LeBron Raymone James Sr. memperingati ulang tahun ke 34 hari ini (30 Desember 2018). Sepak terjangnya di ranah NBA tak perlu dipertanyakan lagi. Salah satu faktor yang mendongkrak kepopulerannya adalah kontrak kerja sama seumur hidup dengan Nike. Dalam hal ini, lini Nike LeBron menjadi bahasan utama mengingat itu yang nanti akan ia wariskan ke generasi selanjutnya saat pensiun.
LeBron lahir dari seorang ibu bernama Gloria. Ia melahirkan anak pertamanya saat berusia 16 tahun. Ayahnya, Anthony McClelland, hampir tidak berkontribusi dalam kehidupannya karena catatan kriminal yang panjang. Masa-masa kecilnya begitu keras hingga Gloria terpaksa menitipkan bocah lelakinya di bawah asuhan seorang pelatih Sepakbola Amerika (American Football) bernama Frank Walker. Walker-lah yang mengenalkan LeBron kecil pada olahraga basket saat berusia sembilan tahun.
Ia lalu mendapat tiga sahabat bermain basket semasa kecil: Sian Cotton, Dru Joyce III, dan Willie McGee. Mereka kemudian dijuluki “Fab Four” dan bersama-sama menempuh SMA di St. Vincent-St. Mary (SVSM). Keputusan itu terbilang berani mengingat SVSM kala itu berstatus sekolah swasta dengan mayoritas murid berkulit putih. Meski begitu, keempat remaja tersebut berhasil mengharumkan nama sekolah melalui olahraga basket yang ditekuni. Tentu bakat LeBron James-lah yang paling menonjol dari yang lain. Kiprahnya secara langsung berdampak pada meningkatnya jumlah penonton setiap tim SVSM bertanding.
Tak ayal, media olahraga Amerika Serikat berlomba mengangkatnya sebagai tajuk. Majalah Sports Illustrated (SI) memajang foto LeBron sebagai sampul untuk edisi Februari 2002. SI menjulukinya sebagai “The Chosen One”. Selang setahun, majalah SLAM melalui pewarta Ryan Jones mengadakan wawancara dengannya untuk edisi 54. Pada edisi tersebut, ia menjadi pengisi rubrik pemain muda berbakat sementara Shaquille O’Neal bergaya sebagai bintang sampul.
Paparan media, obyek pembicaraan, serta sebutan sebagai pebasket muda terbaik melambungkan namanya. LeBron James mulai diperhitungkan sebagai atlet yang layak menjadi duta produk bagi kalangan sponsor. Reebok, adidas, dan Nike pada 2003 terang-terangan mengutarakan minatnya. Meski begitu, LeBron memilih Nike karena ingin mengikuti jejak Michael Jordan selaku pebasket yang ia kagumi.
Nike secara resmi mengontrak LeBron James selama tujuh tahun bernilai AS$ 90 juta ditambah AS$ 10 juta sebagai bonus per 22 Mei 2003. Kontrak itu diperpanjang hingga seumur hidup pada 2010 dengan nilai lebih dari AS$ 350 juta, belum termasuk honorarium yang didapat dari penjualan pernak-pernik Nike LeBron. “Kami sudah memantaunya sejak lama serta telah melakukan penelitian dan rencana pengembangan untuknya. Ini merupakan kontrak terbesar yang pernah dilakukan Nike sepanjang sejarah,” tutur E. Scott Morris menggambarkan momen perekrutan tersebut pada ESPN. Morris berstatus karyawan Nike dan kini menjabat sebagai Desainer Senior Divisi Nike Basketball.
Nike Air Zoom Generation / AZG (2003-2004)
Per 18 Oktober 2003, Sang Raja -julukan LeBron James- diwajibkan memakai sepatu Nike saat bertanding dan tampil di depan awak media. Nike AZG adalah sepatu pertama yang ia kenakan sebagai ruki. Tidak tanggung-tanggung, ia langsung meraih gelar Rookie of the Year. Secara desain, AZG terinspirasi dari sepatu boot militer yang dipakai para tentara Amerika Serikat.
Nike Zoom LeBron 2 (2004-2005)
Sepatu ini membawanya hingga level tertinggi. Ia tampil pertama kali di laga NBA All-Star tahun 2005 dengan Nike Zoom LeBron 2. Fitur tali Velcro sebagai pendukung kerapatan sepatu jadi panel paling ikonik pada edisi ini.
Nike Zoom LeBron 3 (2005-2006)
Konsep sepatu basket gemuk (chunky sneakers) masih jadi dasar perumusan bentuk sepatu LeBron James. Pengembangan utama terletak pada sol Zoom Air yang memanjang di sekujur sol dengan struktur lubang tali sepatu terinspirasi dari Air Jordan 11.
Nike Zoom LeBron 4 (2006-2007)
Cangkang Foamposite diinisiasi untuk sepatu Penny Hardaway pada 1996. Setelah tenggelam sekian lama, Nike memutuskan kenalkan kembali inovasi tersebut lewat edisi keempat Nike LeBron. Hanya terdapat tiga panel besar yang menjadi struktur utama bagian atas sepatu ini.
Nike Zoom LeBron 5 (2007-2008)
Pada era ini, bentuk sepatu basket cenderung gemuk dengan sol tebal dan bagian atas berbahan kulit. Bedanya, LeBron 5 menerapkan bahan plastik Phylon dan Phyposite yang merupakan evolusi dari bahan Foamposite. Tali Velcro di bagian atas sepatu dipertahankan mengingat sang pemain kala itu masih berstatus pemain eksplosif.
Nike Zoom LeBron 6 (2008-2009)
Sepatu ini menuai kritik karena dianggap sebagai yang terberat dari para pendahulunya. Meski demikian, LeBron mampu tampil apik bersama Cavaliers meski harus rela melepas gelar kepada Orlando Magic. Omong-omong, siluet sepatu ini mengambil dari desain Nike Air Force 1 Hi sementara bagian heel counter berbahan plastik karbon terinspirasi dari Nike Zoom Kobe 1 Protro.
Nike Zoom LeBron 7 (2009-2010)
Jason Petrie selaku desainer menggunakan teknologi FlyWire di bagian atas. Terdapat 23 kawat tipis yang mengitari area punggung kaki untuk memaksimalkan kerapatan sepatu. Musim ini, LeBron harus gigit jari setelah kalah 4-2 atas Boston Celtics yang sukses curi gelar juara. Walau begitu, LeBron dinobatkan sebagai MVP kedua.
Nike Air Max LeBron 8 (2010-2011)
Kawat FlyWire tetap digunakan di sini. Perubahan dilakukan Petrie untuk bagian sol dengan menempatkan bantalan yang terinspirasi dari Air Max 360. Postur sepatu berkerah tinggi, mengindikasikan eksplosivitas LeBron yang masih baik.
Nike Zoom LeBron 9 (2011-2012)
Sepatu ini jadi saksi kepindahannya ke Miami Heat. Secara desain dan struktur, edisi sembilan tidak jauh berbeda dengan edisi delapan. Meski demikian, pengembangan tetap dilakukan. Kawat FlyWire terikat pada plastik Hyperfuse untuk bagian atas dengan gabungan bantalan Zoom Air di bagian depan serta Air Max 180 di bagian tumit.
Nike Zoom LeBron 10 (2012-2013)
Nike memperkenalkan aplikasi Nike+ Basketball di tahun yang sama dengan perilisan edisi 10. Oleh karenanya, sepatu ini bisa tersambung dengan produk digital asal Nike tersebut. Secara teknologi, tidak ada yang berubah. Hanya bantalan Air Max dihilangkan dan diganti dengan sebuah bantalan Zoom Air besar.
Nike LeBron 11 (2013-2014)
Sepatu ini dirilis berdekatan dengan Nike KD 6 dan Nike Zoom Kobe 9. Dari ketiganya, sepatu LeBron James dinilai paling layak dipakai untuk basket luar ruang. Meski tampak besar, Nike berhasil membuat sepatu basket LeBron James jauh lebih ringan. Hal itu merupakan dampak dari efektivitas yang dihasilkan dari segala aspek termasuk di antaranya sol yang dibuat setipis mungkin.
Nike Zoom LeBron 12 (2014-2015)
Meski penuh dengan inovasi, desain sepatu yang terlalu besar dan gemuk membuat publik kurang bisa menerima sepatu LeBron James. Begitupun edisi 12. Desainnya, bagi sebagian orang, kurang nyaman dikenakan untuk keperluan bergaya atau kasual. Meski sang pemain empat kali berturut-turut masuk final, status itu tidak merubah pandangan masyarakat tentang sepatunya.
Nike LeBron 13 (2015-2016)
Panel paling unik berada di samping sepatu: plastik Hyperfosite berbentuk Bunga Semanggi. Desain itu terbilang unik. Walau begitu, siluet ini masih terlalu jauh dikenakan sebagai sepatu kasual. Alhasil, penjualan mereka lebih mengarah ke pemain basket.
Nike LeBron 14 (2016-2017)
Perubahan desain secara masif telah dilakukan. Sayangnya, sepatu yang seharusnya dirilis awal musim 2016-2017 harus mundur hingga Januari ‘17. Atas kejadian itu, lagi-lagi sepatu LeBron James kurang meraih atensi luas. Alih-alih menerapkan Hyperfosite, tim desainer Nike mulai menggunakan bahan nilon dan mesh sebagai bahan atas.
Nike LeBron 15 (2017-2018)
Miskomunikasi internal pada siluet sebelumnya jadi lecutan untuk memperbaiki lini Nike LeBron. Komitmen itu dibuktikan dengan perilisan edisi 15. Mereka memperbaiki struktur bagian sepatu dan menerapkan strategi pemasaran lebih matang. Salah satunya adalah edisi khusus yang tergabung dalam #LeBronWatch.
Nike LeBron 16 (2018-…)
Edisi 15 memuaskan sang pemain. Oleh karena itu, tidak banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Jason Petrie dan tim hanya menyempurnakan beberapa bagian demi tercapainya edisi 16. Edisi 16 tampak lebih ramping dan menyudut dari pendahulunya. Sepatu ini sekaligus sebagai saksi kepindahannya ke Los Angeles Lakers setelah berkontribusi besar untuk Cleveland Cavaliers.
Foto: Nike, SLAM, NBAE/Getty Images