Menyimak komentar dua pelatih yang kini berada di Final IBL 2016 sangatlah menarik. Kepala pelatih Pelita Jaya EMP Jakarta Benjamin Alvarez Sipin III adalah sosok yang selalu mencoba tenang setiap kali berjumpa dengan wartawan. Sebaliknya, Wahyu W. Jati (CLS Knights Surabaya) sedikit lebih berapi-api.
Coach Benji, sapaan akrab kepala pelatih Pelita Jaya, selalu berusaha menjelaskan apa yang terjadi di lapangan dengan cukup rinci. Namun di ujung penjelasan, bagi Coach Benji, kemenangan, walau hanya satu angka adalah kemenangan. Tak berbeda dengan menang hingga 20 poin atau lebih.
Hal serupa ia katakan ketika timnya kalah di Game 2 kali ini (59-54). Kalah lima poin adalah juga kekalahan. Tetapi ia mencoba menghibur diri setidaknya di Game 1 Pelita Jaya menang tujuh angka.
âKami kalah lima poin, kemarin kami menang tujuh poin. Dan besok adalah perang!â Tegas Coach Benji.
âStrategi kami tadi kurang lebih sama (dengan Game 1). Kami berhasil mematikan Sandy. Lihat saja, dia cetak berapa poin? Hanya empat. Tidak ada yang terlalu buruk dengan permainan kami. Jamarr cetak 24 poin, dia (menunjuk ke Brandon Jawato) juga mencetak 24 poin.â
Strategi Coach Benji di Game 1 adalah membatasi ruang gerak Jamarr Johnson, Mario Wuysang dan Sandy Febiyansyakh. Siasat ini kurang lebih berhasil saat itu. Karena CLS Knights agak terhambat dalam melakukan transisi serangan cepat.
Mengantisipasi dengan intensitas tinggi performa Sandy membuat para pemain Pelita Jaya sedikit ragu-ragu dalam menanggapi pemain yang justru menjadi pelapis Sandy dan bekerja sangat baik di Game 2, Katon Adjie Baskoro.
Tampil kurang dari tujuh menit di kuarter kedua, Katon memasukkan 100 persen tembakan-tembakannya. Ia mengemas delapan angka dari dua kali tripoin dan satu kali tembakan dua angka.
Bila Coach Benji melihat Game 2 dengan pandangan semuanya berjalan cukup baik hanya saja kadang ada yang bermain baik dan ada yang bermain buruk, lain halnya dengan Wahyu W. Jati. Kepala pelatih CLS Knights Surabaya ini tahu betul apa yang membuat timnya menang. Dan itu berasal dari pelita Pelita Jaya yang tidak benar-benar menyala.
âMereka (Pelita Jaya) tidak percaya diri. Mereka tidak memperlihatkan tanda-tanda bahwa mereka akan menang hari ini,â ujar Coach Wahyu sambil juga menegaskan kebanggaannya kepada para pemain cadangan yang mampu memberikan performa sangat baik.
âTahu siapa yang percaya diri di sana? Cuma Amin (Prihantono) yang percaya diri di sana. Makanya saya katakan ke Sandy untuk tidak melepas Amin. Dia sangat-sangat percaya diri. Yang lainnya biasa-biasa saja, cetak poin ya sudah. Bagus bagi kami tentunya.â
Menjelang Game 3, tidak ada penegasan spesifik dari Coach Wahyu tentang hasil akhirnya. Komentar menarik justru datang dari Brandon Jawato dan Sandy Febiyansyakh.
"Saya akan bermain dan mengeluarkan semua kemampuan saya. Semoga kami kompak, mengikuti instruksi pelatih dan kemudian menang," ujar Brandon Jawato.
Sebelumnya, dengan pertanyaan yang sama, Sandy hanya memberi jawaban singkat, "Kami menang."
Foto: IBL
"Mereka (Pelita Jaya) tidak percaya diri. Hanya Amin yang percaya diri." Wahyu W. Jati (Game 2 Final IBL 2016)
29 May 2016 00:07
| Penulis : Rosyidan