Dwane Casey, Kembali ke Toronto dengan Kepala Tegak

| Penulis : 

Dwane Casey boleh saja “diusir” dari Toronto, tetapi ia tidak benar-benar dilupakan. Para penggemar Raptors masih menyisakan tempat untuknya di hati mereka. Hal itu tampak jelas ketika Casey kembali ke kota yang membesarkan namanya. Ia mendapat sambutan hangat dari para penggemar Raptors di tribun Scotiabank Arena, Toronto, Ontario, Kanada, Amerika Serikat, Rabu 14 November 2018 waktu setempat.

Kendati begitu, Casey pulang bukan untuk membela Raptors. Ia justru datang dengan skuat barunya, Detroit Pistons, dan mencuri satu kemenangan di laga tandang dengan skor 106-104. Toronto kali ini sudah bukan lagi rumah sepenuhnya meski rasanya masih tetap seperti itu.

Bagaimanapun, Casey sempat menjadi seorang Raptors. Ia bernaung di bawah nama itu selama tujuh tahun sampai ia dipecat pada Mei 2018. Padahal Raptors sudah seperti anak yang ia rawat sendiri. Ia pernah menaruh banyak perhatiannya untuk tim paling utara di liga itu. Ia bahkan sangat mengenal mereka. Baginya, Raptors tampak tidak banyak berubah meski sebenarnya ada pergantian wajah di skuat utamanya.

“Saya mengakui kedatangan Leonard dan Danny Green itu bagus sekali,” kata Casey usai pemanasan kepada awak media, seperti dikutip situs berita Kanada, Sportsnet.

“Mereka mendapat tambahan Kawhi Leonard dan Danny, dua starter dari sebuah tim juara, para defender. Namun, saya tidak melihat banyak perubahan karena mereka menjalankan permainan yang sama seperti empat, lima tahun ke belakang. Tidak banyak yang berubah dari sudut pandang itu.”

Karena sangat hafal dengan permainan Raptors, Casey pun membuat timnya yang sekarang ini memenangkan pertandingan. Padahal mereka sempat tertinggal 19 poin sampai akhirnya Pistons mampu membayar itu lewat serangan bertubi-tubi, termasuk tembakan terakhir (buzzer beater) Reggie Bullock yang memenangkan pertandingan. Mereka bisa melakukan itu berkat pengalaman pelatihnya yang kini berusia 61 tahun itu.

“Rasanya menyenangkan. Saya senang dengan para pemain,” kata Casey, dikutip dari CBC Sports. “Kami tertinggal 19 poin, tetapi kami tidak menyerah. Begitulah kami setiap malam, kami bekerja keras untuk melakukan itu dan malam ini kami berhasil mengalahkan tim yang sangat bagus.”

Raptors memang bagus. Mereka merengkuh 12 kemenangan dari 15 pertandingan dan bertengger di peringkat satu klasemen sementara Wilayah Timur pada 2018-2019 ini. Musim lalu, mereka bahkan menjadi tim terbaik di wilayah itu dengan rekor 59-23. Itu merupakan kemenangan terbesar Raptors selama berlaga di NBA. Casey pun dinobatkan sebagai pelatih terbaik NBA, pelatih terbaik versi National Basketball Coaches Association (NBCA), sekaligus kepala pelatih tim NBA All-Star (Eastern) pada 2018.

Dalam sejarah Raptors, tidak ada pelatih sehebat Casey. Pria kelahiran 17 April 1957 itu menjadi satu-satunya pelatih yang bisa membawa Raptors ke level ini. Ia telah mengeluarkan klub asal Kanada itu dari kesulitan mereka sehingga Raptors bukan lagi tim semenjana. Kini mereka merupakan salah satu tim papan atas yang namanya patut diperhitungkan dalam perbincangan kandidat juara.

  

Kendati begitu, Casey tidak serta merta langsung membawa Raptors menjelma tim hebat. Di dua musim pertamanya, ia juga sempat gagal membuat Raptors lolos ke playoff. Pada akhirnya, mereka harus pasrah absen di babak itu dalam lima musim beruntun sejak 2008-2009.

Casey baru berhasil memperbaiki timnya pada 2013-2014 lewat upaya membangun ulang skuat selama tiga musim. Kehadiran DeMar DeRozan dan Kyle Lowry menjadi suntikan motivasi mereka untuk keluar dari kesulitan, sehingga mereka bisa melaju ke playoff lagi.

Sejak itu, Raptors pun tidak pernah absen di playoff sekalipun.

Sayangnya, untung tak bisa diraih malang tak bisa ditolak, manajemen memutuskan untuk mengakhiri kerja samanya dengan Casey pada medio 2018. Manajemen merasa Sang Pelatih tidak lagi bisa meningkatkan kemampuan Raptors untuk bersaing sebagai kandidat juara di era modern ini. Oleh karena itu, mereka pun memecatnya, lalu menggantinya dengan Nick Nurse yang sebelumnya hanyalah seorang asisten pelatih.

Pertandingan Pistons melawan Raptors hari ini pun jadi semacam pertarungan antara guru dan muridnya. Casey sekali ini menunjukkan kualitasnya, tetapi di lain waktu, mungkin, Nurse bisa melangkahi gurunya. Sampai waktu itu datang, Casey hanya perlu menikmati hari ini sebagai salah satu hari terbaiknya. Bagaimanapun, kemenangan Pistons dari Raptors di Scotiabank itu boleh jadi sebuah karma bagi Masai Ujiri dan jajaran manajemen. Merekalah dalang yang membuat Casey (juga DeMar DeRozan) terpaksa pergi dari Toronto.

Foto: NBA

Populer

Lakers Selama Ini Mencari Sosok Dalton Knecht
Dalton Knecht Menggila Saat Lakers Tundukkan Jazz
Tripoin Franz Wagner Gagalkan Kemenangan Lakers
Hasil Rapat Sixers Bocor, Paul George & Joel Embiid Kecewa
LeBron James Hiatus dari Media Sosial
Luka Doncic Cedera, Kabar Buruk Bagi Mavericks
Shaquille O’Neal Merana Karena Tidak Masuk Perbincangan GOAT
Perlawanan Maksimal! Indonesia Kalah dari Korea di Tujuh Menit Terakhir!
Tyrese Maxey Buka-bukaan Soal Kondisi Internal Sixers
Rencana NBA Pakai Format Pickup-Style untuk All-Star Game 2025