Setelah menyelenggarakan kompetisi antarpelajar di seluruh Nusantara, DBL Indonesia kini menggelar Honda DBL Camp 2018. Mereka mengundang 303 peserta yang terdiri dari 125 putra, 125 putri dan 53 pelatih untuk datang ke pemusatan latihan di Surabaya. Honda DBL Camp itu sendiri telah resmi dibuka hari ini, Selasa 27 November 2018, di DBL Academy, Pakuwon Mall, Surabaya, Jawa Timur.
Setelah acara pembukaan, para campers—sebutan untuk pemain—pun diwajibkan mengikuti beep test. Kegiatan itu dilakukan untuk menguji ketahanan fisik para pemain. Oleh karena itu, para campers diharapkan bisa fokus mengikuti tantangan pertama mereka di Honda DBL Camp. Apalagi bagi mereka yang ingin lolos ke 12 besar (Honda DBL All-Star 2018) untuk mendapat kesempatan terbang ke Amerika Serikat.
Darryl Sebastian, camper asal SMA Bukit Sion Jakarta, misalnya, ingin kembali ke jajaran All-Star setelah tahun lalu berhasil meraih itu. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan keduanya untuk terbang lagi ke Amerika Serikat. Darryl pun ingin berusaha lebih giat lagi daripada sebelumnya.
“Saya ingin ada perubahan dari cara bermain, cara shooting atau apa—secara tekniklah,” kata Darryl saat pembukaan di DBL Academy. “Saya ingin berusaha lebih keras karena tahun ini, katanya, campers-nya lebih hebat.”
Selain Darryl, camper putri asal SMAN 8 Malang, Faizzatus Shoimah, juga kembali merasakan Honda DBL Camp setelah masuk ke jajaran All-Star pada 2017 lalu. Ia memiliki misi yang sama untuk merasakan All-Star lagi di tahun ini. Apalagi ini merupakan kesempatan terakhirnya berkecimpung di ajang DBL. Tahun depan, Faizzatus akan lulus dari SMA.
“Semoga tahun ini bisa masuk All-Star lagi,” kata dara berusia 17 tahun itu tentang targetnya.
Untuk sampai ke sana, Faizzatus mengatakan, dirinya harus menambah semangatnya. Apalagi ia sekarang tidak latihan di tempat yang sama. Tahun ini, Faizzatus dkk. akan berlatih di lapang DBL Academy dengan fasilitas baru yang lebih megah di Pakuwon Mall. Lapangannya saja diimpor dari Amerika Serikat dengan standar lapangan yang biasa digunakan di NBA.
“Lapangan baru, teman-teman baru, jadi harus lebih semangat lagi,” ujar Faizzatus lagi.
Sementara para campers diuji, para pelatih memasuki kelas khusus bersama pelatih dari World Baketball Academy (WBA) Australia di ruangan terpisah. Mereka mendapat bimbingan dari Pelatih Shane Froling. Namun, Froling tentu saja bukan satu-satunya pelatih WBA yang hadir di Surabaya. Ia justru datang bersama rombongan Andrew Vlahov, pelatih WBA sekaligus legenda basket Australia, seperti: C.J. Jackson, Mark Heron, dan Makailah Dyer.
Para peserta akan mendapat bimbingan WBA dan DBL saat mengikuti pemusatan latihan ini selama lima hari (27 November-1 Desember). Mereka akan melalui seleksi untuk mendapat hasil akhir 24 All-Star (putra dan putri) plus 4 pelatih.
Ada tiga tahap seleksi: 50 besar, 24 besar, lalu 12 besar. Sementara itu, jajaran pelatih akan diseleksi dari 53 peserta ke 12 besar, lalu mengerucut ke 4 orang terpilih yang akan mendampingi tim All-Star. (GNP)
Foto: Dika Kawengian