perubahan peran dan posisi sepanjang karirnya adalah Sang Raja, LeBron James. Mundur ke musim pertama James masuk ke NBA, ia tak sepenuhnya berperan sebagai seorang forwarda. Bahkan, James lebih banyak beroperasi sebagai garda, khususnya garda tembak. Hal tersebut cenderung karena Cleveland Cavaliers memiliki stok forwarda yang ckup melimpah kala itu.

Seiring berjalannya waktu, bapak tiga orang anak ini menahbiskan diri menjadi salah seorang forwarda terbaik sepanjang sejarah NBA. Musim lalu, setelah kepergian Kyrie Irving dan tak ada garda pengganti yang mumpuni, James lantas mengambil peran sebagai garda utama. Ia mengontrol keseluruhan permainan Cavaliers dan menjadi seorang fasilitator yang apik.

Lantas perannya kembali berganti kala George Hill datang mengisi posisi garda utama dan Kevin Love mengalami cedera. James bertransformasi menjadi seorang senter yang atletis dan menyulitkan lawan untuk menentukan siapa pemain yang harus menjaganya. Kini bersama Lakers, James kembali ke posisi yang sepertinya paling lama ia mainkan, small forward.

Kemampuan bermain di berbagai posisi bisa menjadi jalan untuk seorang pemain masuk ke jajalan elit NBA. Hal ini juga menjadi nilai lebih bagi sang pemain bahkan hingga menaikkan harga pemain itu secara harfiah saat pasar pemain bebas tiba. Selain itu, tim yang dinaungi pun akan semakin diuntungkan bila pemain-pemain seperti ini semakin banyak. Terakhir, kualitas liga dan pertandingan-pertandingannya pun juga akan semakin menarik untuk ditonton. Sekali lagi bukti bahwa NBA tak pernah berhenti menghadirkan inovasi di berbagai lini.

Foto: Heat.com, Twitter, @NBA, @lakers

 

 

Populer

Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Suasana Ruang Ganti Sixers Memanas
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Grizzlies Hajar Sixers, Pelatih Taylor Jenkins Pecahkan Rekor Waralaba
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025