IBL 2016 memang belum rampung. Masih menyisakan dua seri lagi ditambah babak playoff.

Sejauh ini, banyak pujian dilayangkan kepada Starting 5 sebagai penyelenggara liga. IBL berhasil meneruskan standar penyelenggaraan NBL Indonesia dengan baik. Di beberapa aspek bahkan mungkin lebih baik.

Sedikit keluhan tetap ada terdengar. Namun tidak signifikan. Umumnya mengeluhkan harga tiket yang dirasa relatif mahal.

Masukan lain yang juga sempat terdengar adalah sedikitnya pertandingan-pertandingan profesional yang digelar di luar pulau Jawa. Musim ini, IBL tidak mengadakan satu seri pun di luar pulau Jawa.

Enam seri IBL 2016 berlangsung di kota-kota besar di pulau Jawa. Jakarta, Malang, Yogyakarta, Semarang, Bandung dan Surabaya. Kota-kota tersebut memang sudah langganan menjadi tuan rumah basket profesional sejak lama.

Masukan atau harapan-harapan dari para penggemar IBL di luar pulau Jawa ini rupanya sampai juga kepada Komisioner IBL Hasan Gozali.

"Kalau ditambah serinya, saya kira tahun depan memungkinkan untuk ditambah seri. Soal menggelar di luar Jawa, memang banyak permintaan yang datang pada kami, tentu akan kami pertimbangkan," ucap Hasan.

Musim lalu, NBL Indonesia 2014-2015 menggelar pertandingan di Bali dan Batam. Bali juga beberapa kali menjadi tuan rumah seri-seri NBL Indonesia. Liga yang hanya berlangsung selama lima musim tersebut juga sempat mengunjungi Palembang di musim kedua (2011-2012).

IBL era lampau juga tercatat pernah menyambangi kota-kota seperti Makassar, Lampung, Pekanbaru dan lain-lain.

Animo pecinta basket di luar pulau Jawa sebenarnya tak kalah riuh. Kenyataannya bisa kita lihat misalnya pada beberapa pergelaran turnamen basket yang baru diadakan beberapa waktu lalu.

L-Men 3x3 di GOR Tunas Bangsa Makassar berlangsung semarak. Beberapa kota lain di luar pulau Jawa juga menyambut kegiatan ini dengan antusias.

Lalu ada Honda DBL setiap tahunnya yang kini sudah menyentuh 25 kota di 22 provinsi. Setiap GOR selalu penuh oleh penonton.

"Sangat memungkinkan untuk menggelar pertandingan di luar Jawa. Hanya saja kami harus kembali berhitung soal biaya," sambung Hasan. "Kalau banyak pihak yang membantu, sangat mungkin."

Bantuan dari banyak pihak memang sangat memungkinkan membuat gelaran IBL di luar Jawa terwujud lebih cepat.

Saat menggelar NBL Indonesia di Palembang, PT DBL Indonesia sebagai penyelenggara tidak mendapat dukungan dana dari pemerintah setempat. Biaya penyelenggaraan murni berasal dari pihak DBL.

Hal berbeda terjadi pada Seri Batam di musim 2014-2015 lalu. PT DBL Indonesia mendapatkan bantuan dari pihak pemilik arena (Hi-Test Arena). Agar NBL Indonesia singgah ke Batam, pemilik arena memberi banyak kemudahan bagi penyelenggara.

Mangupura Cup 2014 adalah nama lain dari Preseason Tournament NBL Indonesia 2014 lalu. Turnamen yang diadakan di GOR Purna Krida Kerobokan Bali ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah Badung, Bali.

Pola-pola seperti ini sepertinya diharapkan juga oleh Hasan Gozali. Bila pemangku kepentingan daerah setempat bersedia membantu penyelenggaraan IBL, tentu saja ini akan semakin meringankan pembiayaan.

Beberapa GOR basket di luar pulau Jawa juga cukup bagus, seperti Hi-Test Arena di Batam, PSCC di Palembang dan Rumbai Sport Center Pekanbaru di Riau.

Ke depan Hasan berencana untuk mengajak pemerintah daerah untuk bekerjasama.

Semoga bisa segera terwujud.(*)

 

Gambar: CLS Knights Surabaya di GOR Merpati Denpasar Bali. 

 

Komentar